TBIG Catatkan Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), berhasil mencatat pendapatan dan EBITDA masing-masing sebesar Rp 6,6 triliun dan Rp 5,7 triliun untuk periode satu tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2023.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 30 Mar 2024, 16:33 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2024, 16:33 WIB
Melihat Perawatan Tower Telekomunikasi di Kepulauan Seribu
Wisatawan melakukan telepon di dekat tower di Kepulauan Seribu, Rabu, 18/9/2019). PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) memiliki 26.713 penyewaan dan 15.344 site telekomunikasi tersebar di seluruh indonesia, ditargetkan akan menambah 3000 penyewaan di tahun 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), berhasil mencatat pendapatan dan EBITDA masing-masing sebesar Rp 6,6 triliun dan Rp 5,7 triliun untuk periode satu tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2023. Marjin EBITDA Perseroan berada pada 86,3% pada 2023. 

Per 31 Desember 2023, TBIG memiliki 41.227 penyewaan dan 22.475 site telekomunikasi. Site telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 22.357 menara telekomunikasi dan 118 jaringan DAS.

Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 41.109, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,84. 

CEO TBIG, Hardi Wijaya Liong mengatakan, pada 2023, perseroan menambahkan 2.760 penyewaan kotor yang terdiri dari 744 sites telekomunikasi dan 2.016 kolokasi ke portofolio kami. 

“Setelah merger antara Indosat Ooredoo dan Hutchison (IOH) pada 2022, kami telah bekerja dengan IOH terkait dengan integrasi jaringan mereka. Pada beberapa penyewaan dari IOH yang berakhir, kami melihat beberapa yang tidak diperpanjang, yang mengakibatkan penambahan penyewaan bersih yang lebih rendah untuk tahun 2023,” kata Hardi dalam siaran pers, dikutip Jumat (29/3/2024).

Per 31 Desember 2023, total pinjaman (debt) perseroan, jika pinjaman dalam mata uang US Dollar yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp 28.202 miliar dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp 625 miliar.

Dengan saldo kas yang mencapai Rp 801 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp 27.401 miliar. 

 

Pinjaman Bersih

20161102-Menara Tower-Jakarta- Angga Yuniar
Menara jaringan telekomunikasi milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Jakarta, Rabu (2/11). Indonesia menargetkan menjadi negara ekonomi digital terbesar di Asia tenggara tahun 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

CFO TBIG, Helmy Yusman Santoso menggunakan EBITDA triwulan keempat 2023 yang disetahunkan, maka total pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,8 kali. Perseroan terus memiliki profil likuiditas yang sangat kuat dengan sumber pendanaan yang terdiversifikasi. 

“Hingga akhir 2023, 44% dari utang kami dalam bentuk obligasi dan pinjaman Rupiah. Kami terus mengakses pasar obligasi Rupiah lokal, dengan penerbitan PUB VI Tahap III sebesar Rp 2.700 miliar pada Februari 2024 dengan tingkat kompetitif 6,75% dan jangka waktu 1 tahun," pungkasnya.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya