Tersengat Harga Komoditas hingga Rupiah Melemah, Investor Bisa Cermati Saham-Saham Ini

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 2,74% pada pekan lalu ke level 7.087 pada akhir perdagangan Jumat, 19 April 2024.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 22 Apr 2024, 10:31 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2024, 10:31 WIB
Tersengat Harga Komoditas hingga Rupiah Melemah, Investor Bisa Cermati Saham-Saham Ini
Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus menjelaskan ada sejumlah sentimen yang menopang pelemahan IHSG pada pekan lalu. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 2,74% pada pekan lalu ke level 7.087 pada akhir perdagangan Jumat, 19 April 2024.

Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus menjelaskan ada sejumlah sentimen yang menopang pelemahan IHSG pada pekan lalu. Di antaranya, pernyataan ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell, pelemahan USD-IDR, kenaikan harga komoditas dan pergerakan investor asing.

Jerome Powell dalam pidatonya menyebutkan akan menunggu lebih lama (dari antisipasi sebelumnya) untuk menurunkan suku bunga pasca rangkaian rilis data inflasi Amerika Serikat  yang tercatat tetap tinggi. Powell menunjuk pada kurangnya kemajuan tambahan yang dicapai mengenai inflasi setelah penurunan cepat yang terlihat pada akhir tahun lalu.

"Ia juga mencatat bahwa kemungkinan akan membutuhkan lebih banyak waktu bagi para pejabat untuk mendapatkan keyakinan yang diperlukan bahwa inflasi AS mengarah ke sasaran The Fed sebesar 2%," beber Angga dalam keterangan resmi, Senin (22/4/2024).

Merujuk pada sentimen pelemahan USD-IDR, Angga menjelaskan harga berbagai jenis barang di pasaran berpotensi meningkat seiring dengan pelemahan nilai tukar rupiah yang saat ini telah menembus level Rp 16.200 per dollar AS. Hal ini seiring dengan adanya potensi kenaikan biaya produksi. 

Menariknya, BI sendiri telah menggelontorkan cadangan devisa untuk meredakan pelemahan nilai tukar Rupiah sekitar sebesar USD 250 juta atau sekitar Rp 4 triliun per hari. Adapun dampak pelemahan Rupiah ini menyebabkan kenaikan pada harga barang baku impor, kenaikan harga dan inflasi di masyarakat.

"Penurunan ekspor 9,45% yoy dan imbas dari penurunan nilai ekspor komoditas unggulan seperti batubara besi dan baja dan CPO serta turunannya. Ekspor ke China juga turut mengalami penurunan," ujar Angga.

 

 

Harga Komoditas

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Aktivitas pekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu terkait sentimen harga komoditas, saat ini harga komoditas mengalami kenaikan mingguan cukup signifikan dan merata dipimpin kenaikan nikel. Harga komoditas menguat karena dampak dari nilai tukar dan juga mulai pulihnya kegiatan manufaktur di China.

"Menariknya, dampak dari larangan supply Russia oleh LME terhadap mineral logam turut membatasi supply global ke depannya. Rusia sudah menyumbang 91% stok aluminium LME pada akhir Maret, 62% tembaga dan 36% nikel. Jadi, cermati saham-saham mineral logam MDKA, ANTM, TINS," saran Angga.

Terkait sentimen pergerakan asing, jelasnya, asing keluar melanjutkan net sell pada minggu pertama sebelum Lebaran pada saham LQ45 yang terbebani prospek suku bunga dan rotasi ke sektor komoditas seperti TPIA, MDKA, AKRA, ANTM dan PGAS.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Rupiah Tertekan Imbas Serangan Balik Israel ke Iran, Saham-Saham Ini Bisa Kamu Pantau

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, nilai tukar rupiah nampaknya masih akan mengalami tekanan. Menyusul serangan balasan Israel ke Iran pada Jumat, 19 April 2024. Melansir data update Google, nilai tukar rupiah diperdagangkan di kisaran 16.276,90 per dolar AS pada Jumat sore, 19 April 2024.

Nilai tukar rupiah melemah 0,30 persen terhadap dolar AS. Sejak awal tahun atau secara year to date (YTD) nilai tukar rupiah turun 5,40 persen.

Pengamat Pasar Modal Lanjar Nafi mengatakan, secara umum sektor saham yang terimbas atas melemahnya rupiah adalah sektor yang memiliki biaya operasional usaha menggunakan USD.

"Sektor-sektor itu Seperti sektor konsumer, sektor teknologi dan sektor infrastruktur. Sahamnya UNVR, GOTO, TLKM, EXCL," beber Lanjar dikutip Sabtu (20/4/2024).

Sebaliknya, sektor-sektor yang terimbas sentimen positif atas melemahnya rupiah adalah sektor yang memiliki orientasi usaha ekspor seperti sektor pertambangan, Industri dan pertanian.

"Sektor-sektor itu sahamnya ada MDKA, ADRO, ITMG, MBMA, AALI, CUAN," ungkap Lanjar.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi prediksi rupiah melemah hingga 108 pon dari penutupan perdagangan pada Kamis, 18 April 2024. Selain itu, serangan balasan Israel terhadap Iran juga akan dongkrak harga jual emas. Harga emas dunia diprediksi terdongkrak naik menjadi USD 2.500 per troy ounce.

Ibrahim menuturkan, penguatan dolar AS hingga kenaikan harga emas tersebut mengindikasikan investor masih memilih instrumen investasi yang yang lebih aman. Menyusul, peningkatan ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah akibat konflik Iran vs Israel.

"Sehingga safe haven akan dijadikan sebagai lindung nilai. Semoga Iran tidak melakukan penyerangan kembali untuk menstabilkan ekonomi global," tegas Ibrahim.

 

Penutupan IHSG pada 19 April 2024

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah hingga penutupan perdagangan Jumat (19/4/2024). IHSG tertekan didorong geopolitik di Timur Tengah kembali memanas dengan seiring Israel dikabarkan serang Iran dan aksi jual saham oleh investor asing kembali berlanjut.

Dikutip dari data RTI, IHSG merosot 1,11 persen ke posisi 7.087,31. Indeks LQ45 melemah 1,62 persen ke posisi 920,31. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Jelang akhir pekan, IHSG berada di level tertinggi 7.167,20 dan terendah 7.036,20. Sebanyak 456 saham melemah sehingga menekan IHSG. 204 saham menguat dan 115 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.212.001 kali dengan volume perdagangan 18,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 13,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.251. Investor asing menjual saham Rp 838,18 miliar. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 12,12 triliun.

Mayoritas sektor saham (IDX-IC) tertekan kecuali sektor saham kesehatan naik 1,1 persen. Sektor saham teknologi terpangkas 2,78 persen, dan catat koreksi terbesar. Diikuti sektor saham transportasi merosot 2,46 persen dan sektor saham siklikal tergelincir 1,77 persen.

Sektor saham energi turun tipis 0,03 persen, sektor saham basic melemah 0,74 persen, sektor saham industri merosot 1,21 persen. Selain itu, sektor saham nonsiklikal terpangkas 0,92 persen, sektor saham keuangan susut 1,24 persen. Kemudian sektor saham properti melemah 1,62 persen, dan sektor saham infrastruktur turun 0,42 persen.

Mengutip Antara, bursa saham Indonesia dan kawasan Asia bergerak lesu pada perdagangan Jumat, 19 April 2024 merespons adanya peningkatan tensi politik yang sedang terjadi kawasan Timur Tengah.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya