Bagaimana Kebijakan Moneter Bank Sentral Pengaruhi Pasar Modal?

Berikut pengaruh kebijakan moneter bank sentral terhadap pasar modal. Simak ulasannya

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Jun 2024, 07:00 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2024, 07:00 WIB
Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)
Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) akan menggelar pertemuan pada 11-12 Juni 2024. (Brandon Mowinkel/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) akan menggelar pertemuan pada 11-12 Juni 2024. Lalu bagaimana kebijakan moneter bank sentral mempengaruhi pasar modal?

Adapun salah satu kebijakan moneter dilakukan melalui penetapan suku bunga acuan. Pengamat pasar modal Desmond Wira menuturkan, jika suku bunga rendah dapat mendorong biaya rendah untuk pinjaman operasional sehingga dapat meningkatkan laba.

Adapun dengan pertemuan the Federal Open Market Committee (FOMC) pada 11-12 Juni 2024, Desmond menuturkan, sebagian pelaku pasar berharap the Fed segera memangkas suku bunga seperti yang dilakukan Bank Sentral Eropa yang memangkas suku bunga pertama kali sejak 2019.

Namun, Desmond prediksi the Fed masih mempertahankan suku bunga meski beberapa data ekonomi menunjukkan inflasi dan pengangguran masih tinggi.

“Yang lebih menarik dilihat nanti di konferensi pers setelah rilis suku bunga. Kemungkinan dalam konferensi pers ketua The Fed Jerome Powell akan cenderung lebih dovish. Sebagai pembuka jalan pemangkasan suku bunga pada Agustus atau September nanti. Kemungkinan pasar saham menyambut dengan sentimen positif,” kata Desmond saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Selasa (11/6/2024).

Lalu bagaimana kebijakan moneter pengaruhi pasar modal di Amerika Serikat?

Pengamat pasar modal Wahyu Tri Laksono menuturkan, wall street akan menguat jika the Fed melonggarkan kebijakan moneter apalagi didukung stimulus quantative easing (QE).

“The Fed bisa membeli aset keuangan demi menyelamatkan ekonomi saat krisis ekonomi sehingga saham AS dan global cenderung naik,” kata Wahyu.

 

Apa Dampak Kenaikan Suku Bunga ke Saham?

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange saat Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara setelah mengumumkan kenaikan suku bunga di New York, Amerika Serikat, 2 November 2022. (AP Photo/Seth Wenig)

Ia menuturkan, jika inflasi tinggi dan ekonomi membaik, aset the Fed tersebut dilepas sehingga bursa saham AS dan global terkoreksi lagi.

“Jadi jika the Fed hike rate, saham cenderung melemah, tetapi hanya masalah waktu saja, saham kembali naik terutama karena stimulus the Fed,” kata dia.

Selain kebijakan moneter dengan suku bunga, Wahyu menuturkan, operasi pasar terbuka juga menjadi alat lain yang tersedia bagi the Fed. “Hal ini melibatkan pembelian atau penjualan obligasi treasury oleh the Fed di pasar terbuka.  Operasi pasar terbuka dapat menambah atau mengurangi jumlah uang beredar dan juga mempengaruhi tingkat suku bunga,” kata dia.

Bagaimana Kebijakan Moneter Bekerja?

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Mengutip laman dbs.id, kebijakan moneter dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, inflasi dan nilai tukar mata uang suatu negara. Bila ekonomi hadapi penurunan, bank sentral suatu negara akan berupaya meningkatkan produksi, lapangan pekerjaan dan permintaan konsumen dengan memangkas suku bunga.

Hal ini berfungsi menurunkan biaya kredit dan berpotensi meningkatkan jumlah uang yang beredar. Sebaliknya, jika terjadi inflasi yang tidak terkendali, pembuat kebijakan akan berusaha mengendalikan permintaan. “Hal ini akan dilakukan dengan langkah-langkah moderasi untuk memulihkan stabilitas ekonomi dan keuangan,”

Lalu bagaimana kebijakan moneter bekerja?

Hal itu bisa melalui suku bunga acuan. Suku bunga acuan adalah suku bunga yang ditentukan oleh bank sentral saat meminjamkan uang kepada bank komersial. Ini sebagai penentuan biaya pendanaan bank, pengaruhi tingkat pinjamannya untuk bisnis dan konsumen.

“Kenaikan suku bunga biasanya digunakan untuk mengurangi kegiatan ekonomi dan mengekang inflasi, sementara penurunan membuat pinjaman lebih terjangkau untuk memacu pengeluaran,”

Selain itu, operasi pasar terbuka terjadi ketika bank sentral membeli dan menjual obligasi pemerintah dalam volume besar. Hal ini untuk mempengaruhi jumlah uang beredasar dalam perekonomian.

“Saat bank sentral melakukan pembelian obligasi menggunakan uang yang baru dicetak, uang disuntikkan, menurunkan suku bunga membuat pinjaman lebih menarik dan mudah diakses,”

Selanjutnya persyaratan cadangan yakni jumlah minimum dana yang harus dimiliki bank jika terjadi penarikan mendadak. “Ketika persyaratan dinaikkan, bank memiliki lebih sedikit uang untuk dipinjamkan. Hal ini mengurangi jumlah uang beredar sehingga menaikkan tingkat bunga untuk pinjaman konsumen. Mengakibatkan berkurangnya belanja konsumen,”

 

Apa Itu Kebijakan Moneter?

Bank Indonesia melaporkan cadangan devisa Indonesia setiap bulannya. Foto: BI
Bank Indonesia melaporkan cadangan devisa Indonesia setiap bulannya. Foto: BI

Mengutip laman OCBC.id, kebijakan moneter merupakan keputusan yang diambil oleh pemerintah untuk menunjang aktivitas ekonomi melalui berbagai hal yang terkait penetapan jumlah peredaran uang di masyarakat.

Tujuan utama kebijakan moneter ini untuk menjaga kestabilan ketersediaan uang suatu negara. Hal ini karena persediaan uang negara mempengaruhi berbagai aktivitas ekonomi yakni inflasi, suku bunga bank dan sebagainya.

Adapun penanggung jawab dan pelaksana kebijakan moneter di Indonesia yakni Bank Indonesia selalu bank sentral di Indonesia. Hal tersebut didasari pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 mengenai kebijakan moneter Bank Indonesia.

Selain kebijakan moneter, terdapat kebijakan fiskal yang dapat berguna untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia. Adapun kebijakan fiskal ini fokus pada pendapatan dan pengeluaran negara. Penerapan kebijakan fiskal ini dapat melalui pengelolaan pajak dan APBN,

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya