Manulife Aset Manajemen Indonesia Luncurkan Reksa Dana ESG Bertema Transisi Global

MAGET merupakan reksa dana saham offshore (luar negeri) berdenominasi dolar AS dan dikelola sesuai dengan prinsip syariah yang mengacu parameter Environmental, Social and Governance (ESG).

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Jan 2024, 14:25 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2024, 14:25 WIB
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) meluncurkan reksa dana Manulife Saham Syariah ESG Transisi Global Dolar AS (MAGET) untuk nasabah Bank HSBC Indonesia, Selasa (16/1/2024). (Foto: Liputan6.com/Pipit I.R)
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) meluncurkan reksa dana Manulife Saham Syariah ESG Transisi Global Dolar AS (MAGET) untuk nasabah Bank HSBC Indonesia, Selasa (16/1/2024). (Foto: Liputan6.com/Pipit I.R)

Liputan6.com, Jakarta - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) meluncurkan reksa dana Manulife Saham Syariah ESG Transisi Global Dolar AS (MAGET) Kelas A2 untuk nasabah PT Bank HSBC Indonesia.

MAGET merupakan reksa dana saham offshore (luar negeri) berdenominasi dolar AS dan dikelola sesuai dengan prinsip syariah yang mengacu parameter Environmental, Social and Governance (ESG).

Keunikan reksa dana MAGET di antara produk reksa dana offshore syariah dan ESG lainnya ada pada fokus utama investasinya, yaitu transisi global, didorong oleh tujuan mitigasi dampak buruk perubahan iklim dan pemanasan global terhadap bumi.

CEO & President Director Manulife Aset Manajemen Indonesia, Afifa menuturkan, reksa dana MAGET berinvestasi pada beragam perusahaan global di berbagai sektor yang telah menunjukkan komitmen kuat untuk mengurangi dampak lingkungan, khususnya dengan mengurangi jejak karbon perusahaannya.

"Perusahaan-perusahaan tersebut juga berkomitmen untuk membantu pihak lain, baik pemerintah, dunia bisnis dan korporasi, rumah tangga, dan individu agar mereka juga bisa ikut berkontribusi mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan," kata Afifa dalam keterangan resmi Peluncuran Reksa Dana MAGET, Selasa (16/1/2024).

Sesuai dengan tema investasi utama reksa dana MAGET, ada empat tema investasi kunci yang menjadi dasar pembentukan portofolio reksa dana. Antar lain, energi rendah karbon, material pendukung transisi, ketersediaan sumber daya, serta efisiensi dan elektrifikasi. Sebagai contoh, reksa dana MAGET berinvestasi pada perusahaan yang bergerak di bidang energi baru terbarukan dengan jejak karbon minimal, seperti pembangkit listrik tenaga air, bayu, dan surya.

Selain itu, reksa dana MAGET juga berinvestasi pada material-material pendukung transisi, antara lainnikel, tembaga, dan litium. Investasi juga dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor agrikultur, bioteknologi, keamanan pangan, manajemen pengairan, pengadaan listrik, transportasi ramah lingkungan, penyimpanan energi, otomasi dan efisiensi, dan lain-lain.

 


Investasi MAGET

(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)
(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)

Ruang lingkup yang sangat luas dan baru bagi investor Indonesia ini dapat menjadi peluang diversifikasi yang sangat menarik untuk dimanfaatkan.

Dalam pengelolaan portofolio investasi MAGET Kelas A2, MAMI dibantu oleh jaringan tim investasi profesional dari Manulife Investment Management yang tersebar di seluruh dunia.

Para portofolio manajer ini memiliki pengalaman yang luas dalam mengelola investasi saham luar negeri, memiliki pengetahuan mendalam pada sektor-sektor spesifik terkait tema-tema investasi kunci, dan sangat memahami tentang bagaimana industri akan beradaptasi terhadap transisi.

Di samping itu itu, sebagai salah satu pemimpin global dalam investasi berkelanjutan, Manulife Investment Management telah memperluas penawaran investasi ESG, seperti memperkenalkan strategi Global Climate Action, Sustainable Asia Bond, dan Sustainable Asia Equity kepada investor global.

"Strategi-strategi ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggabungkan keahlian investasi global yang telah lama dimilikinya dengan pengalaman di lapangan selama bertahun-tahun dan pengetahuan yang luas dalam investasi ESG di Asia, untuk menawarkan produk investasi paling relevan yang dapat memberikan keuntungan jangka panjang bagi para investor," pungkas Afifa.

 


Jurus Investasi Saat Tahun Pemilu Ala Manulife Aset Manajemen

Ilustrasi investasi, investasi saham (Photo by Tech Daily on Unsplash)
Ilustrasi investasi, investasi saham (Photo by Tech Daily on Unsplash)

Sebelumnya diberitakan, masyarakat Indonesia bersiap menyambut pesta demokrasi 2024, dengan Pemilu (Legistatif dan Presiden) pada 14 Februari 2024, serta Pilkada serentak pada 27 November 2024.

Seperti di tahun-tahun sebelumnya, ketidakpastian politik terkait Pemilu kerap menimbulkan kekhawatiran sebagian investor di pasar modal.  

Padahal, berdasarkan data historis, kinerja pasar saham dan obligasi di tahun pemilu lebih dipengaruhi oleh faktor makroekonomi global dan domestik dibandingkan faktor politik. Lantas, seperti apa strategi investasi yang baik jelang tahun politik?

Guna menyusun strategi investasi, sebaiknya ketahui dulu kondisi pasar di luar dan dalam negeri serta kelas aset yang berpotensi memberikan kinerja positif.  Kemudian, susun portofolio.  Sesuaikan komposisi aset di dalam portofolio dengan tujuan keuangan, jangka waktu, dan profil risiko Anda.

Pasar Asia masih menawarkan iklim investasi yang lebih ideal bagi para investor. Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang membaik, angka inflasi yang mulai melandai, dan suku bunga di kawasan ini juga diperkirakan sudah berada di puncaknya. 

 


Sentimen Ekonomi China hingga Suku Bunga

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

“Ini sangat bertolak belakang dengan kondisi di negara belahan dunia barat yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan serta inflasi yang tinggi. Pemulihan ekonomi China yang tidak terlalu positif membawa potensi keuntungan tersendiri bagi negara-negara lain di kawasan Asia untuk mendapatkan aliran dana investor asing yang mencari peluang di luar China,” kata Chief Economist & Investment Strategist Manulife Aset Manajemen Indonesia Katarina Setiawan dalam keterangan resminya, Rabu (4/10/2023).

Sementara itu, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 21 September 2023 telah memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75 persen. Keputusan BI telah memperhitungkan potensi kenaikan suku bunga the Fed satu kali lagi hingga akhir 2023. 

Faktor lainnya dari domestik adalah perekonomian Indonesia yang dipandang masih tetap bagus. Hal ini didukung oleh angka inflasi pada Agustus 2023 yang tetap terjaga di kisaran sasaran 3,0±1 persen dan relatif stabilnya nilai tukar Rupiah (yang menjadi salah satu penopang utama sentimen terhadap aset investasi Indonesia, baik untuk portofolio investasi maupun penanaman modal).

Dibandingkan mata uang negara lain yang hampir seluruhnya melemah terhadap dolar AS, pelemahan Rupiah masih lebih terjaga.

 


Faktor Lainnya

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan pertumbuhan positif pada tiga pemilu terakhir.  Pada 2009, 2014, dan 2019, IHSG tercatat tumbuh sebesar 87,0 persen, 22,3 persen, dan 1,7 persen secara berurutan, menunjukkan bahwa IHSG naik atau positif di tahun pesta demokrasi. 

“Secara historis pula, investasi riil tetap berjalan walau mengalami sedikit penurunan pertumbuhan di tahun-tahun pemilu yang mengindikasikan kecenderungan para pelaku bisnis untuk menunda investasi di tahun politik,” kata dia.

Sedangkan, pasar obligasi menunjukkan potensi pertumbuhan ke arah positif. Optimisme terhadap pasar obligasi pun terjaga dengan baik, didukung oleh imbal hasil riil yang menarik dan fundamental makroekonomi yang kuat. 

Selain itu, jeda pada kenaikan suku bunga dan ekspektasi terbatasnya laju penguatan USD dapat mendorong imbal hasil obligasi semakin turun, yang akan berdampak positif terhadap kinerja pasar obligasi.

Di sisi lain, pasar saham juga menawarkan titik masuk dan potensi kenaikan yang menarik.  Emiten masih terus memberikan kinerja yang tumbuh sehat. 

Secara agregat, laba korporasi  di semester I 2023 mencapai 50-51 persen dari perkiraan konsensus untuk sepanjang 2023.  Selain itu, valuasi saham juga masih relatif murah.

Dapat disimpulkan bahwa baik pasar obligasi maupun pasar saham memiliki potensi pertumbuhan yang positif di tahun pemilu 2024.  Hal ini didukung oleh ekspektasi kebijakan suku bunga yang lebih akomodatif di 2024 dan valuasi pasar yang menarik.

Selain itu, umumnya investor juga mengantisipasi fenomena window dressing di akhir tahun yang dilanjutkan dengan January effect pada awal tahun berikutnya.

“Sebaiknya para investor untuk tetap berinvestasi secara regular dan melakukan diversifikasi portofolio, disesuaikan dengan tujuan keuangan, jangka waktu dan profil risiko masing-masing. Dengan demikian, diharapkan risiko keseluruhan portofolio terjaga sementara hasil investasi semakin mendekati tujuan yang dicanangkan,” tandasnya. 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya