Wall Street Melambung Setelah Imbal Hasil Obligasi AS Tergelincir

Imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) bertenor 10 tahun yang merosot menjadi sentimen positif bagi wall street pada Selasa, 10 Oktober 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Okt 2023, 07:19 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2023, 07:16 WIB
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/ llyod blazek)
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melesat pada perdagangan Selasa, 10 Oktober 2023. (Dok Unsplash/ llyod blazek)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melesat pada perdagangan Selasa, 10 Oktober 2023. Wall street melejit dipicu penurunan imbal hasil obligasi AS saat wall street menilai risiko geopolitik perang Israel-Hamas.

Dikutip dari CNBC, Rabu (11/10/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 0,40 persen atau 134,65 poin ke posisi 33.739,30. Indeks S&P 500 bertambah 0,52 persen ke posisi 4.358,24. Indeks Nasdaq menguat 0,58 persen ke posisi 13.562,84.

Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun hampir 13 basis poin menjadi 4,65 persen seiring investor mencari aset yang aman di tengah konflik. Imbal hasil dan harga bergerak berlawanan arah.

Langkah ini mencerminkan reaksi pertama terhadap konflik Israel-Hamas di pasar obligasi AS yang ditutup pada Senin, 9 Oktober 2023. Harga minyak juga melemah setelah reli pada perdagangan sebelumnya memberikan kelegaan bagi investor.

Imbal hasil obligasi yang alami koreksi mengangkat saham karena wall street masih khawatir atas kenaikan suku bunga yang cepat baru-baru ini. Investor juga mulai mengabaikan risiko geopolitik yang disebabkan oleh perang Israel-Hamas. Selain itu, laporan gaji September yang lebih kuat dari perkiraan pada Jumat pekan ini dan optimisme menjelang laporan laba kuartal III pada pekan ini.

Di sisi lain, kelompok militan Palestina Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel pada Sabtu, 7 Oktober 2023 sehingga mendorong Israel menyatakan perang terhadap Hamas.

Serangan ini menandai serangan paling mematikan dalam 50 tahun terakhir. Pasar pada awalnya bereaksi secara spontan dan suram terhadap konflik tersebut pada Senin, 9 Oktober 2023 tetapi saham menguat pada Selasa, 10 Oktober 2023.

 


Penurunan Imbal Hasil Obligasi Jadi Angin Segar

Bursa saham Amerika Serikat atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 3 Mei 2023 setelah the Federal Reserve dongkrak suku bunga. (Foto: Markus Spiske/Unsplash)
Bursa saham Amerika Serikat atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 3 Mei 2023 setelah the Federal Reserve dongkrak suku bunga. (Foto: Markus Spiske/Unsplash)

“Saya pikir penurunan imbal hasil telah mendukung saham secara luas. Hal ini mungkin juga memberikan kelegaan bagi pasar karena mungkin ada semacam puncak dalam imbal hasil yang bergerak naik dengan cepat dalam beberapa minggu terakhir,” ujar Senior Investment Strategis Edward Jones, Mona Mahajan.

Ia menuturkan, ada semacam harapan yang mungkin muncul kalau berada pada akhir siklus pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) dan kenaikan suku bunga.

Ia mencatat, investor juga mengantisipasi data inflasi yang akan dirilis pekan ini dengan indeks harga produsen akan dirilis pada Rabu, dan indeks harga konsumen akan rilis pada Kamis pekan ini.

 

 


Kinerja Indeks Saham Kapitalisasi Kecil

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Titik terang lainnya selama perdagangan Selasa, 10 Oktober 2023 adalah saham kapitalisasi kecil dengan indeks Russell 2000 dan indeks S&P Small Cap 600 masing-masing naik lebih dari 1 persen. Indeks Russell naik hampir 1 persen sepanjang 2023. Indeks saham tersebut naik dalam lima hari berturut-turut, suatu prestasi yang terakhir dicapai pada Juli 2023.

Yang pasti, beberapa investor termasuk Chief Investment Gratus Capital, Todd Jones menuturkan reli sebagai konsekuensi dari pasar yang telah memperhitungkan sentimen negatif dan berada dalam kondisi jenuh jual.

"Gambaran inflasi masih sangat, sangat buruk,” ujar Jones.

Ia prediksi kuartal IV akan mendatar meski ekspektasi kuartal III memerlukan pertumbuhan laba yang positif.

Adapun saham PepsiCo naik 1,9 persen setelah perseroan melaporkan hasil kuartal III yang lebih baik dari perkiraan dan menaikkan prospek labanya. Beberapa perusahaan energi dan industri melanjutkan upata ke zona hijau pada Selasa pekan ini. Saham Enphase Energy naik 5 persen dan Generac Holdings bertambah 3,8 persen.


Wall Street Melesat, Investor Abaikan Kenaikan Harga Minyak Imbas Konflik Israel-Hamas

Plang Wall Street di dekat Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)
Dalam file foto 11 Mei 2007 ini, tanda Wall Street dipasang di dekat fasad terbungkus bendera dari Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kembali menguat pada perdagangan Senin,9 Oktober 2023. Investor mengabaikan tekanan yang didorong konflik Israel-Hamas.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 0,59 persen atau 197,07 poin ke posisi 33.604,65. Indeks S&P 500 bertambah 0,63 persen ke posisi 4.335,66. Indeks Nasdaq melompat 0,39 persen ke posisi 13.484,24. Demikian dikutip dari CNBC, Selasa (10/10/2023).

Tiga indeks acuan di wall street melemah pada perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan sesi terendah, indeks Dow Jones tergelincir 153,89 poin sedangkan indeks S&P 500 susut 0,6 persen. Indeks Nasdaq merosot 1,15 persen.

Saham-saham berada di bawah tekanan sebelumnya pada Senin, 9 Oktober 2023 setelah konflik Israel-Palestina meningkat pada Sabtu, 7 Oktober 2023. Kelompok militan Hamas melancarkan invasi yang tampaknya membuat Israel lengah.

Lebih dari 700 Warga Israel meninggal, dan 687 Warga Palestina kehilangan nyawa dalam serangan balasan Israel di Jalur Gaza. Serangan itu membuat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan negaranya sedang berperang.

Hamas adalah kelompok teroris yang didukung oleh Iran dan telah memerintah Jalur Gaza sejak 2007.

Meningkatnya ketegangan geopolitik yang disebabkan oleh konflik tersebut dapat berdampak pada pasar energi. Sejumlah ahli prediksi akan terjadi lonjakan harga minyak dalam waktu singkat tetapi secara keseluruhan dampaknya terbatas.

Meningkatnya ketegangan juga dapat memicu volatilitas lebih lanjut di pasar yang membuat pedagang khawatir dengan inflasi yang terus berlanjut dan suku bunga lebih tinggi.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 4,3 persen ke posisi USD 86,38. Harga Brent berjangka menguat 4,2 persen menjadi USD 88,15. WTI dan Brent mencatat hari terbaiknya sejak 3 April.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya