Liputan6.com, Jakarta - Investor kawakan Lo Kheng Hong atau biasa disebut Warren Buffett Indonesia membagikan perjalanannya berinvestasi saham di pasar modal. Lantaran, ia berhasil meraih banyak keuntungan atau cuan dari hasil investasi tersebut.
Bahkan, Lo Kheng Hong juga mengaku dirinya kerap kali membeli saham Mercy seharga Bajaj alias membeli saham prospektif dengan valuasi murah.
Baca Juga
"Ketika berinvestasi saham dalam kondisi apapun kita harus membeli perusahaan yang kinerja baik dan valuasi murah,” kata Lo Kheng Hong dalam konferensi pers, Selasa (3/10/2023).
Advertisement
Lantas, apa saja jurus investasi ala Lo Kheng Hong di tengah kondisi ketidakstabilan?
Pertama, investor sebaiknya memilih perusahaan dengan kinerja baik, perusahaan yang memiliki tata kelolanya baik, memiliki pengendali direksi komisaris jujur berintegritas bukan yang suka mengambil uang perusahaan untuk memperkaya diri.
"Yang kedua untuk sektor usahanya di bidang usaha yang bagus (cuannya bagus) bukan yang jelek. Yang ketiga belilah perusahaan yang cuannya besar jangan yang cuannya kecil,” kata dia.
Keempat, Lo Kheng Hong menyarankan untuk membeli saham perusahaan yang tumbuh. Terakhir, membeli saham perusahaan yang valuasinya murah.
"Ketika beli mercy harga bajaj risikonya minimal. Yang tidak mengerti mereka bisa beli bajaj harga mercy itu high risk low gain,” ujar dia.
Dengan demikian, Lo Kheng Hong menyarankan agar para investor ini selalu membaca laporan keuangan perusahaan yang sahamnya akan dibeli. Sebab, dalam laporan keuangan bisa dilihat pendapatan, laba hingga utang perusahaan tersebut.
Di samping itu, ia juga mencermati masih ada sektor saham yang prospektif alias berpotensi cuan, yakni sektor perbankan dan batu bara.
Laba Emiten Jagoan Lo Kheng Hong Clipan Finance Terbang 6.342,71 Persen
Sebelumnya, salah satu emiten jagoan Lo Kheng Hong, PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) mengumumkan kinerja untuk paruh pertama tahun ini yang berakhir pada 30 Juni 2023. Pada periode tersebut, Clipan Finance Indonesia berhasil membukukan pertumbuhan baik dari sisi pendapatan maupun laba.
Melansir laporan keuangan Clipan Finance Indonesia dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Kamis (27/7/2023), pendapatan perseroan pada paruh pertama tahun ini tercatat sebesar Rp 1,4 triliun. Pendapatan itu naik 95,43 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 714,2 miliar.
Bersamaan dengan itu, perseroan berhasil menekan jumlah beban pada semester I 2023 menjadi Rp 562,99 miliar dari Rp 703,3 miliar pada semester I 2022. Setelah dikurangi beban pajak, perseroan membukukan laba bersih periode berjalan sebesar Rp 649,65 miliar.
Laba itu naik 6.342,71 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 10,08 miliar. Dari sisi aset perseroan sampai dengan 30 Juni 2023 tercatat sebesar Rp 9,19 triliun, naik dari Rp 8,05 triliun pada 31 Desember 2022. Liabilitas naik menjadi Rp 3,83 triliun dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 2,94 triliun.
Bersamaan dengan itu, jumlah ekuitas sampai dengan 30 Juni 2023 naik menjadi Rp 5,36 triliun dari Rp 5,11 triliun pada 31 Desember 2022.
Menyusul pengumuman tersbut, saham CFIN ditutup naik 4,58 persen ke posisi 685 pada perdagangan Rabu, 26 Juli 2023. Frekuensi perdagangan saat itu tercatat sebanyak 13.129 kali. Volume saham yang ditransaksikan mencapai 126,74 juta lembar senilai Rp 89,45 miliar. Dalam sepekan, harga saham CFIN telah naik 16,10 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham CFIn telah naik 155,6 persen.
Advertisement
Meneropong Prospek Saham Gajah Tunggal Koleksi Lo Kheng Hong, Potensi Cuan?
Sebelumnya, emiten produsen ban, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) diramal memiliki prospek cerah. Lantas, bagaimana rekomendasi saham GJTL?
Pengamat pasar modal Desmond Wira menilai prospek saham Gajah Tunggal masih menarik. Bahkan, kemungkinan masih ada potensi upside ke depannya.
"Kinerja kuartal I 2023 membaik. Penjualan bersih naik 5,21 persen menjadi Rp 4,44 triliun hingga akhir Maret 2023, dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 4,22 triliun," kata Desmond kepada Liputan6.com, Rabu (12/7/2023).
Dia bilang, meskipun harga sahamnya sudah naik tinggi, valuasi di harga sekarang Rp 1.220 masih terbilang murah.
"PBV cuma 0,5 kali. Potensi upside masih ada. Cuma karena harganya sudah naik sangat tinggi, disarankan menunggu koreksi," kata dia.
Dengan demikian, ia merekomendasikan saham GJTL untuk buy on weakness.
"Kalau sabar menunggu seperti Lo Kheng Hong untuk jangka panjang ya masih ada potensi cuan. Sampai 30 Juni 2023, alo Kheng Hong masih tercatat memegang sahamnya sebesar 5,1 persen," imbuhnya.
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM mengatakan, Gajah Tunggal memiliki kinerja yang baik pada kuartal I 2023. Bahkan, secara valuasi Gajah Tunggal juga menarik.
"Dukungan sentimen positif dari sektor otomotif di mana harga saham AUTO dan DRMA juga naik signifikan. Penjualan mobil masih tumbuh positif dan prediksi kami efek election memberikan dampak positif untuk sektor otomotif," kata Roger.
Menurut ia, strategi memilih saham ke depan tentu melihat kinerja II yang mulai diunggah pada Juli ini untuk beberapa emiten.
Menakar Prospek Saham GJTL di Tengah Sentimen Positif Sektor Otomotif
Sebelumnya, emiten produsen ban, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) diyakini memiliki prospek kinerja yang menjanjikan sepanjang 2023.
Optimisme tersebut tercermin dari pergerakan harga saham GJTL yang cenderung melonjak akhir-akhir ini. Secara year to date (YtD), harga saham GJTL telah naik 117,86 persen ke level Rp 1.220 pada penutupan perdagangan Selasa, 11 Juli 2023.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menilai, lonjakan harga saham GJTL sejalan dengan kondisi fundamental emiten tersebut yang tergolong positif. Prospek bisnis Gajah Tunggal dipengaruhi oleh tingginya permintaan sektor otomotif, termasuk produk ban yang menjadi bisnis inti emiten tersebut.
Pertumbuhan positif industri ban disebabkan oleh peningkatan mobilitas masyarakat serta barang dan jasa di tengah stabilnya kondisi ekonomi Indonesia.
"Jadi dengan adanya fakfor pertumbuhan ekonomi, hal itu akan membuat pergerakan barang dan jasa nasional meningkat lebih intens," ujar Nafan kepada Liputan.com, Selasa (11/07/2023).
Nafan pun yakin pertumbuhan positif pergerakan harga saham Gajah Tunggal akan berlanjut selama tren penjualan ban di Indonesia meningkat.
"Maka dari itu pergerakan barang dan jasa bisa lebih intens," imbuhnya.
Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis menuturkan, prospek saham Gajah Tunggal masih menarik mengingat kinerja yang masih bisa meningkat dikarenakan pulihnya mobilitas masyarakat dapat membuat penjualan ban meningkat kembali.
"Kami merekomendasikan buy untuk GJTL dengan target Rp 1.450 per saham," kata Abdul.
Advertisement