Liputan6.com, Jakarta - PT Kian Santang Muliatama Tbk (RGAS) bakal mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui skema penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Mengutip laman e-ipo, Senin (16/10/2023), Kian Santang Muliatama bakal melepas sebanyak-banyaknya 334.200.000 saham dengan nilai nominal Rp40. Jumlah saham yang dilepas itu mewakili 22,90 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah IPO.
Baca Juga
Adapun saham ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran sebesar Rp115 - Rp122 per saham. Dengan demikian, Perseroan bakal meraup dana segar maksimal Rp 40,77 miliar.
Advertisement
Sebagai pemanis, secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 200.520.000 Waran Seri I yang menyertai saham baru Perseroan atau sebanyak 17,82 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO ini disampaikan.
Setiap pemegang 5 saham baru Kian Santang Muliatama berhak memperoleh 3 Waran Seri I dimana setiap 1 Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru Perseroan yang dikeluarkan dalam portepel
Waran Seri I adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melaksanakan setiap 1 Waran Seri I yang dimiliki menjadi 1 saham baru Perseroan dengan nilai nominal Rp40,
Seluruhnya akan dikeluarkan dari portepel dengan harga pelaksanaan Rp210 yang dapat dilakukan setelah 6 bulan sejak tanggal Waran Seri I diterbitkan, sampai dengan 1 Hari Kerja sebelum ulang tahun ke-1 Pencatatan Waran yang berlaku mulai 7 Mei 2024 sampai dengan 6 November 2024. Total hasil pelaksanaan Waran Seri I adalah sebanyak-banyaknya Rp42,10 miliar.
Dalam melancarkan aksinya, Perseroan menunjuk PT Erdikha Elit Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Dana Hasil IPO
Sementara itu, seluruh dana hasil IPO ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan sekitar Rp14.682.000.000 untuk pembelian 99 persen saham PT Kian Santang dan setoran modal untuk modal kerja PT Kian Santang.
Sekitar Rp6.311.648.000 akan digunakan Perseroan untuk pembelian 99 persen saham PT Karya Instrumindo Simpati dan setoran modal untuk PT Karya Instrumindo Simpati.
Selain itu, sekitar Rp9.630.000.000 akan digunakan untuk akuisisi merk Ergas dan Kians. Sekitar Rp7.630.000.000 akan digunakan Perseroan untuk akuisisi merk Ergas, dan sekitar Rp2.000.000.000 akan digunakan Perseroan untuk akuisisi merk Kians yang dimiliki oleh PT Ergas Kians Ikonig.
Sisanya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan yaitu untuk pembiayaan kebutuhan operasional sehari-hari, antara lain namun tidak terbatas untuk pembayaran gaji dan tunjangan karyawan, pembayaran keperluan administrasi dan utilitas kantor, biaya pemasaran, biaya pelatihan karyawan, pembiayaan proyek Perseroan.
Salah satunya Proyek konverter kit petani & nelayan, pembelian barang dan persediaan barang seperti Konverter Kit & Trasition Fitting, pengembangan produk baru atau penyempurnaan produk yang telah ada dan akan dilakukan sendiri oleh Perseroan dalam rangka peningkatan TKDN dan lain-lain.
Sedangkan, dana yang diperoleh Perseroan dari pelaksanaan Waran Seri I, jika dilaksanakan oleh pemegang Waran Seri I, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan.
Indikasi Jadwal
Masa Penawaran Awal : 16-18 Oktober 2023
Tanggal Efektif : 30 Oktober 2023
Masa Penawaran Umum : 1-3 November 2023
Tanggal Penjatahan : 3 November 2023
Tanggal Distribusi Saham : 6 November 2023
Tanggal Pencatatan Saham dan Waran Seri I: 7 November 2023
Advertisement
OJK Optimistis Penghimpunan Dana di Pasar Modal Rp 200 Triliun Bakal Tercapai
Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis nilai penghimpunan dana di pasar modal Indonesia dapat mencapai Rp 200 triliun hingga akhir 2023. Ini mengingat, hingga kini sudah tercapai sekitar Rp 190 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menuturkan, pihaknya berharap target penghimpunan dana ini akan tercapai. Bahkan, ia juga berharap bisa melebihi target yang telah ditetapkan.
"Mudah-mudahan kami optimis tahun ini akan tercapai target tersebut mungkin bisa lebih," kata Inarno dalam konferensi pers, Senin (10/9/2023).
Di sisi lain, ia menyebut, pasar saham Indonesia sampai dengan 29 September 2023 melemah tipis sebesar 0,19 persen mtd ke level 6.939,89 (Agustus 2023: 6.953,26), dengan non-resident mencatatkan outflow sebesar Rp4,06 triliun mtd utamanya akibat transaksi crossing (Agustus 2023: outflow Rp20,10 triliun mtd).
"Beberapa sektor di IHSG pada September 2023 masih dapat menguat diantaranya sektor barang baku dan sektor energi,” ujar dia.
Secara ytd, IHSG tercatat menguat sebesar 1,30 persen dengan non-resident membukukan net sell sebesar Rp5,24 triliun (Agustus 2023: net sell sebesar 1,18 triliun ytd). Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham di September 2023 meningkat menjadi Rp11,36 triliun mtd dan Rp10,49 triliun ytd (Agustus 2023: Rp11,20 triliun mtd dan Rp10,38 triliun ytd).
Sejalan dengan pergerakan global, pasar SBN membukukan outflow investor asing sebesar Rp23,30 triliun mtd (Agustus 2023: outflow Rp8,89 triliun mtd), sehingga mendorong kenaikan yield SBN rata-rata sebesar 26,54 bps mtd di seluruh tenor. Secara ytd, yield SBN turun rata-rata sebesar 15,38 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp60,81 triliun ytd.
Di pasar obligasi korporasi, indeks pasar obligasi ICBI melemah 1,18 persen mtd tetapi secara ytd masih menguat 5,91 persen ke level 365,17 (Agustus 2023: menguat 0,09 persen mtd dan 7,17 persen ytd). Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor non-resident tercatat sebesar Rp349,15 miliar mtd, dan secara ytd masih tercatat outflow Rp911,13 miliar.
Pengelolaan Investasi
Di industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) pengelolaan investasi tercatat sebesar Rp838,18 triliun (naik 1,29 persen ytd), dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana per 27 September 2023 tercatat sebesar Rp507,98 triliun atau turun 1,02 persen (mtd).
Selain itu, investor reksa dana membukukan net subscription sebesar Rp0,96 triliun (mtd). Secara ytd, NAB meningkat 0,62 persen dan tercatat net subscription sebesar Rp9,54 triliun.
Minat penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi yaitu tercatat sebesar Rp 190,02 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 67 emiten. Di pipeline, masih terdapat 89 rencana Penawaran Umum dengan perkiraan nilai sebesar Rp 41,21 triliun dan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 58 perusahaan.
Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding(SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UKM, hingga 29 September 2023 telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 456 Penerbit, 161.660 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp 975,13 miliar.
Advertisement