Vale Canada dan Sumitomo Disebut Tawarkan 14% Saham INCO

Kementerian ESDM mengungkapkan hingga saat ini belum tercapai kesepakatan harga dari pelepasan 14 persen saham Vale Indonesia (INCO)

oleh Elga Nurmutia diperbarui 29 Agu 2023, 22:06 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2023, 22:03 WIB
IHSG Ditutup Melemah 0,74 Persen ke Level 6.812
Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining Co Ltd (SMN) memiliki kewajiban untuk divestasi saham. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining Co Ltd (SMN) sepakat melepas 14 persen saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) kepada Holding BUMN Pertambangan, MIND ID. 

Meski demikian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut hingga saat ini belum tercapai kesepakatan harga dari pelepasan 14 persen saham Vale Indonesia tersebut.

"Sepanjang para pihak belum mendiskusikan terkait dengan harga, Vale Canada dan SMN fleksibel mengenai harga sebagai bagian dari paket kesepakatan yang luas," kata Plt Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Muhammad Wafid dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Selasa (29/8/2023).

Dia bilang, tawaran 14 persen saham tersebut sesuai dengan proposal divestasi yang diajukan Vale Indonesia. 

"Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining memiliki kewajiban sebesar 11 persen, dan menawarkan lebih tinggi menjadi 14 persen," ujar dia.

Dengan demikian, komposisi pemegang saham PT Vale Indonesia Tbk usai Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining melakukan divestasi sebesar 14 persen kepemilikannya menjadi sebagai berikut:

- MIND ID dari 20 persen menjadi 34 persen sebagai pemegang saham terbesar

- Vale Canada Ltd sebanyak 43,79 persen menjadi 33,29 persen

- Sumitomo Metal Mining dari 15,03 persen menjadi 11,53 persen

- Vale Japan Limited, 0,54 persen

- Publik sebesar 20,64 persen

Di sisi lain, ia mengungkapkan, proses pengembangan usaha akan berada di bawah dewan komisaris untuk mempercepat pengembangan proyek pada masa mendatang.

"Vale Canada memberikan kendali operasional PT Vale, direktur operasi dan kesepakatan rencana bisnis jangka panjang," kata dia. 

 

Vale Indonesia Gandeng Perusahaan China Bangun Fasilitas Pengolahan Nikel

PT Vale Indonesia
PLTA Balambano telah mendukung proses transisi energi dari PT Vale Indonesia dimana dapat mengurangi penggunaan tenaga fosil pada aktivitas tambang. (Dok. PT Vale Indonesia)

Sebelumnya, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) meneken perjanjian kerja sama definitif untuk proyek pembangunan fasilitas pengolahan dengan teknologi High-Pressure Acid Leaching (HPAL) di Sorowako.

Adapun perjanjian kerja sama yang dimaksud dilakukan dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co. Ltd (Huayou) dan PT Huali Nickel Indonesia (Huali) pada 25 Agustus 2023 untuk proyek pembangunan fasilitas pengolahan nikel dengan teknologi High-Pressure Acid Leaching (HPAL).

Hal tersebut sejalan dengan visi Indonesia untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

"Proyek ini akan mengambil dan mengolah bijih limonite kadar rendah sebagai mineral yang berperan penting dalam pembuatan baterai kendaraan listrik,” tulis Sekretaris Perusahaan Vale Indonesia Filia Alanda dalam keterbukaan informasi, Selasa (28/8/2023).

Berlokasi di Malili, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, fasilitas pengolahan ini akan dibangun dengan target produksi tahunan total 60.000 ton produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) yang nantinya akan diolah menjadi baterai kendaraan listrik.

Sementara itu, tidak ada dampak informasi atau fakta material ini terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha emiten.

Pada penutupan perdagangan Selasa, 29 Agustus 2023, saham INCO melonjak 0,42 persen ke posisi Rp 6.000 per saham. Saham INCO dibuka naik 50 poin ke posisi Rp 6.025 per saham. Saham INCO berada di level tertinggi Rp 6.025 dan terendah Rp 5.975 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.458 kali dengan volume perdagangan 60.727 saham. Nilai transaksi Rp 36,4 miliar.

 

Kinerja Semester I 2023

Vale Indonesia
Pendirian Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Sawerigading Wallacea yang dibangun PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) sebagai usaha untuk memastikan ekosistem asli tetap terjaga dan menjaga biodiversitas di daerah tambang. (Dok. Vale Indonesia)

Sebelumnya, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2023. Pada periode tersebut, Vale Indonesia membukukan pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (28/7/2023), perseroan membukukan pendapatan USD 658,97 juta atau sekitar Rp 9,93 triliun (kurs Rp 15.067,50 per USD).

Pendapatan itu naik 16,73 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 564,54 juta. Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan naik menjadi USD 438,49 juta dari USD 356,31 juta pada Juni 2022. Meski begitu, laba kotor perseroan masih tumbuh 5,88 persen menjadi USD 220,47 juta pada semester I 2023, dibanding semester I 2022 yang tercatat sebesar USD 208,22 juta.

 

"Pendapatan Grup meningkat 17 persen pada semester I 2023, terutama karena volume pengiriman yang lebih tinggi sebesar 6.208 t pada periode ini. Namun demikian, Beban Pokok Pendapatan Grup juga meningkat dari USD 356,3 juta pada semester I 2022 menjadi USD 438,4 juta pada semester I 2023, terutama disebabkan oleh konsumsi bahan bakar dan harga diesel yang lebih tinggi," ujar CEO dan Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk, Febriany Eddy.

 

 

Aset Perseroan

PT Vale Indonesia
Teknisi PT Vale Indonesia mengamati proses produksi listrik yang dihasilkan oleh PLTA Balambano sebagai salah satu sumber energi terbarukan dari tambang di Luwu Timur. (Dok. PT Vale Indonesia)

Pada paruh pertama tahun ini, perseroan membukukan laba usaha USD 198,59 juta atau naik 1,57 persen dibandingkan posisi Juni 2022 sebesar USD 195,52 juta. Setelah dikurangi biaya keuangan dan beban pajak penghasilan, perseroan mengukuhkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 168,52 juta atau sekitar Rp 2,54 triliun.

Laba ini naik 12 persen dibandingkan laba periode yang sama tahun lalu sebesar USD 150,46 juta. ”Kami berhasil mempertahankan laba positif berkat kelancaran pelaksanaan operasi kami,” imbuh Febriany.

Dari sisi aset perseroan hingga 30 Juni 2023 tercatat sebesar USD 2,81 miliar, naik dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar USD 2,66 miliar. Liabilitas ikut naik menjadi USD 345,85 juta dari USD 303,34 juta pada Desember 2022. Bersamaan dengan itu, ekuitas hingga 30 Juni 2023 naik menjadi USD 2,43 miliar dari USD 2,35 miliar per akhir tahun lalu.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya