Liputan6.com, Jakarta - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) siapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga Rp 1 triliun pada 2024. Corporate External Communication PT Kalbe Farma Tbk, Hari Nugroho menerangkan belanja modal itu utamanya akan digunakan untuk menunjang operasional perseroan. Angka belanja modal tahun depan juga tak jauh berbeda dengan belanja modal 2023.
"Untuk tahun depan, perseroan menyiapkan belanja modal di kisaran Rp 700 miliar-Rp 1 triliun. Belanja modal akan dialokasikan untuk penambahan kapasitas, pemeliharaan rutin dan kebutuhan IT," kata dia kepada Liputan6.com, dikutip Sabtu (30/12/2023).
Baca Juga
Untuk tahun ini, perseroan menganggarkan belanja modal Rp 1 triliun pada 2023. Dana tersebut dialokasikan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan jaringan distribusi perseroan.
Advertisement
Selain itu, anggaran belanja juga akan digunakan untuk pemeliharaan dan penyelesaian proyek yang sedang berjalan. Kalbe akan mengupayakan tercapainya target 2023 dan mencapai pertumbuhan penjualan yang lebih baik pada 2024. Kalbe juga memiliki target internal ke arah pemulihan profitabilitas untuk 2024.
Perseroan berhasil mencatatkan penjualan bersih mencapai Rp 22,56 triliun hingga akhir kuartal III 2023. Angka ini meningkat 6,5 persen year on year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Di sisi lain, laba bersih KLBF tercatat sebesar Rp 2,06 miliar pada sembilan bulan pertama 2023 atau terjadi penurunan 16,9 persen YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu akibat kondisi pasar yang menantang dalam periode transisi setelah pandemi.
Melihat kinerja tersebut, perseroan memberikan sinyal adanya pembagian dividen untuk tahun buku 2023. Secara historis perseroan memiliki kebijakan pembagian dividen di kisaran 45-55 persen dari laba bersih. Hal tersebut merupakan bentuk komitmen Kalbe Farma untuk memberikan imbal hasil yang baik bagi para pemegang saham.
Â
Â
Kalbe Farma Beri Sinyal Dividen, Berapa Besarannya?
Sebelumnya diberitakan, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berkomitmen untuk memberikan imbal hasil yang baik bagi para pemegang saham. Artinya, Kalbe Farma siap untuk membagikan keuntungannya dalam bentuk dividen saham.Â
Direktur Keuangan Kalbe Farma Kartika Setiabudy menuturkan, pihaknya memiliki kebijakan untuk melaksanakan pembagian dividen secara rutin setiap tahun di kisaran 45-55 persen dari laba bersih.Â
"Terkait dividen, Kalbe Farma memiliki kebijakan untuk melaksanakan pembagian dividen secara rutin di setiap tahunnya di kisaran 45-55 persen dari laba bersih," kata Kartika dalam hasil Public Expose 2023, ditulis Jumat (1/12/2023).
Menurut ia, hal tersebut merupakan bentuk komitmen Kalbe Farma untuk memberikan imbal hasil yang baik bagi para pemegang saham.
Di samping itu, ia mengaku terdapat berbagai faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi kinerja laba tahun ini, seperti dampak turunnya penjualan karena produk Covid-19 tahun sebelumnya, tingginya harga bahan baku dan peningkatan biaya operasional dengan normalisasi aktivitas setelah pandemi.Â
Meski demikian, Kalbe akan mengupayakan tercapainya target 2023 dan mencapai pertumbuhan penjualan yang lebih baik pada 2024. Kalbe juga memiliki target internal ke arah pemulihan profitabilitas untuk 2024.Â
"Kalbe akan memberikan informasi lebih lanjut di awal tahun 2024 setelah proses budgeting selesai," ujar dia.Â
Sebelumnya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencatatkan penjualan bersih mencapai Rp 22,56 triliun hingga akhir kuartal III 2023. Angka ini meningkat 6,5 persen year on year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.Â
Di sisi lain, laba bersih KLBF tercatat sebesar Rp 2,06 miliar pada sembilan bulan pertama 2023 atau terjadi penurunan 16,9 persen YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu akibat kondisi pasar yang menantang dalam periode transisi pasca pandemi.
Di tengah kondisi pasar yang menantang, KLBF berkeyakinan bahwa industri kesehatan tetap akan bertumbuh dalam jangka panjang seiring dengan meningkatnya kesadaran kesehatan.
Â
Advertisement
Perluas Jangkauan Distribusi
Manajemen KLBF meyakini pemulihan makroekonomi tetap memberikan peluang pertumbuhan. Seiring dengan perubahan pola belanja konsumen pasca pandemi, KLBF berupaya adaptif dan berfokus pada kebutuhan konsumen dengan tetap mewaspadai dampak inflasi terhadap daya beli konsumen.Â
Emiten farmasi ini menerapkan strategi untuk menjaga pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis dengan berfokus pada pemulihan produk inti dan lebih agresif dalam kategori produk yang mendorong pertumbuhan seperti kategori biologi dan onkologi, preventif, dan produk yang lebih terjangkau untuk masyarakat.
KLBF terus memperhatikan pengelolaan rantai pasok dan persediaan, mengelola portofolio produk, dan menjaga efisiensi biaya operasional.Â
"Kami juga mempertahankan likuiditas keuangan yang baik untuk memenuhi kebutuhan modal kerja dan ekspansi. Perusahaan pun terus berfokus melakukan inovasi produk dan layanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," tulis Manajemen Kalbe Farma dalam keterangan resminya, ditulis Rabu (1/11/2023).
Secara berkelanjutan, KLBF berupaya meningkatkan akses kesehatan bagi masyarakat antara lain dengan meningkatkan kontribusi produk dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), meluncurkan berbagai produk kesehatan preventif dan herbal, menawarkan produk nutrisi yang lebih terjangkau, memperluas ekosistem layanan kesehatan serta pengembangan peralatan medis.Â
Untuk memperluas jangkauan distribusi, KLBF menghadirkan platform B2B – EMOS & MOSTRANS melalui divisi distribusi dan logistik. KLBF juga menggabungkan strategi pengelolaan portofolio produk, mengelola efektivitas kegiatan penjualan dan pemasaran, mendorong transformasi digital, serta mempertahankan efisiensi biaya operasional.Â
Â
Kontribusi Bisnis
Bila ditelusuri dari segi pertumbuhan dan kontribusi per divisi, Divisi Obat Resep KLBF membukukan peningkatan penjualan sebesar 31,4 persen menjadi Rp 5,79 triliun per kuartal III 2023, dibandingkan realisasi kuartal yang sama tahun sebelumnya Rp 4,40 triliun, serta menyumbang 25,7 persen dari total penjualan bersih perusahaan.
Selanjutnya, Divisi Distribusi & Logistik KLBF meraih peningkatan penjualan bersih sebesar 3,2 persen per kuartal III 2023 menjadi Rp 8,01 triliun, dari periode sebelumnya sebesar Rp 7,76 triliun serta menyumbang 35,5 persen terhadap total penjualan bersih perusahaan. Â
Divisi Nutrisi membukukan penjualan bersih sebesar Rp 5,89 triliun pada sembilan bulan pertama 2023, atau mengalami pertumbuhan sebesar 2,5 persen dari pencapaian di periode yang sama tahun sebelumnya dan menyumbang 26,1 persen dari total penjualan bersih KLBF di sembilan bulan pertama 2023.Â
Di sisi lain, pada sembilan bulan pertama 2023, terjadi penurunan pendapatan Divisi Produk Kesehatan sebesar 12,1 persen dibandingkan dengan sembilan bulan pertama tahun 2022 menjadi Rp 2,87 triliun dengan kontribusi sebesar 12,7 persen terhadap total penjualan bersih KLBF per kuartal III 2023. Hal ini mencerminkan perubahan pola belanja konsumen terhadap sektor produk kesehatan.
KLBF berhasil mempertahankan pangsa pasar produk-produk perusahaan serta terus menjaga efisiensi kegiatan operasional untuk mempertahankan rasio profitabilitas. Laba usaha KLBF mencapai Rp 2,71 triliun di sembilan bulan pertama 2023, dengan rasio laba usaha terhadap penjualan sebesar 12,0 persen. Di sisi lain, laba per saham KLBF mencapai Rp 44,39 pada sembilan bulan pertama 2023 atau turun 16,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Â
Advertisement