Industri Otomotif Loyo, Laba VKTR Teknologi Mobilitas Susut 26,75% pada Kuartal I 2024

Hingga 31 Maret 2024, VKTR Teknologi Mobilitas membukukan penghasilan lain-lain sebesar Rp 4,36 miliar. Turun drastis dibanding kuartal I 2023 yang masih tercatat Rp 16,24 miliar.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Mei 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2024, 18:00 WIB
 PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR), anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dan PT Industri Kereta Api (Persero) bersepakat untuk membangun  ekosistem transportasi berbasis listrik di Indonesia. (Foto: VKTR)
PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR), anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) membukukan beban usaha Rp 32,36 miliar pada 2024. Angka itu naik dibanding beban usaha pada kuartal I 2023 yang sebesar Rp 31,32 miliar. (Foto: VKTR Teknologi Mobilitas)

Liputan6.com, Jakarta - PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) mengumumkan laporan keuangan konsolidasi untuk periode kuartal I 2024. Pada periode tersebut, laporan keuangan konsolidasi VKTR Teknologi Mobilitas mencatat pendapatan bersih sebesar Rp 205 miliar selama kuartal I 2024, turun 29,79 persen dari Rp 292 miliar pada kuartal I 2023.

"Penurunan pendapatan utamanya disebabkan oleh penurunan penjualan dari bisnis manufaktur suku cadang seiring dengan penurunan penjualan kendaraan nasional di kuartal tersebut," ungkap Direktur Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk, Gilarsi W. Setijono dalam keterangan resmi, Rabu (1/5/2024).

Seiring dengan turunnya penjualan, perseroan berhasil menekan beban pkok penjualan menjadi Rp 151,51 miliar pada kuartal I 2024 dibanding Rp 235,88 miliar pada kuartal I 2023. Hasilnya, laba bruto perseroan tercatat sebesar RP 53,56 miliar pada kuartal I 2024, turun dari Rp 55,76 miliar pada kuartal I 2023.

Margin laba kotor konsolidasi Perusahaan pada kuartal I 2024 mengalami kenaikan menjadi 26,1% dari 19,1% pada kuartal I 2023. Sementara Margin EBITDA perusahaan mengalami kenaikan menjadi 15,7% pada kuartal I 2024 dari 11,9% pada kuartal I 2023.

"Peningkatan margin terutama disebabkan oleh pengendalian biaya pada bisnis manufaktur suku cadang mobil yang dipimpin oleh penurunan HPP (Harga Pokok Penjualan)," jelas Gilarsi.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa, Rabu (1 per 5 per 2024), perseroan membukukan beban usaha Rp 32,36 miliar pada 2024. Angka itu naik dibanding beban usaha pada kuartal I 2023 yang sebesar Rp 31,32 miliar.

Hingga 31 Maret 2024, perseroan membukukan penghasilan lain-lain sebesar Rp 4,36 miliar. Turun drastis dibanding kuartal I 2023 yang masih tercatat Rp 16,24 miliar.

Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 20,96 miliar. Laba ini turun 26,75 persen dibanding laba pada kuartal I 2023 yang tercatat sebesar Rp 28,62 miliar.

 

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Neraca

Pencatatan saham PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) di BEI pada Senin, (19/6/2023). (Foto: BEI)
Pencatatan saham PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) di BEI pada Senin, (19/6/2023). (Foto: BEI)

Dari sisi neraca, tidak terjadi banyak perubahan. Total aset hingga kuartal I 2024 mengalami peningkatan sebesar 0,5% menjadi Rp 1,68 triliun dari Rp 1,67 triliun pad akhir tahun lalu.

Sementara itu, total kewajiban atau liabilitas hingga akhir Maret 2024 mengalami penurunan sebesar 3% menjadi Rp 505 miliar dari Rp 520 miliar pada akhir Desember 2023.

Untuk ekuitas naik 2,09 persen menjadi Rp1,17 triliun pada Maret 2024 dibanding RP 1,15 triliun pada akhir tahun lalu.

"Beberapa hal menjadi faktor penurunan penjualan kami sejalan dengan penurunan di industri otomotif nasional, seperti Pemilihan umum Presiden yang terjadi pada kuartal I 2024 yang menyebabkan banyak pihak melakukan wait and see approach," terang Gilarsi.

Selain itu, ketidakpastian kondisi makro global di tengah memanasnya kondisi geopolitik di Timur Tengah yang berdampak pada pelemahan rupiah, menyebabkan melemahnya daya beli konsumen. Namun, di tengah kondisi eksternal yang menantang, segmen manufaktur suku cadang mampu mendorong peningkatan margin berkat pengendalian keuangan yang baik.

 

Completely Knock Down

Dari segi EV, perseroan tetap konsisten untuk menyelesaikan progres pembangunan Fasilitas Kendaraan Listrik Komersial Berbasis CKD (Completely Knock Down) Pertama di Indonesia agar berjalan sesuai dengan rencana pembangunan yang ditargetkan selesai pada bulan September 2024.

“Fokus VKTR saat ini adalah memastikan progres pembangunan Fasilitas CKD kami di Magelang berjalan tepat waktu. Fasilitas ini akan menjadi pusat perakitan kendaraan listrik komersial dengan TKDN minimal 40%, sehingga memberikan dampak pada keterjangkauan harga untuk konsumen, dan peningkatan margin untuk perusahaan”, ujar Gilarsi.

Perusahaan terus mendukung pihak yang ingin merealisasikan target Net Zero Emissions. Dari total 60 bus VKTR yang telah beroperasi dengan jarak tempuh 5.432.358 Km (per-15 April 2024), estimasi internal perseroan jumlah karbon yang berhasil dikurangi sebanyak 5.200 ton CO2 (dengan asumsi faktor konversi 2,68 kg CO2 per liter, dan konsumsi solar 2,8 km per liter).

Untuk menyerap CO2 sebesar 5.200 ton, dibutuhkan sekitar 5.627 hektar vegetasi untuk menyerap 5.200 ton CO2, atau setara dengan 237 ribu pohon yang harus ditanam untuk menyerap emisi CO2 tersebut (asumsi 1 pohon dewasa menyerap 22 kg CO2 selama 20 tahun).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya