Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) meniadakan perdagangan pada Senin 17 Juni 2024, dan Selasa 18 Juni 2024. Liburnya operasional Bursa itu berkenaan dengan Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah, disambung cuti bersama Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah.
Melansir laman Bursa Efek Indonesia (BEI), hanya ada dua hari libur bursa. Sehingga total hari bursa yang tersisa pada Juni yakni 18 hari. Untuk Juli dan Agustus tidak ada hari libur. Sehingga masing-masing memiliki 23 hari bursa pada Juli dan 22 hari bursa pada Agustus 2024.
September memiliki satu hari libur yakni pada 16 September 2024 dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian, terdapat 20 hari bursa pada September 2024.
Advertisement
Oktober dan November tidak terdapat hari libur. Sehingga masing-masing memiliki 23 hari bursa pada Oktober 2024 dan 21 hari bursa pada November 2024.
Desember memiliki dua hari libur yakni pada 25 Desember 2024 yang merupakan perayaan Hari Natal dan cuti bersama Natal pada 26 Desember 2024. Sehingga tersisa 20 hari bursa pada Desember 2024.
Menutup pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 1,42 persen ke posisi 6.734,832 pada Jumat (14/6). IHSG dibuka pada posisi 6.831,976 dan hanya sempat naik hingga 6.840,197 sebelum tergelincir pada posisi terendahnya hari ini di 6.713,272.
Sebanyak 140 saham menghijau. 451 saham terkoreksi, dan sisanya 180 saham stagnan atau mengalami perubahan 0,00 persen. Berdasarkan data RTI, IHSG sepekan turun 2,36 persen.
Kapan Idul Adha 2024? Ini Versi Pemerintah, NU, Muhammadiyah, dan Arab Saudi
Idul Adha merupakan salah satu perayaan penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Dikenal juga dengan nama Hari Raya Kurban, Idul Adha dirayakan setiap tahun pada tanggal 10 Dzulhijjah, bulan terakhir dalam kalender Hijriah.
Idul Adha memiliki makna yang sangat dalam bagi umat Islam. Perayaan ini mengingatkan umat Muslim akan keberanian dan kesetiaan Nabi Ibrahim dalam mengorbankan putranya, Ismail, sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Namun, Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba yang kemudian disembelih oleh Nabi Ibrahim sebagai pengganti.
Idul Adha juga menjadi momentum umat Islam untuk merayakan rasa syukur atas berkah dan rezeki yang diberikan oleh Allah SWT. Setiap tahun, umat Islam di seluruh dunia melaksanakan ibadah kurban di mana mereka menyembelih hewan ternak seperti domba, sapi, atau kambing sebagai bentuk pengorbanan atas nama Allah SWT. Daging dari hewan kurban ini kemudian dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan, termasuk keluarga, tetangga, dan orang-orang miskin.
Bagi umat Muslim di Indonesia, Idul Adha ditentukan berdasarkan hasil rukyatul hilal, pengamatan bulan baru atau kapan terlihatnya hilal di langit. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Agama, bersama dengan organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU) bertugas untuk menentukan tanggal Idul Adha yang jatuh pada tahun tersebut.
Lalu kapan Idul Adha di Indonesia menurut pemerintah, NU, Muhammadiyah, dan Arab Saudi? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (14/6/2024).
Advertisement
Kapan Idul Adha versi Pemerintah dan NU?
Idul Adha merupakan salah satu hari raya penting dalam agama Islam yang dirayakan setiap tahunnya. Pada tahun 1445 Hijriah, Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) secara resmi menetapkan Hari Raya Idul Adha jatuh pada Senin, 17 Juni 2024. Keputusan ini diumumkan oleh Wakil Menteri Agama, Saiful Rahmat Dasuki, setelah Sidang Isbat penentuan 1 Dzulhijjah 1445 H di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, pada Jumat, 7 Juni.
Berdasarkan hisab posisi hilal wilayah Indonesia yang sudah masuk kriteria, disepakati bahwa 1 Dzulhijjah 1445 Hijriah jatuh pada hari Sabtu, 8 Juni. Sehingga, Idul Adha diperingati pada Senin, 17 Juni 2024.
Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia, juga mengikuti hasil sidang Isbat yang dilakukan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) dalam menentukan awal Dzulhijjah 1445 H. Dengan demikian, penetapan Idul Adha oleh NU juga sejalan dengan pemerintah, yaitu pada Senin, 17 Juni 2024.
Penentuan kapan Idul Adha dilaksanakan berdasarkan perhitungan Hisab dan hasil Sidang Isbat yang melibatkan ulama dan pakar astronomi. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa hari yang ditetapkan sebagai Idul Adha benar sesuai dengan tuntunan agama.
Kapan Idul Adha versi Muhammadiyah?
Idul Adha 1445 Hijriah menurut organisasi Muhammadiyah jatuh pada hari Senin, 17 Juni 2024. Hal ini ditetapkan berdasarkan Maklumat Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 yang dikeluarkan oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.
Keputusan ini didasarkan pada perhitungan hisab hakiki wujudul hilal yang menunjukkan bahwa 1 Dzulhijjah 1445 H jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2024. Setelahnya, Hari Arafah atau 9 Zulhijah jatuh pada Ahad, 16 Juni 2024, dan diikuti dengan Idul Adha pada keesokan harinya (17 Juni 2024).
Metode hisab hakiki wujudul hilal yang digunakan oleh Muhammadiyah melibatkan perhitungan posisi bulan saat matahari terbenam. Dengan penetapan ini, umat Islam di Indonesia dapat mempersiapkan perayaan Idul Adha dengan tepat. Artinya, umat Islam dapat merencanakan ibadah kurban dan kegiatan lainnya yang terkait dengan Idul Adha sesuai dengan kalender hijriah yang digunakan Muhammadiyah.
Advertisement
Kapan Idul Adha versi Arab ?
Idul Adha merupakan salah satu hari raya yang dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia. Tanggal pelaksanaan Idul Adha dapat berbeda-beda setiap tahunnya, tergantung pada penentuan awal bulan Dzulhijjah. Di Arab Saudi, pemerintah setempat telah menetapkan Idul Adha pada tahun 1445 H/2024 M melalui sidang isbat awal Zulhijah.
Menurut hasil sidang tersebut, Idul Adha 2024 jatuh pada tanggal 17 Juni 2024. Penetapan ini juga sama dengan yang diberlakukan oleh SKB 3 Menteri dan Muhammadiyah di Indonesia. Namun, perlu diingat bahwa tanggal Idul Adha di Indonesia berbeda dengan Arab Saudi. Pihak Arab Saudi menetapkan Idul Adha pada tanggal 16 Juni 2024.
Sebagai umat Muslim, sangat penting untuk memahami waktu pelaksanaan Idul Adha agar dapat menjalankan ibadah dengan tepat. Oleh karena itu, perlu untuk mengikuti pengumuman resmi pemerintah atau lembaga agama setempat, baik di Arab Saudi maupun di Indonesia, untuk mengetahui tanggal yang tepat. Dengan demikian, umat Muslim dapat merayakan Idul Adha sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.