ARA Melulu, Bursa Gembok Saham Hotel Sahid Jaya

Penghentian sementara perdagangan saham SHID dilakukan Bursa Efek Indonesia (BEI) di pasar reguler dan pasar tunai.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 13 Jan 2024, 13:39 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2024, 13:39 WIB
ARA Melulu, Bursa Gembok Saham Hotel Sahid Jaya
Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara atau suspensi perdagangan saham PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID).(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara atau suspensi perdagangan saham PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID). Penghentian sementara atau suspensi kenaikan harga kumulatif yang signifikan.

"Sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham SHID, dalam rangka cooling down BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham SHID pada perdagangan tanggal 12 Januari 2024,” mengutip pengumuman Bursa, Sabtu (13/1/2024).

Penghentian sementara perdagangan saham SHID dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai. Tujuannya, yakni untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar dalam mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham SHID.

Melansir data RTI, saham SHID betah mengarungi zona merah sebelum naik signifikan pada 4 Januari 2024 dengan kenaikan 24,60 persen. Sejak saat itu, saham SHID konsisten capai auto reject atas (ARA), hingga penutupan Kamis, 11 Januari 2024 saham SHID berada pada posisi 2.380.

Buntut dari ARA beruntun itu, saham SHID naik 142,86 persen dari posisi 980 pekan lalu, menjadi top gainers Bursa sepekan terakhir. Namun dalam satu tahun terakhir, harga saham SHID masih terkoreksi 2,86 persen. Sebelumnya, Bursa memantau pergerakan saham SHID akibat penurunan harga saham SHID di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA) pada akhir tahun lalu.

Sehubungan dengan kondisi tersebut, BEI mengimbau kepada para investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat terkait atas permintaan konfirmasi bursa. Selain itu, juga mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.

Investor juga diimbau untuk mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS. Serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

 

Bursa Pelototi Saham Hotel Sahid Jaya International dan Satria Antaran Prima

20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau pergerakan saham PT Satria Antaran Prima Tbk (SAPX) dan PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID). Hal itu menyusul terjadinya peningkatan harga saham SAPX dan penurunan harga saham SHID di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).

Merujuk data RTI, saham SAPX naik 7,80 persen ke posisi 1.175, melanjutkan penguatan 24,57 persen pada perdagangan sebelumnya. Dalam sepekan, harga saham SPAX naik 71,13 persen. Dalam satu tahun terakhir, saham SPAX naik 49,38 persen. Sementara, saham SHID terpantau konsisten di zona merah.

Pada perdagangan hari ini, saham SHID terkoreksi 3,03 persen ke posisi 640, melanjutkan pelemahan 2,22 persen pada perdagangan sebelumnya. Dalam sepekan, saham SHID terkoreksi 12,93 persen.  Sedangkan dalam satu tahun terakhir, saham SHID turun 73,33 persen.

"Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham SAPX dan SHID, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini,” melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (29/12/2023).

Sehubungan dengan kondisi tersebut, Bursa mengimbau kepada para investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat terkait atas permintaan konfirmasi bursa. Selain itu, juga mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.

Investor juga diimbau untuk mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS. Serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

 

 

 

 

BEI Pantau Saham Diamond Citra Propertindo

IHSG Ditutup Menguat
Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau pergerakan saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA). Hal itu menyusul terjadinya penurunan harga yang tidak wajar pada saham DADA di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).

"Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity atas saham DADA tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini,” mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (12/1/2024).

Melansir data RTI, saham DADA ditutup stagnan atau mengalami perubahan 0,00 persen pada perdagangan hari ini, Jumat 12 Januari 2024. Dalam sepekan, saham DADA terkoreksi 25 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham DADA amblas 88 persen.

Pengumuman unusual market activity tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Lebih lanjut, BEI mengimbau kepada para investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat terkait atas permintaan konfirmasi bursa.

Selain itu, juga mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya. Investor juga diimbau untuk mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS. Serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

 

 

Emiten Pengelola Restoran CFC Lolos dari Pantauan BEI

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengeluarkan dua emiten dari daftar pemantauan khusus. Dua emiten itu adalah PT Jaya Trishindo Tbk (HELI) dan emiten pengelola restoran CFC, yakni PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (PTSP).

"Perubahan ini mulai efektif pada tanggal 29 Desember 2023," mengutip pernyataan Kepala Divisi PLP, Teuku Fahmi Ariandar dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (28/12/2023).

Semula, saham PT Jaya Trishindo Tbk dan PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (PTSP) masuk dalam daftar pemantauan khusus efek bersifat ekuitas. Keduanya memenuhi kriteria nomor 10, yakni dikenakan penghentian sementara perdagangan Efek selama lebih dari 1 Hari Bursa yang disebabkan oleh aktivitas perdagangan.

Bursa melakukan suspensi saham PTSP dan HELI pada 20 November 2023 lantaran terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan. Bursa kemudian membuka suspensi keduanya, saham PTSP dan HELI sudah bisa diperdagangkan sejak 29 November 2023.

Pada perdagangan Kamis, 28 Desember 2023, saham HELI naik 1,57 persen ke posisi 388. Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 846 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 1,43 juta lembar senilai Rp 550,8 juta. Dalam sepekan, harga saham HELI naik 19,75 persen. Saham HELI naik signifikan sebesar 345,98 persen dalam tiga bulan terakhir.

Dalam satu tahun terakhir, harga saham HELI naik 60,33 persen. Sebaliknya, saham PTSP nampak konsisten berada di zona merah sepanjang Desember. Pada perdagangan hari ini, PTSP susut 0,35 persen ke posisi 2.860. Frekuensi perdagangan saham PTSP yakni 3 kali.

Volume saham yang ditransaksikan sebanyak 900 lembar senilai Rp 2,57 juta. Dalam sepekan, harga saham PSP susut 18,29 persen. Meski dalam tiga bulan terakhir saham PTSP tumbuh 84,52 persen, tetapi jika ditarik secara tahunan masih terkoreksi 14,11 persen.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya