Liputan6.com, Jakarta - PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) memiliki dua proyek strategis pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTMH) yang sedang dalam tahap pengerjaan yakni Yaentu yang berlokasi di Poso, Sulawesi Tengah, dan Proyek Kukusan yang berlokasi di Lampung.
Presiden Direktur Arkora Hydro Aldo Artoko mengatakan, proyek Yaentu memiliki kapasitas sebesar 10 MW dan Kukusan sebesar 5,4 MW. Keduanya saat ini masih dalam tahap konstruksi.
Baca Juga
Untuk Proyek Yaentu, progress konstruksinya saat ini sudah mencapai 95,5 persen, yang mana sudah mulai instalasi Turbin dan Generator, dengan target commercial operating date pada kuartal II 2024
Advertisement
"Sementara untuk Proyek Kukusan, saat ini progress konstruksi saat sudah mencapai 7,7 persen dengan target commercial date pada kuartal III 2025,” ujar dia dalam hasil public expose di keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (25/11/2023).
Kehadiran kedua proyek tersebut akan melengkapi lanskap produksi dari PLTA Cikopo II di Garut, Jawa Barat, yang memiliki kapasitas 7,4 MW dan PLTA Tomasasa di Palu, Sulawesi Tengah, dengan kapasitas 10 MW.
"Sesuai dengan strategi perseroan salah satunya yakni ekspansi melalui akselerasi proyek pipeline dan akuisisi, kami akan fokus pada pengembangan proyek hidro power yang terdapat pada pipeline kami di mana saat ini mencapai 220 megawatt serta secara aktif berupaya membuka peluang kerja sama dalam pengembangan proyek hidro berpotensi besar di atas 25 megawatt (MW),” kata dia.
Di samping itu, ia melihat sektor bisnis EBT di Indonesia masih memiliki potensi besar sehingga menjadi peluang bagi perseroan untuk meraih pertumbuhan bisnis yang berkualitas. Hal ini sejalan dengan rencana pengembangan pembangkit EBT Hidro mencapai 10,3 GW berdasarkan RUPTL 2021-2030.
Potensi Bursa Karbon
Pada 2023, ARKO telah memiliki pipeline sebesar 220 MW atau bertumbuh sebesar 120 persen yaitu 120 MW apabila dibandingkan dengan periode 2022 sebesar 100 MW.
Sebagai perusahaan yang berfokus kepada penyediaan listrik ramah lingkungan atau energi baru dan terbarukan, kehadiran bursa karbon tentu memberikan angin segar bagi perseroan. Apalagi, ke depan, penggunaan energi ramah lingkungan akan terus meningkat.
“Kami juga melihat potensi yang ada dari bursa karbon tersebut tentunya dapat memberikan katalis positif bagi ARKO sebagai Perusahaan penghasil carbon credit,” ujarnya.
Tak hanya itu, Perseroan selalu memperhatikan implementasi dampak lingkungan, sosial dan tata kelola dari setiap proyek yang telah beroperasi maupun sedang dalam pengembangan.
Selain itu, Perseroan juga cukup memperhatikan issue perubahan iklim khususnya pada emisi CO2, dalam hal ini Perseroan telah bekontribusi dalam penghematan emisi selama periode 2017- Oktober 2023 sebesar ±315.942 ton CO2, Ke depannya, setelah seluruh proyek yakni Cikopo, Tomasa, Yentu dan Kukusan beroperasi, kami dapat melakukan penghematan emisi hingga ±134.988 ton CO2 per tahun.
Advertisement
United Tractors Kucurkan Pinjaman Rp 125 Miliar kepada Arkora Hydro
Sebelumnya diberitakan, PT United Tractors Tbk (UNTR) mengumumkan pemberian pinjaman senilai Rp 125 miliar kepada PT Arkora Hydro Tbk (ARKO). Sekretaris Perusahaan PT United Tractors Tbk, Sarah K Loebis menjelaskan, pada 27 Maret 2023, perseroan dan PT Arkora Hydro Tbk ARKO, anak perusahaan Perseroan melalui PT Energia Prima Nusantara (EPN) dan PT Bina Pertiwi Energi (BPE), telah menandatangani perjanjian pinjaman.
"Berdasarkan perjanjian tersebut, perseroan memberikan pinjaman kepada ARKO sebesar maksimum Rp 125 miliar dengan bentuk fasilitas pinjaman berulang (revolving) yang akan digunakan oleh ARKO untuk pembiayaan kembali (refinancing) atas pinjaman dari pemegang saham ARKO yaitu ACEI Singapore Holdings Private, Ltd,” kata Sara dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (30/3/2023).
Adapun pinjaman ini memiliki bunga sebesar 9,5 persen per tahun dengan biaya manajemen (management fee) sebesar 0,5 persen per tahun. Periode ketersedian dana yakni satu tahun sejak ditandatanganinya perjanjian. Sementara waktu pembayaran yakni tujuh tahun sejak tanggal penarikan.
"Apabila pinjaman telah dibayarkan oleh Arkora Hydrodan mengingat pinjaman ini bersifat berulang (revolving), maka ARKO berencana untuk menggunakan kembali fasilitas sebesar yang telah dibayarkan untuk keperluan investasi serta modal kerja (working capital), khususnya pengembangan kegiatan usaha dalam pelaksanaan proyek pengambilalihan atau akuisisi yang akan dilakukan oleh ARKO," imbuh Sara.
Secara bisnis, bagi perseroan akan lebih menguntungkan apabila perseroan memberikan pinjaman ini. Dibandingkan bila perseroan harus menyimpan dana kasnya di bank dengan rate deposito bank pada saat ini.
Grup Astra Investasi di Arkora Hydro
Sebelumnya, PT United Tractors Tbk (UNTR) anak usaha PT Astra International Tbk (ASII), melalui PT Energia Prima Nusantara atau EPN resmi menambah kepemilikan saham di PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), operator Pembangkit Listrik Mini Hydro (PLTM).
Adapun EPN merupakan anak usaha United Tractors yang menekuni bisnis di sektor energi yang ramah lingkungan atau Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Direktur Utama Arkora Hydro, Aldo Henry Artoko mengemukakan, sudah diterima informasi dari pemegang saham ACEI, telah dilakukannya penandatanganan perjanjian jual beli (CSPA) antara EPN dan ACEI Singapore (penjual) untuk menambah kepemilikan EPN melalui pembelian saham ARKO yang dimiliki oleh ACEI Singapore sebesar 21,61 persen.
“Transaksi penambahan kepemilikan saham di ARKO dilakukan Grup Astra melalui anak perusahaannya, yaitu UNTR. Total nilai transaksi pembelian mencapai Rp 176,5 miliar, sehingga total kepemilikan Grup Astra melalui UNTR di ARKO bertambah menjadi sebesar 31,49 persen,” kata Aldo dalam siaran pers, Senin (8/8/2022).
Menurut Aldo, transaksi penambahan kepemilikan saham ini sangat penting bagi Perseroan. Itu karena Grup Astra dan Arkora Hydro memiliki visi misi yang sama dalam pengembangan energi baru terbarukan untuk Indonesia.
Dengan masuknya Grup Astra ke dalam Arkora Hydro, perseroan yakin bisa lebih mempercepat perkembangan energi baru terutama untuk mendapatkan proyek-proyek yang berskala besar dengan kapasitas diatas 25 MW per project guna merealisasikan visi perusahaan, yaitu untuk meningkatkan bauran energi terbarukan di Indonesia melalui pengembangan potensi potensi tenaga air di Tanah Air.
“Harapan ini tentunya didukung oleh kemampuan teknis, keuangan dan fundamental ARKO yang kuat,” ungkap Aldo.
Advertisement