Resmi Tercatat di Bursa, Dirut TOSK: IPO Tak Hanya Cari Dana, tapi Menginspirasi

Direktur Utama Topindo Solusi Komunika (TOSK), Seiko Manito mengatakan langkah go publik perusahaan tak hanya untuk mencari dana.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 07 Feb 2024, 14:44 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2024, 14:44 WIB
Pencatatan saham perdana PT Topindo Solusi Komunika Tbk (TOSK) pada Rabu (7/2/2024). (Foto: BEI)
Pencatatan saham perdana PT Topindo Solusi Komunika Tbk (TOSK) pada Rabu (7/2/2024). (Foto: BEI)

Liputan6.com, Jakarta - PT Topindo Solusi Komunika Tbk (TOSK) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 7 Februari 2024. TOSK menjadi perusahaan tercatat ke-10 di BEI pada 2024. 

TOSK menawarkan 4.375.000.000 saham dengan total pendanaan Rp 109.375.000.000. Adapun untuk harga perdana saham TOSK yaitu Rp 125 per saham. Dalam perdagangan perdana saham TOSK dibuka pada harga Rp 135 dengan rentang harga terendah Rp 82 dan tertinggi Rp 168  dari awal harga perdana Rp 125.

Direktur Utama Topindo Solusi Komunika, Seiko Manito mengatakan langkah go publik perusahaan tak hanya untuk mencari dana, tetapi juga memberikan inspirasi kepada masyarakat yang berlatar belakang di daerah. 

"Saya berusaha menginspirasi, terutama teman-teman dari daerah bahwa seseorang yang memiliki latar belakang sederhana sekalipun, selama bekerja keras, punya dedikasi tinggi, konsisten dengan apa yang dikerjakan, apapun cita-citanya bisa dikejar,” kata Seiko dalam seremoni pencatatan saham, Rabu (7/2/2024). 

Seiko menambahkan, pencatatan saham perdana TOSK di Bursa Efek Indonesia jadi momen penting bagi perusahaan dalam upaya mempercepat pengembangan bisnis. Selain itu menurut Seiko, TOSK menjadi sarana untuk membantu sektor UMKM.

"Dengan listing bukan cuma soal dapat dana untuk ekspansi tapi bagaimana caranya kami bisa lebih dikenal publik dan tumbuh menjadi perusahaan yang semakin kuat dan proper,” ujar Seiko.

Adapun, Seiko mengungkapkan awal mula mendirikan bisnis dengan modal hanya Rp 500 ribu hingga berhasil mencapai kapitalisasi pasar lebih dari Rp 500 miliar. Seiko berharap perusahaan yang telah dibangun bisa terus tumbuh dan memberi manfaat bagi banyak orang. 

 

Topindo Solusi Komunika Patok Harga IPO Rp 125 per Saham

Pencatatan saham perdana antara lain saham TOSK, MPIX, UNTD, dan ALII pada Rabu, (7/2/2024).(Foto:BEI)
Pencatatan saham perdana antara lain saham TOSK, MPIX, UNTD, dan ALII pada Rabu, (7/2/2024).(Foto:BEI)

Sebelumnya diberitakan, PT Topindo Solusi Komunika Tbk (TOSK) mematok harga perdana Rp 125 per saham dalam rangka penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO). Harga saham yang ditetapkan itu merupakan batas atas dari harga yang ditawarkan Perseroan Rp 115-Rp 125 per saha,.

PT Topindo Solusi Komunika Tbk menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 875 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 10 per lembar. Melansir laman e-ipo, Jumat (2/2/2024), Topindo Solusi Komunikatelah menetapkan harga penawaran final yakni Rp 125 per lembar.

Dengan demikian, perseroan akan mengantongi dana segar Rp 109,37 miliar dari IPO. Sebelumnya, perseroan mematok harga penawaran pada kisaran Rp 115-Rp 125 per saham. Sebagai pemanis, Perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 262.500.000 Waran Seri I atau sebesar 7,5 persen  dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran.

Setiap pemegang 10 saham baru akan memperoleh 3  Waran Seri I di mana setiap 1 Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru Perseroan yang dikeluarkan dalam portepel.

Waran Seri I adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham Perseroan dengan nilai nominal Rp 10 setiap saham dengan harga pelaksanaan dengan Rp 144 sampai dengan Rp 156 setiap saham.

Total hasil pelaksanaan Waran Seri I adalah sebanyak-banyaknya Rp 40,95 miliar. Sekitar 40 persen dana IPO akan digunakan untuk keperluan modal kerja dan pengembangan sistem IT (hardware dan software).

 

 

Dana IPO

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sekitar 10 persen akan dialokasikan untuk entitas anak, yaitu PT Topindo Niaga Nusantara (TNN),  dalam bentuk penyetoran modal, yang digunakan oleh TNN untuk keperluan modal kerja berupa pembelian persediaan produk retail TNN.

Kemudian, sekitar 50 persen akan dialokasikan untuk entitas anak, yaitu PT Topindo Ikon Properti (TIP), dalam bentuk penyetoran modal, yang digunakan oleh TIP untuk keperluan akuisisi properti berupa tanah dan bangunan serta keperluan modal kerja TIP.

Sedangkan dana yang diperoleh Perseroan dari pelaksanaan Waran Seri I, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan yaitu untuk pembiayaan kebutuhan operasional sehari-hari, antara lain namun tidak terbatas untuk pembelian persediaan, pembayaran gaji karyawan, pengembangan sistem IT Perseroan, dan biaya umum operasional Perseroan.

 

BEI Incar 62 IPO pada 2024

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan sekitar 62 saham baru tercatat melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan raihan IPO 2023 yang mencapai 79 emiten.

"Kalau kita bicara IPO saham tahun depan itu 61 atau 62," ujar Direktur Utama BEI Iman Rachman , dikutip Senin (1/1/2024).

Hingga akhir 2023, Bursa telah mengantongi setidaknya setengah dari target IPO dalam pipeline, yakni 30 perusahaan. Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 9 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 19 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 2 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 3 Perusahaan dari sektor basic materials

• 6 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals

• 4 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals

• 2 Perusahaan dari sektor energy

• 0 Perusahaan dari sektor financials

• 0 Perusahaan dari sektor healthcare

• 5 Perusahaan dari sektor industrials

• 3 Perusahaan dari sektor infrastructures

• 1 Perusahaan dari sektor properties & real estate

• 5 Perusahaan dari sektor technology

• 1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

Secara keseluruhan, Bursa menargetkan pencatatan efek baru yang terdiri dari pencatatan saham, efek bersifat utang dan sukuk (EBUS), serta rights issue sebanyak 230 pencatatan pada 2024.

Target tersebut naik dari target revisi tahun ini sebanyak 200 pencatatan, namun turun signifikan dari realisasi akhir tahun lalu yang telah mencapai 385 pencatatan hingga 27 Desember 2023.

Selain itu, BEI menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) 12,25 triliun dan penambahan 2 juta investor baru. Tahun depan, Bursa juga akan meluncurkan instrumen investasi kontrak berjangka saham atau single stock futures (SSF) pada kuartal I 2024.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya