Liputan6.com, Jakarta - PT Lautan Luas Tbk (LTLS) mengumumkan kinerja tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode ini, perseroan membukukan pendapatan Rp 7,32 triliun. Pendapatan itu turun 7,14 persen dari 2022 yang tercatat sebesar Rp 7,88 triliun.
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (14/3/2024), perseroan membukukan beban pokok penjualan dan jasa pada 2023 sebesar Rp 6,13 triliun, turun dari Rp 6,37 triliun pada 2022. Dengan demikian, laba kotor pada 2023 tercatat sebesar Rp 1,19 triliun, susut dari Rp 1,51 triliun pada 2022.
Baca Juga
Pada periode ini, Lautan Luasmembukukan beban usaha sebesar Rp 838,05 miliar, pendapatan operasi lain Rp 21,88 miliar, dan beban operasi lain Rp 21,87 miliar. Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan penghasilan keuangan RP 2,91 miliar, beban keuangan Rp 95,76 miliar, dan bagian atas rugi entitas asosiasi Rp 23,05 miliar.
Advertisement
Setelah dikurangi beban pajak final dan pajak penghasilan, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 160,94 miliar. Turun 49,86 persen dari Rp 321,01 miliar pada 2022. Aset pada 2023 turun menjadi Rp 5,63 triliun dari Rp 6,09 triliun pada 2022.
Liabilitas pada 2023 turun menjadi Rp 2,66 triliun dari Rp 3,1 triliun pada 2022. Ekuitas pada 2023 turun tipis menjadi Rp 2,97 triliun dari Rp 2,98 triliun pada 2022.
Pada penutupan perdagangan Kamis, 14 Maret 2024, saham PT Lautan Luas Tbk (LTLS) merosot 2,99 persen ke posisi Rp 1.135 per saham. Saham LTLS dibuka stagnan di posisi Rp 1.170 per saham. Saham LTLS berada di level tertinggi Rp 1.180 dan terendah Rp 1.135 per saham. Total frekuensi perdagangan 42 kali dengan volume perdagangan 1.529 saham. Nilai transaksi Rp 175,8 juta.
Ekonomi Global Diramal Suram, Lautan Luas Pede Kinerja Kinclong pada 2023
Sebelumnya diberitakan, 2023 Indonesia diprediksi menghadapi badai berupa perlambatan ekonomi global. Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan ada pada level cukup tinggi 4,5-5,3 persen pada 2023 dan 4,7-5,5 persen pada 2024.
Adapun inflasi akan kian terkendali dan diprakirakan turun dan kembali ke sasaran 3,0±1 persen pada 2023 dan 2,5±1 persen pada 2024.
Dari sektor riil, geliat sektor industri juga masih dapat berlanjut di 2023. Kemenperin memproyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) industri pengolahan nasional sepanjang tahun 2022 mencapai 5,01 persen, dan pada 2023 ditargetkan sebesar 5,1-5,4 persen.
Investor Relations Lautan Luas Eurike Hadijaya mengatakan, terkait proyeksi perekonomian Indonesia ke depan, pihaknya tetap positif. Namun, pada saat bersamaan, dia menyebut tetap waspada dengan gejolak makro.
”Melihat berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah seharusnya pertumbuhan ekonomi masih bisa tetap terjaga positif. Kami meyakini, kinerja Lautan Luas juga akan semakin tumbuh di tahun 2023 ini, seiring dengan berbagai kebijakan strategis yang sedang disiapkan oleh management,” kata Eurike dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (13/1/2023).
Advertisement
Pasar Indonesia Mendominasi
Secara umum, pertumbuhan pendapatan Lautan Luas Lautan Luas ditargetkan mampu mencapai hingga 10 persen. Industri sektor makanan minuman, air bersih dan personal home care tetap menjadi fokus industri Lautan Luas kedepannya.
Sekitar 90 persen penjualan Lautan Luas adalah untuk pasar Indonesia, dengan sisanya berfokus di kawasan Asia yang masih baik pertumbuhan nya.
“Kami juga tetap menjalankan upaya untuk mempertahankan arus kas yang positif seperti yang telah di capai sebelumnya. Dari segment manufaktur, kami fokus untuk meningkatkan utilisasi produksi untuk mencapai tingkat profitabilitas yang lebih baik. Selain itu, Lautan Luas juga aktif dalam pengembangan produk baru yang dilakukan dengan fokus terarah,” kata Eurike Hadijaya.
Selama tahun 2022 berjalan, kinerja keuangan emiten yang masuk sektor saham basic materials ini tergolong positif. Hingga kuartal III-2022, pendapatan LTLS meningkat 27,06 persen year on year (YoY) menjadi Rp 6,01 triliun. Di saat yang sama, emiten ini membukukan kenaikan laba bersih 88,68 persen YoY menjadi Rp 261 miliar.
Ekonomi Dalam Negeri
Secara terpisah, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menambahkan prospek ekonomi dalam negeri pada tahun ini diperkirakan akan cenderung menantang yang akan dipengaruhi oleh outlook ekonomi global yang lesu di tahun ini imbas sejumlah krisis yang terjadi.
Sehingga, yang diperkuat yaitu dari sisi internal yakni kebijakan untuk menopang pertumbuhan ekonomi dalam negeri baik dari sisi fiskal maupun moneter.
“Kami juga lihat arah investasi akan cenderung mengarah pada ekonomi berkembang yang lebih menarik di mana salah satunya Indonesia yang merupakan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Sementara, pasar saham di dalam negeri tahun ini kami perkirakan masih akan mencatatkan kinerja positif, namun dengan kecenderungan terbatas.
Ia menambahkan sektor basic materials masuk dalam salah satu sektor prioritas Pilarmas sebagaimana dukungan pemerintah cukup kuat terutama dalam hal hilirisasi dan industrialisasi serta mengubah basis ekonomi dari komoditas menjadi produk yang bernilai tambah.
Advertisement