Mengintip Perkembangan Proyek Smelter Milik Adaro Energy

Kalimantan Utara (Kaltara) merupakan bagian penting dari Grup Adaro, terutama PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR).

oleh Elga Nurmutia diperbarui 28 Nov 2023, 18:33 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2023, 18:33 WIB
Mengintip Perkembangan Proyek Smelter Milik Adaro Energy
PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) membeberkan soal perkembangan proyek smelter di Kalimantan Utara (Kaltara). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) membeberkan soal perkembangan proyek smelter di Kalimantan Utara (Kaltara). 

Investor Relations Adaro Energy Indonesia Danuta Komar menjelaskan, Kaltara merupakan bagian penting dari Grup Adaro, terutama PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR). Sebab, lokasi tersebut terbilang strategis untuk produk-produk mineral ramah lingkungan. 

Sehingga, hal itu menjadi nilai tambah untuk penyewa kawasan industri. Selain itu, di kawasan tersebut terdapat mineral berbasis baterai yang sesuai dengan arahan Pemerintah. 

"Proyek pertama kami 500.000 ton kapasitas untuk smelter aluminum. Ini dibutuhkan akses listrik 1 gigawatt, financial close pada Mei 2023," kata dia dalam Public Expose 2023, Selasa (28/11/2023).

Menurut ia, untuk tahap pertama smelter adalah mengguna PLTU agar baseload untuk kepastian produksi. Konstruksi PLTA masih berjalan dan butuh waktu 4 tahun. 

"Smelter sendiri biayanya 40 persen untuk kebutuhan listrik, 30 persen bahan baku alumina, dan sisanya biaya overhead. Pada 2030 kami harap PLTA 1,37 juta gigawatt bisa beroperasi, sehingga bisa menghidupi smelter," ujar dia.

Pada penutupan perdagangan saham Selasa, 28 November 2023, saham Adaro Energy Indonesia (ADRO)  naik 1,18 persen ke posisi Rp 2.580 per saham.

Saham ADRO dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 2.560 per saham. Saham ADRO berada di level tertinggi Rp 2.620 dan level terendah Rp 2.560 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 5.273 kali dengan volume perdagangan 197.509 saham. Nilai transaksi Rp 51,2 miliar.

Target Produksi Batu Bara pada 2023

Operasi tambang batu bara PT Adaro Indonesia (Foto: laman PT Adaro Energy Indonesia Tbk/ADRO)
Operasi tambang batu bara PT Adaro Indonesia (Foto: laman PT Adaro Energy Indonesia Tbk/ADRO)

Sebelumnya diberitakan, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) optimistis bisa mengejar target produksi batu bara pada 2023 yang ditetapkan sekitar 62 juta ton-63 juta ton.

Sebagaimana diketahui, volume produksi naik 12 persen menjadi 50,73 juta ton pada sembilan bulan pertama 2023 sementara volume pengupasan lapisan penutup naik 25 persen menjadi 217,43 Mbcm hingga periode tersebut. Nisbah kupas tercatat 4,29x, atau naik 12 persen dari kuartal III 2022 dan selaras dengan target yang ditetapkan 4,2x untuk 2023.

Investor Relations Adaro Energy Indonesia Danuta Komar menjelaskan, pihaknya optimistis produksi batu bara pada tahun ini bisa mencapai target yang telah dicanangkan. 

"Saat ini kami masih dalam jalan yang tepat untuk produksi 62-63 juta. 58-59 juta adalah batu bara thermal, 4 juta ton dari metalurgi. Sejalan dengan rencana tambang metcoal di Australia, produksi 6 juta ton," kata Danuta Komar dalam Public Expose 2023, Selasa (28/11/2023). 

Di samping itu, Adaro berharap pertumbuhan produksi yang tinggi bisa mengerek kinerja perusahaan di tengah harga batu bara yang melemah dibandingkan tahun sebelumnya. 

Perseroan pun menyatakan Indonesia masih menjadi pasar utama dalam penjualan batu bara Adaro. Ini mengingat, 25 persen total penjualan batu bara berasal dari Indonesia.

Selain Indonesia, China juga menjadi salah satu negara yang berkontribusi besar terhadap penjualan batu bara Adaro. 

Kinerja Keuangan Kuartal III 2023

(Foto: Dok PT Adaro Energy Tbk)
Ilustrasi PT Adaro Energy Tbk (Foto: Dok PT Adaro Energy Tbk)

Sebelumnya diberitakan, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) telah mengumumkan kinerja keuangan sepanjang sembilan bulan pertama 2023. Perseroan mencatatkan penurunan pendapatan maupun laba bersih pada periode tersebut. 

Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (1/11/2023), Adaro membukukan pendapatan usaha sebesar USD 4,98 miliar hingga kuartal III 2023. Hasil ini turun 15,76 persen dibandingkan pendapatan usaha per kuartal III 2022 senilai USD 5,91 miliar.

Adapun produksi dan penjualan masing-masing naik 12 persen dan 11 persen menjadi 50,73 juta ton dan 49,12 juta ton yang diofset dengan penurunan 25 persen pada harga jual rata-rata. Demikian mengutip dari keterangan tertulis Adaro Energy Indonesia.

Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan Adaro Enery Indonesia membengkak 17,47 persen menjadi USD 2,99 miliar hingga kuartal III 2023, dibandingkan beban pokok pendapatan perusahaan pada periode yang sama tahun sebelumnya senilai USD 2,54 miliar.

Beban tersebut naik seiring beban royalty PT Adaro Indonesia lebih tinggi dari pada periode sama tahun lalu. Biaya penambangan dan biaya pengolahan batu bara juga baik karena ada kenaikan volume.

Pengupasan lapisan penutup naik 25 persen menjadi 217,43 juta bcm dan nisbah kupas tercatat sebesar 4,29 kali atau naik 12 persen hingga September 2023.

Total biaya bahan bakar naik 18 persen akibat kenaikan 33 persen pada konsumsi bahan bakar. Biaya kas batu bara per ton (tidak termasuk royalti) pada sembilan bulan pertama 2023, naik 11 persen dari sembilan bulan pertama 2022.

Hingga kuartal III 2023, Adaro Energy Indonesia meraih laba usaha senilai USD 1,61 miliar. Angka ini menyusut 48,64 persen dibandingkan laba operasional Adaro Energy Indonesia hingga kuartal III 2022 senilai USD 3,15 miliar.

Alhasil, Adaro Energy Indonesia mengantongi laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 1,21 miliar per kuartal III 2023, atau turun 35,96 persen dibandingkan realisasi per kuartal III 2023 sebesar USD 1,9 miliar.

Aset Perseroan

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Aktivitas pekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Hingga kuartal III 2023, total aset ADRO tercatat sebanyak USD 10,39 miliar atau menurun dibandingkan total aset perusahaan pada akhir 2022 senilai USD 10,78 miliar.

Liabilitas ADRO per kuartal III 2023 tercatat sebesar USD 2,98 miliar atau turun dibandingkan liabilitas perusahaan pada akhir tahun lalu senilai USD 4,25 miliar.Ekuitas ADRO naik dari USD 6,52 miliar pada akhir 2022 menjadi USD 7,41 miliar hingga kuartal III 2023.

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer PT Adaro Energy Indonesia Tbk, Garibaldi Thohir menuturkan, walaupun menghadapi penurunan harga dan tekanan biaya karena inflasi, model bisnis yang terintegrasi tetap berkinerja baik.

“Kami berada di posisi yang baik untuk mencapai target full year 2023 berkat dukungan eksekusi yang baik di setiap bisnis. Kami juga berada di tempat yang tepat untuk ambil bagian pada inisiatif hilirisasi Indonesia, yang menekankan komitmen kami terhadap pertumbuhan berkelanjutan pada jangka panjang,” ujar dia dalam keterangan resmi, Rabu, 1 November 2023.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya