Wall Street Bervariasi, Indeks Nasdaq Menguat Berkat Saham Apple

Wall street beragam pada perdagangan Selasa, 5 Desember 2023 waktu setempat. Indeks Nasdaq menguat sendirian berkat kenaikan saham Apple Cs dan yield obligasi menurun.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Des 2023, 07:02 WIB
Diterbitkan 06 Des 2023, 07:00 WIB
Wall Street Bervariasi, Indeks Nasdaq Menguat Berkat Saham Apple
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Selasa, 5 Desember 2023. (Foto:Unsplash/Aditya Vyas)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Selasa, 5 Desember 2023. Indeks Dow Jones dan S&P 500 melemah seiring reli baru-baru ini di wall street kehilangan tenaga.

Mengutip CNBC, Rabu (6/12/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 79,88 poin atau 0,22 persen ke posisi 36.124,56. Indeks S&P 500 susut 0,06 persen ke posisi 4.567,18. Indeks Nasdaq bertambah 0,31 persen ke posisi 14.229,91 seiring kinerja saham teknologi yang lebih baik.

Saham GitLab melonjak 11,5 persen setelah kinerja platform pengembangan perangkat lunak ini mengalahkan harapan kinerja keuangan kuartalan dan mengeluarkan panduan yang kuat untuk kuartal saat ini.

Saham Nio naik 1,5 persen setelah produsen kendaraan Listrik China itu melaporkan penurunan kerugian pada kuartal III 2023.

Pergerakan wall street pada Selasa pekan ini mengikuti sesi penurunan pada Senin, 4 Desember 2023 untuk tiga indeks saham acuan. Pergerakan tersebut menimbulkan pertanyaan apakah pasar telah bergerak terlalu cepat. Koreksi saham pada Senin, 4 Desember 2023 terjadi setelah lima minggu berturut-turut positif untuk tiga indeks acuan tersebut.

Di tengah koreksi itu, tiga indeks saham masih mencatat penguatan secara kuartalan dan tahunan. Hal ini menekankan kekuatan reli pasar pada perdagangan pekan ini.

“Hari ini (Selasa, 5 Desember-red) hanyalah sedikit pelepasan dari posisi November. Masih  terlalu dini untuk menarik kesimpulan perdagangan risk-on telah berakhir,” ujar Chief Strategis Spouting Rock, Rhys Williams.

Saham keluar dari posisi terendah pada Selasa pekan ini seiring imbal hasil obligasi Amerika Serikat bertenor 10 tahun turun di bawah level 4,2 persen. Pergerakan wall street ini terjadi karena data menandakan perlambatan di pasar tenaga kerja.

Saham Teknologi Menguat

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/ llyod blazek)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/ llyod blazek)

Saham-saham teknologi menguat terutama menyusul data tersenut sehingga mendorong indeks Nasdaq ke wilayah positif. Saham teknologi Apple dan Nvidia masing-masing naik lebih dari 2 persen.

Indeks Russell 2000 turun lebih dari 1 persen pada perdagangan Selasa pekan ini, berbalik arah setelah melawan tren turun pada Senin, 5 Desember 2023.

Namun, indeks saham kapitalisasi kecil telah melonjak lebih dari 5 persen selama sebulan terakhir, meningkatkan harapan akan meluasnya reli pasar dan penurunan suku bunga dari the Federal Reserve (the Fed).

CEO AXS Investments, Greg Bassuk menuturkan, perdagangan Selasa pekan ini mencerminkan ketidakpastian yang dimiliki pelaku pasar sehubungan dengan the Fed dan lintasan suku bunga. “Investor ingin bergantung pada kepastian yang lebih besar baik dalam hal data ekonomi maupun kemungkinan perubahan sentimen the Fed,” tutur dia.

Di sisi lain, the global chief investment strategist BlackRock, Wei Li menuturkan, pelaku pasar salah memperkirakan the Fed akan menurunkan suku bunga secara agresif pada 2024.

“Saat ini, perkiraan pasar mengenai seberapa dini pemangkasan (suku bunga-red) pertama dilakukan, serta berapa banyak pemangkasan yang akan dilakukan tahun depan, menurut pandangan kami agak berlebihan,” ujar Li.

Berdasarkan CME FedWatch Tool, pada Selasa pagi, opsi pasar menyiratkan ekspektasi penurunan suku bunga pada Maret dan total lima penurunan suku bunga pada 2024. “Itu sangat agresif. Pasti ada sesuatu yang salah agar hal itu bisa terwujud,” tutur Li.

Namun, BlackRock prediksi setidaknya satu kali penurunan suku bunga pada semester II 2024.

Penutupan Perdagangan Wall Street 4 Desember 2023

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street tergelincir pada perdagangan saham Senin, 4 Desember 2023. Hal ini seiring investor mempertanyakan apakah pasar bergerak lebih cepat setelah kenaikan lima minggu berturut-turut.

Dikutip dari CNBC, Selasa (5/12/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 41,06 poin atau 0,11 persen ke posisi 36.204,44. Indeks S&P 500 merosot 0,54 persen ke posisi 4.569,78. Indeks Nasdaq susut 0,84 persen ke posisi 14.185,49. Investor menjual saham teknologi kapitalisasi besar menekan indeks Nasdaq.

Saat saham stagnan, bitcoin dan emas menguat pada awal pekan ini. Bitcoin melewati USD 41.000 dan mencapai level tertinggi dalam 19 bulan, sementara emas mencapai level intraday tertinggi yang pernah ada.

Saham Marathon Digital dan Riot Platforms masing-masing melonjak 8 persen seiring kenaikan bitcoin. Saham Microstrategu dan Coinbase masing-masing bertambah 6,7 persen dan 5,5 persen.

Saham Alaska Air turun 14,2 persen setelah setuju akuisisi saingannya Hawaiian Airlines senilai USD 1,9 miliar. Langkah ini merupakan bagian dari upaya Alaska Air untuk memperluas wilayahnya sepanjang Pantai Barat.

Pergerakan wall street menandai kemunduran seiring mencatat kinerja baik di pasar. Saham-saham teknologi melemah pada awal pekan ini. Saham Nvidia turun 2,7 persen, saham Microsoft dan Meta masing-masing turun lebih dari 1 persen.

“Sektor-sektor yang melemah pada Senin pada dasarnya adalah sektor-sektor yang menguasai pasar selama lebih dari 11 bulan,” ujar Senior Invesment Strategist US Bank Asset Management, Tom Hainlin.

 

Kinerja Indeks Acuan

Bursa saham Amerika Serikat atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 3 Mei 2023 setelah the Federal Reserve dongkrak suku bunga. (Foto: Markus Spiske/Unsplash)
Bursa saham Amerika Serikat atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 3 Mei 2023 setelah the Federal Reserve dongkrak suku bunga. (Foto: Markus Spiske/Unsplash)

Di sisi lain, indeks S&P 500 membukukan penutupan tertinggi sejak Maret 2022 pada Jumat, 1 Desember 2023. Hal itu membawa indeks S&P 500 mencatat kenaikan year-to-date hampir 20 persen. Saham blue-chip di indeks Dow Jones naik lebih dari 9 persen pada 2023. Sedangkan indeks Nasdaq melambung lebih dari 35 persen pada 2023.

Tiga indeks acuan tersebut mencatat kinerja mingguan yang positif selama lima minggu berturut-turut. Wall street menguat sejak Oktober seiring investor semakin bertaruh the Federal Reserve (the Fed) akan mulai menurunkan suku bunga pada 2024.

Investor mempertahankan keyakinan ini pekan lalu bahkan ketika ketua the Federal Reserve Jerome Powell mencoba mengurangi harapan penurunan suku bunga. Ia menuturkan, hal itu terlalu dini untuk antisipasi pelonggaran kebijakan.

Namun, indeks saham terus menguat. Bahkan November sebagai bulan terbaik untuk indeks Dow Jones sejak Oktober 2022. Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat kenaikan bulanan terbesar sejak Juli 2022.

Pada awal pekan ini, saham-saham kapitalisasi kecil berada di zona hijau. Indeks Russell 2000 naik 0,8 persen.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya