Wall Street Beragam, Indeks Nasdaq Menguat Tersengat Saham Nvidia hingga Amazon

Wall street bervariasi pada perdagangan Selasa, 9 Januari 2024. Indeks Nasdaq catat penguatan sendirian.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Jan 2024, 07:15 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2024, 07:13 WIB
Wall Street Beragam, Indeks Nasdaq Menguat Tersengat Saham Nvidia hingga Amazon
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan saham Selasa, 9 Januari 2024. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan saham Selasa, 9 Januari 2024. Indeks S&P 500 merosot yang didorong saham teknologi.

Dikutip dari CNBC, Rabu (10/1/2024), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 turun tipis 0,15 persen ke posisi 4.756,50. Pada posisi terendah perdagangan Selasa pekan ini, indeks acuan tersebut melemah 0,7 persen.

Indeks Dow Jones terpangkas 157,85 poin atau 0,42 persen ke posisi 37.525,16  setelah turun 310 poin pada posisi terendah. Indeks Nasdaq susut hampir 0,9 persen dan berbalik arah menguat 0,09 persen ke posisi 14.857,71.

Saham Nvidia melonjak 1,7 persen, dan mencapai level tertinggi baru sepanjang masa. Saham Amazon menguat lebih dari 1,5 persen diikuti Alphabet. Saham Juniper Networks melonjak hampir 22 persen pada perdagangan Selasa pekan ini setelah laporan Wall Street Journal menyebutkan Hewlett Packard Enterprise dapat mengumumkan kesepakatan untuk akuisisi Juniper Networks senilai USD 13 miliar pada pekan ini.

Sektor teknologi yang mencatat sebagai sektor dengan kinerja terbaik pada 2023 mengalami kesulitan pada 2024. Hal itu memberikan tekanan pada pasar.

"Kami menjauh dari big tech, dan kami memasuki bagian pasar yang lebih dalam, tetapi sebenarnya tidak disukai. Misalnya saja kami melihat semakin banyak pembeli yang tertarik pada layanan kesehatan,” ujar LPL Financial Chief Global Strategist Quincy Krosby.

Sektor saham layanan kesehatan menjadi salah satu dari empat sektor S&P 500 yang diperdagangkan menguat pada perdagangan Selasa pekan ini. Pada 2024, sektor saham layanan kesehatan naik 3 persen, menjadikannya kinerja sektor saham yang terbaik.


Sektor Saham Layanan Kesehatan Menguat

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis Michael Pistillo (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Di sisi lain, indeks S&P 500 dan Nasdaq menguat pada perdagangan Senin pekan ini seiring saham-saham teknologi berkapitalisasi besar bangkit dari koreksi pekan lalu.

Pada akhir pekan ini, investor akan analisis data inflasi untuk mendapatkan kejelasan mengenai jalur penurunan suku bunga dari the Federal Reserve (the Fed). Indeks harga konsumen pada Desember akan rilis pada perdagangan Kamis pekan ini, diikuti indeks harga produsen jelang akhir pekan.

Sementara itu, sejumlah perusahaan akan rilis laporan laba pekan ini termasuk Infosys pada Kamis pekan ini, JPMorgan Chase, United Health, Bank of America, Delta Air Lines pada Jumat pekan ini.

Di antara 11 sektor saham, hanya sektor saham layanan kesehatan yang diperdagangkan lebih tinggi pada Selasa pekan ini. Sektor saham layanan kesehatan naik hampir 0,4 persen. Hingga kini, sektor saham layanan kesehatan bertambah hampir 1,2 persen.

Sektor saham tersebut didukung saham Illumina naik 7 persen dan Revvity bertambah 5 persen. Saham kedua perusahaan bioteknologi itu melonjak setelah memberikan pandungan pendapatan pada kuartal IV yang melampaui harapan analis.

Setelah layanan kesehatan, sektor jasa komunikasi juga mendatar. Sedangkan sektor saham yang menurun antara lain sektor energi dan material yang masing-masing turun 1,6 persen dan 1,4 persen pada perdagangan Selasa pekan ini.


Penutupan Wall Street pada 8 Januari 2024

Plang Wall Street di dekat Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)
Dalam file foto 11 Mei 2007 ini, tanda Wall Street dipasang di dekat fasad terbungkus bendera dari Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melonjak pada perdagangan Senin, 8 Januari 2024. Rata-rata indeks saham acuan menguat pada awal pekan ini didorong saham-saham teknologi di tengah wall street yang mencoba pulih dari pekan yang sulit.

Dikutip dari CNBC, Selasa (9/1/2024), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 melonjak 1,41 persen ke posisi 4.763,54. Indeks Nasdaq bertambah 2,2 persen ke posisi 14.843,77. Indeks saham Nasdaq mencatat kinerja terbaik sejak 14 November. Sementara itu, indeks Dow Jones melambung 216,90 poin atau 0,58 persen ke posisi 37.683,01.

Investor melakukan aksi beli saham di sektor teknologi yang merosot 4 persen pada pekan lalu. Hal ini seiring imbal hasil obligasi turun pada awal pekan ini. Saham Nvidia melonjak mencapai titik tertinggi sepanjang masa di wall street. Saham Amazon melambung hampir 2,7 persen sehingga mengangkat indeks Nasdaq.

Saham Apple naik 2,3 persen setelah Evercore ISI merekomendasikan membeli saham saat penurunan pekan lalu. ETF the VanEck Semiconductor melonjak 3,5 persen, dan mencatat kinerja terbaik sejak November. Di sisi lain, imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun susut tiga basis poin menjadi 4,012 persen.

Boeing menghambat kenaikan indeks Dow Jones. Saham Boeing turun 8 persen menyusul penghentian sementara puluhan pesawat Boeing 737 Max 9 untuk inspeksi setelah bagian dari badan pesawat Alaska Airlines meledak.

“Saya pikir ini masih tahun baru, pasar bullish yang sama dengan risiko yang sama,” ujar Chief Technical Strategist LPL Financial, Adam Turnquist.

 


Kinerja Saham Pekan Lalu

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Ia menambahkan koreksi pekan lalu ditambah dengan pergerakan imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun telah memberikan investor kepercayaan diri untuk kembali ke saham teknologi.

“Cerita sederhananya adalah saham-saham mengalami overbought dan imbal hasil oversold, dan sekarang kita mempunyai alasan untuk sedikit melambung dalam dua arah, tidak ada yang terlalu mengkhawatirkan pada saat ini,” ujar Turnquist.

Adapun wall street mengalami penurunan minggu pertamanya dalam 10 minggu karena saham teknologi berkapitalisasi besar seperti Apple mencatat kinerja buruk. Ditambah imbal hasil obligasi AS yang melonjak. Indeks Dow Jones turun 0,59 persen, indeks S&P 500 susut 1,52 persen. Indeks Nasdaq membukukan kinerja mingguan terburuk sejak September 2023 dengan turun 3,25 persen.

Pekan ini, pelaku pasar mungkin mendapatkan kejelasan yang lebih besar mengenai jalur penurunan suku bunga dari the Federal Reserve (the Fed). Indeks harga konsumen pada Desember akan dirilis pada Kamis pekan ini, diikuti indeks harga produsen.

Rilis data ekonomi itu harus menunjukkan apakah upaya bank sentral menurunkan inflasi ke target 2 persen berhasil. Charles Bobrinskoy dari Ariel Investments percaya investor terlalu optimistis untuk saat ini.

"Anda harus membayar mahal untuk konsensus yang baik. Kita beralih dari pesimisme, kepastian kita akan mengalami resesi, menjadi optimisme, dan ada terlalu banyak konsensus tidak aka nada resesi, suku bunga akan turun. Pasar saham akan berjalan dengan baik,” ujar dia kepada CNBC.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya