Gandeng Perusahaan AS, 100 Klinik KAEF Buka Layanan Vaksinasi HPV

PT Kimia Farma Tbk (KAEF) kini menyediakan layanan vaksin penyakit terkait human papillomavirus (HPV)

oleh Arief Rahman H diperbarui 10 Mar 2024, 10:35 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2024, 10:35 WIB
Kerja sama PT Kimia Farma Diagnostika atau KFD, anak usaha PT Kimia Farma Tbk (KAEF)  dengan Merck & Co., Inc., Rahway, N.J., asal Amerika Serikat melalui MSD Indonesia. (Dok KAEF)
Kerja sama PT Kimia Farma Diagnostika atau KFD, anak usaha PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dengan Merck & Co., Inc., Rahway, N.J., asal Amerika Serikat melalui MSD Indonesia. (Dok KAEF)

Liputan6.com, Jakarta - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) kini menyediakan layanan vaksin penyakit terkait human papillomavirus (HPV). Layanan vaksin dan edukasi HPV akan tersedia di 100 klinik dalam jaringan PT Kimia Farma Diagnostika atau KFD, anak usaha Kimia Farma Apotek.

Layanan dan edukasi ini menjadi buah atas kerja sama KFD dengan Merck & Co., Inc., Rahway, N.J., asal Amerika Serikat melalui MSD Indonesia.

Melalui kerjasama ini, MSD akan memberikan edukasi terkait pencegahan berbagai penyakit melalui vaksinasi. Serta, KFD menyediakan layanan vaksinasi HPV mandiri kepada masyarakat luas melalui Klinik Kimia Farma yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.Komitmen kerjasama ditandatangani oleh perwakilan dari kedua belah pihak, yaitu Managing Director MSD Indonesia, George Stylianou dan Direktur Utama PT Kimia Farma Diagnostika, Arie Genipa Suhendi.

"Kami menjalin komitmen bersama PT Kimia Farma Diagnostika, untuk meningkatkan pemahaman di masyarakat mengenai penyakit terkait HPV, yang diharapkan dapat menjadi solusi dalam membantu meredam penyebaran berbagai penyakit berbahaya yang disebabkan oleh virus ini," ucap Managing Director MSD Indonesia, George Stylianou dalam keterangannya, dikutip Minggu (10/3/2024).

Dicegah dengan Vaksinasi

Tak hanya penyakit terkait HPV, kedepannya, MSD Indonesia akan menggandeng KFD untuk memberikan edukasi mengenai penyakit lainnya yang dapat dicegah oleh vaksinasi. Seperti pneumonia, varicella, Measles Mumps Rubella (MMR), dan diare rotavirus.

"Kami berharap, melalui edukasi ini, masyarakat tergugah untuk mengambil langkah proaktif terhadap kesehatan dengan berkonsultasi kepada dokter mengenai vaksinasi, sehingga dapat terlindung dari berbagai penyakit yang dapat dicegah dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia," bebernya.

Perlu diketahui, human papillomavirus atau HPV adalah penyebab dari berbagai penyakit, salah satunya kanker serviks. Dua genotipe HPV yang paling umum, ditemukan menjadi penyebab sekitar 70 persen dari kasus kanker serviks pada perempuan.

Infeksi HPV juga dapat menyebabkan penyakit berbahaya lainnya, seperti kanker anus, kanker penis, dan kutil kelamin yang juga dapat menyerang laki-laki.

 

Mencegah Infeksi

Kerja sama PT Kimia Farma Diagnostika atau KFD, anak usaha PT Kimia Farma Tbk (KAEF)  dengan Merck & Co., Inc., Rahway, N.J., asal Amerika Serikat melalui MSD Indonesia. (Dok KAEF)
Kerja sama PT Kimia Farma Diagnostika atau KFD, anak usaha PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dengan Merck & Co., Inc., Rahway, N.J., asal Amerika Serikat melalui MSD Indonesia. (Dok KAEF)

Sementara itu, Direktur Utama PT Kimia Farma Diagnostika, Arie Genipa Suhendi menjelaskan kerja sama ini jadi bagian guna mencegah morbiditas, mortalitas dan kecacatan yang disebabkan oleh penyakit yang dapat diantisipasi dengan imunisasi.

"KFD melakukan kolaborasi dengan MSD dalam rangka meningkatkan literasi, dan kesediaan masyarakat terkait penerimaan vaksin HPV," tegasnya.

"Para tenaga ahli kesehatan di klinik Kimia Farma akan membantu memberikan pemahaman yang tepat seputar virus HPV, serta memberikan pendampingan yang dibutuhkan masyarakat, termasuk pemberian vaksin HPV dan kedepannya akan memperluas pelayanan vaksinasi," sambung Arie.

Untuk diketahui, upaya pencegahan belum menjadi prioritas masyarakat saat ini. Contohnya kanker serviks yang merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi HPV, cakupan skrining pada tahun 2023 masih sangat rendah, hanya mencapai 7,02 persen dari target 70 persen.

Padahal langkah-langkah preventif seperti skrining dan vaksinasi perlu diambil guna mengurangi potensi infeksi dan dampak dari virus HPV itu sendiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya