Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah perusahaan siap menuntaskan proses pencatatan perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 8 November 2023.
Adapun perusahaan yang dimaksud adalah PT Kian Santang Muliatama Tbk (RGAS), PT Mastersystem Infotama Tbk (MSTI), dan PT Ikapharmindo Putramas Tbk (IKPM). Berikut sekilas mengenai penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) Perseroan:
Baca Juga
1. PT Kian Santang Muliatama Tbk (RGAS)
PT Kian Santang Muliatama Tbk (RGAS) bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 8 November 2023. Perusahaan tersebut mencatatkan saham perdana sebagai perusahaan tercatat ke-75 di BEI pada 2023.
Advertisement
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kian Santang Muliatama mencatatkan saham perdana dengan kode saham RGAS.
Kian Santang Muliatama mencatatkan saham di papan pengembangan dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 334,2 juta saham. Lalu, emiten dengan kode saham RGAS akan mencatatkan saham sejumlah 1,45 miliar saham.
Adapun, harga penawaran saham senilai 120 per saham. Dengan demikian, perseroan berhasil meraup dana sebanyak Rp 40,10 miliar.
Sebagai pemanis, RGAS juga secara bersamaan akan menerbitkan 200,52 juta Waran Seri I yang menyertai saham baru perseroan dengan perbandingan 5:3. Artinya, tiap pemegang lima saham baru akan mendapatkan tiga waran.
Kemudian, harga pelaksanaan waran seri I senilai Rp 210 dan bakal meraup dana sebanyak Rp 42,10 miliar.
Dalam melancarkan aksinya, Perseroan telah menunjuk PT Erdikha Elit Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.
Sementara itu, seluruh dana hasil IPO ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan sekitar Rp14.682.000.000 untuk pembelian 99 persen saham PT Kian Santang dan setoran modal untuk modal kerja PT Kian Santang.
Pemakaian Dana IPO RGAS
Sekitar Rp6.311.648.000 akan digunakan Perseroan untuk pembelian 99 persen saham PT Karya Instrumindo Simpati dan setoran modal untuk PT Karya Instrumindo Simpati.
Selain itu, sekitar Rp9.630.000.000 akan digunakan untuk akuisisi merk Ergas dan Kians. Sekitar Rp7.630.000.000 akan digunakan Perseroan untuk akuisisi merk Ergas, dan sekitar Rp2.000.000.000 akan digunakan Perseroan untuk akuisisi merk Kians yang dimiliki oleh PT Ergas Kians Ikonig.
Sisanya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan yaitu untuk pembiayaan kebutuhan operasional sehari-hari, antara lain namun tidak terbatas untuk pembayaran gaji dan tunjangan karyawan, pembayaran keperluan administrasi dan utilitas kantor, biaya pemasaran, biaya pelatihan karyawan, pembiayaan proyek Perseroan.
Salah satunya Proyek konverter kit petani & nelayan, pembelian barang dan persediaan barang seperti Konverter Kit & Trasition Fitting, pengembangan produk baru atau penyempurnaan produk yang telah ada dan akan dilakukan sendiri oleh Perseroan dalam rangka peningkatan TKDN dan lain-lain.
Sedangkan, dana yang diperoleh Perseroan dari pelaksanaan Waran Seri I, jika dilaksanakan oleh pemegang Waran Seri I, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan.
Advertisement
2. PT Mastersystem Infotama Tbk (MSTI)
PT Mastersystem Infotama Tbk (MSTI) bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 8 November 2023. Perusahaan tersebut mencatatkan saham perdana sebagai perusahaan tercatat ke-76 di BEI pada 2023.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Mastersystem Infotama mencatatkan saham perdana dengan kode saham MSTI.
Mastersystem Infotama mencatatkan saham di papan utama dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 464,4 juta saham. Lalu, emiten dengan kode saham MSTI akan mencatatkan saham sejumlah 3,13 miliar saham.
Adapun, harga penawaran saham senilai 1.355 per saham. Dengan demikian, perseroan berhasil meraup dana sebanyak Rp 637,96 miliar.
Dalam melancarkan aksinya, Mastersystem Infotama menunjuk PT Indo Premier Sekuritas dan PT Maybank Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO Sementara itu, seluruh dana yang diperoleh dari IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan oleh Perseroan sekitar Rp101,57 miliar untuk pembayaran sebagian pokok utang kepada PT Bank OCBC NISP Tbk yang akan jatuh tempo. Per tanggal 31 Juli 2023, total pokok pinjaman kepada Bank OCBC adalah sebesar Rp205,60 miliar, Perseroan akan melakukan pembayaran atas sebagian pinjaman kepada Bank OCBC, sehingga saldo pokok pinjaman Perseroan setelah pembayaran dana hasil emisi akan menjadi Rp104,03 miliar.
Sedangkan, sisa dari dana hasil emisi setelah dikurangi pembayaran sebagian pokok utang kepada Bank OCBC akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan usaha utama Perseroan termasuk namun tidak terbatas pada pembiayaan kegiatan operasional Perseroan (termasuk pembayaran gaji, pembayaran pembelian perangkat keras, pembayaran pembelian perangkat lunak, pembayaran jasa pihak ketiga, beban operasional lainnya serta biaya-biaya lainnya).
3. PT Ikapharmindo Putramas Tbk (IKPM)
PT Ikapharmindo Putramas Tbk (IKPM) bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 8 November 2023. Perusahaan tersebut mencatatkan saham perdana sebagai perusahaan tercatat ke-77 di BEI pada 2023.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Ikapharmindo Putramas mencatatkan saham perdana dengan kode saham IKPM.
Ikapharmindo Putramas mencatatkan saham di papan pengembangan dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 336,93 juta saham. Lalu, emiten dengan kode saham IKPM akan mencatatkan saham sejumlah 1,68 miliar saham.
Adapun, harga penawaran saham senilai 165 per saham. Dengan demikian, perseroan berhasil meraup dana sebanyak Rp 55,59 miliar.
Dalam melancarkan aksinya, Perseroan telah menunjuk PT OCBC Sekuritas Indonesia penjamin pelaksana emisi efek.
Sementara itu, calon emiten dengan kode saham IKPM merencanakan dana yang diperoleh dari IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi seluruhnya akan digunakan oleh Perseroan sebesar 50 persen akan digunakan untuk belanja modal.
Kemudian, sebesar 50 persen akan digunakan untuk menambah kemampuan dan memperkuat dana kas perusahaan untuk membiayai kegiatan modal kerja perseroan, meliputi biaya kegiatan operasional pabrik, pembelian bahan baku dan pembayaran gaji, dan biaya promosi untuk menunjang perkembangan produk Perseroan, di pasar maupun e-commerce.
Advertisement