Bursa Saham Asia Menguat, Investor Cermati Prospek Kendaraan Listrik China

Bursa saham Asia Pasifik melesat pada perdagangan Jumat, (29/12/2023). Hal tersebut didukung dari bursa saham Hong Kong.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Des 2023, 08:32 WIB
Diterbitkan 29 Des 2023, 08:32 WIB
Bursa Saham Asia Menguat, Investor Cermati Prospek Kendaraan Listrik China
Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan terakhir 2023, Jumat (29/12/2023). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan terakhir 2023, Jumat (29/12/2023). Penguatan bursa saham Asia Pasifik terjadi di tengah investor menilai prospek perusahaan kendaraan listrik setelah Xiaomi dari China yang meluncurkan kendaraan listrik.

Dikutip dari CNBC, pada awal sesi perdagangan, indeks ASX 200 di Australia melemah 0,37 persen, usai alami kenaikan dalam dua sesi berturut-turut. Namun, sepanjang 2023, indeks Australia menguat.

Bursa saham China dan Hong Kong akan diawasi ketat setelah perusahaan elektronik Xiaomi pada Kamis, 28 Desember 2023 merinci rencana untuk memasuki pasar kendaraan listrik China yang sudah jenuh.

Perusahaan itu berupaya untuk bersaing dengan raksasa produsen mobil Tesla dan Porsche dengan model mobil yang menurut mereka habiskan lebih dari 10 miliar yuan untuk pengembangannya.

Indeks Hang Seng berjangka di Hong Kong berada di posisi 17.222, menunjukkan pembukaan lebih tinggi dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya 17.043,53.

Bursa saham China dan Hong Kong masing-masing menguat lebih dari 2 persen perdagangan sesi sebelumnya. Akan tetapi, indeks saham itu tetap menjadi indeks dengan penurunan persentase terbesar pada 2023 di antara pasar utama Asia Pasifik.

Indeks CSI 300 melemah 11,8 persen pada 2023, sedangkan indeks Hang Seng anjlok 13,8 persen. Indeks Nikkei 225 turun 0,16 persen pada pembukaan perdagangan. Namun, sepanjang 2023, indeks Nikkei di Jepang naik 28,5 persen. Indeks Topix menguat 0,12 persen, usai melonjak 25 persen pada 2023.

Indeks Kospi Korea Selatan bertambah 1,6 persen, dan indeks Kosdaq naik 0,79 persen. Sepanjang 2023, indeks Kospi menguat 18,7 persen dan indeks Kosdaq melompat 27,5 persen.

Di wall street, indeks S&P 500 menguat pada perdagangan Kamis, 28 Desember 2023 dan mendekati level tertinggi baru sepanjang masa. Indeks S&P 500 mendaki 0,04 persen menjadi 4.783,35. Indeks Dow Jones bertambah 0,14 persen menuju rekor penutupan tertinggi baru, dan indeks Nasdaq melemah tipis 0,03 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 28 Desember 2023

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berdiri didepan indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Ketegangan politik yang terjadi karena Korut meluncurkan rudalnya mempengaruhi pasar saham Asia. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Bursa saham China dan Hong Kong memimpin reli saham di Asia pada perdagangan Kamis, 28 Desember 2023. Sementara itu, bursa saham Australia mendekati level tertinggi dalam dua tahun.

Mengutip CNBC, pada penupan perdagangan, indeks CSI 300 menguat 2,34 persen ke posisi 3.414,54. Indeks saham di China ini melanjutkan kenaikan pada hari kedua.

Indeks Hang Seng Hong Kong bertambah 2,54 persen. Indeks Hang Seng mencatat kinerja buruk pada 2023 dengan melemah 14 persen.

Pasar termasuk Australia dan Hong Kong melanjutkan penguatan sebelumnya pada Rabu, 27 Desember 2023 setelah libur Natal. Sedangkan saham China melesat didukung saham game online.

Indeks ASX di Australia bertambah 0,70 persen ke posisi 7.614,30 yang merupakan level tertinggi sejak akhir April 2022. Indeks saham acuan ini menguat 7,7 persen pada 2023.

Indeks Nikkei 225 di Jepang merosot 0,42 persen ke posisi 33.539,62. Indeks Topix susut 0,14 persen ke posisi 2.362,02. Data penjualan ritel dari Jepang tumbuh 5,3 persen pada November, lebih tinggi dari perkiraan jajak pendapat Reuters sebesar 5 persen.

