Pengelola Ayam Goreng Nelongso Gelar IPO, Incar Dana Segar Rp 62,55 Miliar

Pengelola Ayam Goreng Nelongso, PT Bersama Mencapai Puncak Tbk menawarkan sebanyak-banyaknya 225 juta lembar saham yang mewakili 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 19 Jan 2024, 09:10 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2024, 09:10 WIB
PT Bersama Mencapai Puncak Tbk, Pengelola Ayam Goreng Nelongso menjalani proses penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO). (Foto: laman PT Bersama Mencapai Puncak Tbk)
PT Bersama Mencapai Puncak Tbk, Pengelola Ayam Goreng Nelongso menjalani proses penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO). (Foto: laman PT Bersama Mencapai Puncak Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - Pengelola Ayam Goreng Nelongso, PT Bersama Mencapai Puncak Tbk akan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) lewat penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Pada aksi tersebut, perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 225 juta lembar saham yang mewakili 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO dengan nilai nominal Rp 50 per lembar.

Harga penawaran yakni di kisaran Rp 268- Rp 278 per saham. Dengan demikian, PT Bersama Mencapai Puncak Tbk bakal mengantongi sebanyak-banyaknya Rp 62,55 miliar dari IPO.

Bersamaan dengan penawaran umum saham perdana, perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 225 juta Waran Seri I atau sebesar 25 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO disampaikan. Waran Seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham yang ditawarkan pada tanggal penjatahan.

Setiap pemegang satu saham yang ditawarkan berhak memperoleh satu Waran Seri I, di mana setiap satu Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham perseroan yang dikeluarkan dari portepel dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 400 setiap Waran Seri I.

Waran Seri I dapat dilaksanakan menjadi saham perseroan setelah 18 bulan sejak tanggal pencatatan Waran Seri I di Bursa, sampai dengan satu hari kerja sebelum ulang tahun ke-2 pencatatan Waran Seri I, yaitu 15 Agustus 2025 sampai dengan 13 Februari 2026.

Pemegang Waran Seri I tidak mempunyai hak sebagai pemegang saham termasuk hak dividen selama Waran Seri I tersebut belum dilaksanakan menjadi saham.

Apabila Waran Seri I tidak dilaksanakan sampai habis masa berlakunya, maka Waran Seri I tersebut menjadi kadaluarsa, tidak bernilai, dan tidak berlaku. Jangka waktu Waran Seri I tidak dapat diperpanjang. Nilai hasil pelaksanaan Waran Seri I adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp 90 miliar.

 

Dana IPO

Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Melansir laman e-ipo, Jumat (19/1/2024), sekitar 3,48 persen dana IPO akan dialokasikan untuk pembelian mesin dan kendaraan operasional untuk menunjang proses distribusi produk dan bahan baku yang lebih optimal.

Lalu sekitar 10,16 persen akan digunakan untuk perpanjangan sewa outlet lama untuk mendukung ekspansi bisnis perseroan. Kemudian sekitar Rp 22,54 persen akan digunakan untuk renovasi outlet, gudang, kantor, dan sistem otomatisasi dalam rangka mendukung bisnis perseroan untuk penyimpanan persediaan bahan baku yang lebih besar.

Sisanya, sekitar 63,82 persen dana IPO akan digunakan untuk operational expenditure/opex) di antaranya untuk pembelian bahan baku, biaya-biaya pengembangan produk, marketing, dan branding. Sedangkan dana yang diperoleh perseroan dari pelaksanaan Waran Seri I akan digunakan untuk penambahan modal kerja perseroan.

Di antaranya pembelian bahan baku dan marketing atau pemasaran. Setelah IPO, perseroan berencana untuk membagikan dividen sebanyak-banyaknya 20 persen dari laba bersih tahun berjalan perseroan setelah pajak yang berakhir pada 31 Desember 2024 dan di masa yang akan datang sesuai dengan kemampuan kas perseroan.

Pembayaran dividen akan bergantung pada berbagai faktor, seperti laba ditahan, kinerja operasional dan keuangan, kondisi keuangan, kondisi likuiditas, prospek usaha di masa yang akan datang, kebutuhan kas, dan peluang bisnis. Lebih lanjut, berikut jadwal IPO PT Bersama Mencapai Puncak Tbk:

Masa Penawaran Awal: 19-24 Januari 2024

Perkiraan tanggal efektif: 31 Januari 2024

Perkiraan masa penawaran umum perdana saham: 2-12 Februari 2024

Perkiraan tanggal penjatahan: 12 Februari 2024

Perkiraan tanggal distribusi secara elektronik: 13 Februari 2024

Perkiraan pencatatan saham dan waran di BEI: 15 Februari 2024

Perkiraan awal perdagangan Waran Seri I: 15 Februari 2024

Perkiraan akhir perdagangan Waran Seri I

- Pasar reguler dan negosiasi: 10 Februari 2024

- Pasar tunai: 12 Februari 2024

Perkiraan awal pelaksanaan Waran Seri I: 15 Februari 2024

Perkiraan akhir pelaksanaan Waran Seri I: 13 Februari 2024

 

 

BEI Incar 62 IPO pada 2024

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan sekitar 62 saham baru tercatat melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan raihan IPO 2023 yang mencapai 79 emiten.

"Kalau kita bicara IPO saham tahun depan itu 61 atau 62," ujar Direktur Utama BEI Iman Rachman , dikutip Senin (1/1/2024).

Hingga akhir 2023, Bursa telah mengantongi setidaknya setengah dari target IPO dalam pipeline, yakni 30 perusahaan. Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 9 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 19 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 2 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 3 Perusahaan dari sektor basic materials

• 6 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals

• 4 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals

• 2 Perusahaan dari sektor energy

• 0 Perusahaan dari sektor financials

• 0 Perusahaan dari sektor healthcare

• 5 Perusahaan dari sektor industrials

• 3 Perusahaan dari sektor infrastructures

• 1 Perusahaan dari sektor properties & real estate

• 5 Perusahaan dari sektor technology

• 1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

Secara keseluruhan, Bursa menargetkan pencatatan efek baru yang terdiri dari pencatatan saham, efek bersifat utang dan sukuk (EBUS), serta rights issue sebanyak 230 pencatatan pada 2024.

Target tersebut naik dari target revisi tahun ini sebanyak 200 pencatatan, namun turun signifikan dari realisasi akhir tahun lalu yang telah mencapai 385 pencatatan hingga 27 Desember 2023.

Selain itu, BEI menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) 12,25 triliun dan penambahan 2 juta investor baru. Tahun depan, Bursa juga akan meluncurkan instrumen investasi kontrak berjangka saham atau single stock futures (SSF) pada kuartal I 2024.

 

 

 

BEI Cetak Rekor IPO Terbanyak ke-6 di Dunia

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menorehkan capaian mengesankan sepanjang 2023. Salah satunya, Bursa mencatatkan perusahaan IPO terbanyak ke-6 di dunia dengan 79 emiten baru.

"Kalau dari jumlah IPO di Indonesia untuk 2023 itu 79 emiten, atau 6 persen dari total global IPO, itu nomor 6 di dunia,” kata Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam konferensi pers di Jakarta, ditulis Sabtu (30/12/2023).

Secara global, terdapat 1.298 IPO pada 2023. Posisi Indonesia tepat berada di bawah bursa Tokyo dengan 86 IPO atau setara 7 persen dari IPO global.

Di urutan pertama, ada bursa India dengan 220 IPO atau setara 17 persen dari total IPO, disusul Shenzhen 129 IPO atau 10 persen dari total IPO.Kemudian posisi ketiga ada bursa AS dengan 105 IPO atau setara 8 persen dari total IPO global, serta Shanghai dengan 86 IPO atau 8 persen dari total IPO global.

Sementara dari sisi dana yang berhasil dihimpun lewat penawaran perdana saham (initial public offering/IPO), Indonesia berada di posisi ke-9 dengan raihan USD 3,6 miliar. Capaian itu setara 3 persen dari total dana yang berhasil dihimpun dari IPO global yang mencapai USD 123,3 miliar.

Sepanjang 2023, pencatatan efek baru di BEI meliputi 79 saham, 120 emisi obligasi, 3 ETF, 2 EBA-SP, dan 182 waran terstruktur dengan total fund-raised saham sebesar Rp 54,14 triliun dan obligasi sebesar Rp 126,97 triliun.

"Penambahan pencatatan sebanyak 79 saham baru pada tahun 2023. "Ini merupakan pencapaian tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia," imbuh Iman.

Jumlah perusahaan tercatat saham di BEI telah mencapai 903 emiten sampai dengan saat ini. Jumlah tersebut tumbuh 9,3 persen ytd. Menempati posisi kedua terbesar di kawasan Asen setelah bursa Malaysia dengan 990 emiten atau tumbuh 2,1 persen ytd.

 

Pasar Indonesia Masih Bergairah, Mandiri Sekuritas Ramal IPO Ramai pada Semester II 2024

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Petugas kebersihan bekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Transaksi bursa agak surut dengan nyaris 11 miliar saham diperdagangkan sebanyak lebih dari 939.000 kali. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya diberitakan, Mandiri Sekuritas optimis pasar modal Indonesia masih bergairah pada 2024. Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana memperkirakan perusahaan akan ramai gelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada paruh kedua tahun depan.

Oki mencermati, hal itu mempertimbangkan kondisi pasar. Catatan saja, tahun depan setidaknya ada dua sentimen utama yang dicermati pasar, seperti pemilihan umum (pemilu) dan kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed.

“Tapi ada juga yang benar-benar mendorong untuk IPO lebih awal. Tapi biasanya (kebanyakan) memang di pertengahan tahun," kata Oki dalam Media Gathering di Jakarta pada Selasa (19/12/2023).

Sebelum memutuskan untuk debut, perusahaan akan terlebih dahulu mempertimbangkan kondisi fundamental dan faktor pertumbuhan perusahaan. Menurut Oki, jika perusahaan memiliki faktor pertumbuhan baik, maka akan lebih mendukung untuk melakukan IPO. Dengan asumsi IPO dilakukan pertengahan tahun, calon emiten sodorkan laporan keuangan tahunan atau yang brakhir per 30 Desember.

“Jadi akan melihat faktor pertumbuhannya, kalau tidak ada faktor pertumbuhannya pasti tidak akan laku juga,” imbuh Oki.

Merujuk laman e-ipo, saat ini terdapat tujuh perusahaan yang tengah memasuki masa penawaran awal atau bookbuilding dan dijadwalkan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2024.

Calon emiten tersebut antara lain, PT Multi Spunindo Jaya Tbk, PT Samcro Hyosung Adilestari Tbk, PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk, PT Adhi Kartiko Pratama Tbk, PT Citra Nusantara Gemilang Tbk, PT Manggung Polahraya Tbk dan PT Asri Karya Lestari Tbk. Cahya Puteri Abdi Rabbi.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya