Liputan6.com, Jakarta - Emiten bank kakap kompak berada di zona merah pada penutupan perdagangan Selasa, 12 September 2023. Lantas, bagaimana pergerakan harga saham emiten bank kakap tersebut?
Mengutip RTI, harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 0,27 persen ke level Rp 9.100 per saham pada Selasa, 12 September 2023. Harga saham BBCA juga terkoreksi 1,36 persen dalam seminggu terakhir dan 2,67 persen dalam sebulan terakhir.
Baca Juga
Akan tetapi, harga saham BBCA menguat 6,43 persen secara YtD atau sejak awal tahun.Berikutnya, harga saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) merosot 0,92 persen ke level Rp 5.375 per saham pada penutupan perdagangan saham.
Advertisement
Namun, dalam sepekan terakhir, harga saham BBRI turun 4,44 persen. Harga saham emiten ini juga turun 4,87 persen dalam sebulan terakhir. Terlepas dari itu, sejak awal tahun hingga hari ini (year to date/YtD), harga saham BBRI menguat 8,81 persen.
Sementara itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), harga saham bank pelat merah ini terkoreksi 0,84 persen ke level Rp 5.875 per saham pada Selasa pekan ini.
Sepekan terakhir, harga saham BMRI bergerak turun 3,69 persen sedangkan dalam sebulan terakhir turun 1,26 persen. Adapun sejak awal tahun, harga saham BMRI telah melesat 18,39 persen YtD.
Berikutnya, harga PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) juga merosot 1,59 persen ke level Rp 9.300 per saham pada Selasa (12/9/2023). Dalam sepekan terakhir, harga saham BBNI turun 3,38 persen, sedangkan dalam sebulan terakhir saham emiten ini naik 1,09 persen. Secara YtD atau sejak awal tahun, harga saham BBNI meningkat 0,81 persen.
Cetak Kinerja Keuangan Positif, Simak Rekomendasi Saham Emiten Bank BUMN
Sebelumnya, Himpunan Bank Milik Negara atau Himbara (Mandiri, BRI, BNI, dan BTN) berhasil mencetak kinerja positif hingga akhir Juni 2023.
Pada periode tersebut, mayoritas emiten bankBadan Usaha Milik Negara (BUMN) membukukan kenaikan pendapatan maupun laba. Lantas, bagaimana prospek saham emiten Bank BUMN hingga akhir 2023?
Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mencermati saham emiten perbankan memiliki prospek yang cerah. Ini mengingat adanya sejumlah sentimen positif mampu mendongkrak harga sahamnya.
"Kalau kita melihat emiten perbankan top 4 juga yang termasuk banking yaitu sektor keuangan sangat kondusif dengan fundamental dengan rasio kunci yang masih aman dan valuasi yang masih menarik (undervalued),” terang Arjun kepada Liputan6.com, Jumat (8/9/2023).
Ditambah lagi, emiten sektor perbankan dibayangi oleh sentimen positif dari pertumbuhan ekonomi Tanah Air dan permintaan kredit yang naik cukup signifikan.
Dengan demikian, Arjun merekomendasikan beli untuk saham BBRI dengan target harga Rp 5.750 per saham.
Dihubungi terpisah, pengamat Pasar Modal Desmond Wira mencermati emiten perbankan BUMN masih memiliki potensi yang menjanjikan. Hal ini didukung oleh pencapaian kinerja yang terus tumbuh dan adanya sejumlah sentimen positif.
"Sentimen ekonomi Indonesia yang masih tumbuh positif ikut mendongkrak saham-saham bank BUMN,” kata Desmond.
Bagi para investor, ia merekomendasikan buy on weakness untuk saham BBNI, BMRI, dan BBRI.
"Untuk pilihan saham bisa dicoba BBNI, karena PBV masih 1,25 kali dibanding saham big bank lainnya seperti BMRI 2,4 kali BBRI 2,9 kali,” ujar dia.
Sejalan dengan Desmond, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menilai, emiten perbankan BUMN masih memiliki prospek positif. Sebab, bank BUMN terbantu oleh sentimen positif dari peningkatan government spending (pengeluaran dana pemerintah) maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Advertisement
Didukung Makro Ekonomi
Selain itu, saham emiten bank BUMN juga bakal terdongkrak oleh perekonomian Tanah Air di mana pemerintah berhasil menjaga ekonomi domestik. Alhasil, permintaan kredit perbankan pun ikut naik.
Meski demikian, ia menilai emiten perbankan BUMN tetap dibayangi sentimen dari global, yakni kebijakan suku bunga yang diterapkan bank sentral AS atau the Fed.
"Tantangan (emiten bank BUMN) seputar global, yaitu kebijakan suku bunga yang diterapkan bank sentral AS,” kata Nafan.
Untuk para pelaku pasar, Nafan merekomendasikan akumulasi saham BBNI dan BBRI. Sebab, kedua saham tersebut diyakini punya kinerja yang prospektif.