Indeks Kospi Korea Selatan melesat 1,6 persen ke posisi 2.655,28, dan melanjutkan keuntungan dari sesi sebelumnya. Indeks Kosdaq bertambah 0,79 persen ke posisi 866,57.

 


Penutupan Wall Street pada 28 Desember 2023

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street  bervariasi pada perdagangan Kamis, 28 Desember 2023. Indeks S&P 500 menguat tipis, mendekati level tertinggi baru sepanjang masa pada perdagangan 2023.

Mengutip CNBC, Jumat (29/12/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 0,04 persen ke posisi 4.783,35.  Indeks S&P 500 mendekati level rekor tertinggi di 4.796,56 yang terjadi pada Januari 2022. Indeks Dow Jones bertambah 53,58 poin atau 0,14 persen ke posisi 37.710,10. Indeks Dow Jones menyentuh rekor tertinggi baru. Indeks Nasdaq melemah tipis 0,03 persen ke posisi 15.095,14.

“Apa yang kami lihat sekarang adalah pasar menunjukkan ketahanan yang ekstrem, meski beberapa indikator teknis menunjukkan kondisi jenuh beli,” ujar CEO 50 Park Investments, Adam Sarhan.

Ia menambahkan, setiap orang punya peluang saat pasar saham akan merosot dan pasar tidak akan anjlok secara berarti. “Hal ini memberi tahu saya kalau pembeli tetap memegang kendali yang jelas,” ujar dia.

Dengan hanya satu hari perdagangan yang tersisa pada 2023, semua rata-rata indeks saham acuan berada di zona positif. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing menguat hampir 13,8 persen dan 24,6 persen.


Kinerja Indeks Saham

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Sementara itu, indeks Nasdaq mencatat kinerja terbaik sejak 2003 dengan naik 44,2 persen. Kinerja indeks saham acuan yang lebih baik ini didorong euforia terhadap kecerdasan buatan dan bangkitnya kembali nama-nama perusahaan teknologi yang memiliki kapitalisasi besar setelah aksi jual yang terjadi pada 2022.

Tiga indeks acuan juga diperkirakan mencatat kenaikan selama sembilan minggu berturut-turut. Hal ini menekankan reli pasar pada akhir 2023 yang pulih dari kuartal III yang negatif. Indeks S&P 500 naik 11,6 persen pada kuartal ini dan menuju kinerja kuartalan terbaiknya dalam tiga tahun.

Saham-saham yang saat ini berada di tengah periode reli Sinterklas yang mengacu pada lima hari perdagangan terakhir pada akhir tahun dan dua hari pertama pada tahun baru. Rata-rata indeks S&P 500 naik 1,3 persen selama jangka waktu ini, per data sejak 1950 dari Stock Trader’s Almanac.

Sarhan menuturkan, menjelang berakhirnya 2023, indeks secara teknikal menguat untuk menciptakan hal yang kuat untuk saham pada 2024. Hal ini karena pasar menantikan penurunan suku bunga dan berlanjutnya penurunan inflasi. “Risiko terbesarnya saat ini adalah resesi,” kata dia.

Direktur Fidelity Investments, Jurrien Timmer menuturkan, pasar berada dalam kondisi yang baik karena penurunan suku bunga lebih lanjut menjaga perekonomian dalam skenario goldilocks. “Namun, masih ada pertanyaan mengenai seberapa jauh pasar benar-benar dapat berjalan,” ujar dia.

 


Prediksi Wall Street pada 2024

Plang Wall Street di dekat Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)
Dalam file foto 11 Mei 2007 ini, tanda Wall Street dipasang di dekat fasad terbungkus bendera dari Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)

Ia mengatakan, beberapa penurunan suku bunga masuk akal karena inflasi telah turun. Timmer prediksi, kemungkinan akan bertahan sekitar 3 persen.

“Pasar itu seperti anak manja. Ia mendapat sedikit dan menginginkan lebih, dan itu adalah situasi yang sangat umum yang kita alami saat ini,” ujar dia.

Timmer optimistis terhadap pasar karena yakin pasar akan positif pada 2024. “Jika imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun tetap berada di antara level 4 persen-5 persen, pasar saham akan baik-baik saja,” ujar dia.

Ia menuturkan, valuasi saham sudah diperhitungkan sehingga memaksa laba melakukan peningkatan besar pada 2024.

“Pertanyaan terbukanya menurut saya adalah jika melihat perputaran dari the Magnificent Seven ke segala sesuatu yang telah tertinggal, dan menurut saya hal itu sangat mungkin terjadi, tren absolut seperti apa yang dihasilkannya,” ujar dia.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya