Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump akan segera bebas untuk mulai menjual sahamnya yang bernilai miliaran dolar di perusahaan rintisan media sosial miliknya, Trump Media.
Namun, penjualan saham tersebut diperkirakan tidak akan mencetak keuntungan yang besar. Hal itu lantaran saham sang miliarder di Trump Media mencakup lebih dari setengah kekayaan bersihnya.
Baca Juga
Diketahui, Trump memegang 114.750.000 saham, atau hampir 59% di Trump Media. Hingga Kamis 22 Agustus 2024, sahamnya bernilai sedikit lebih dari USD 2,6 miliar atau sekitar Rp 40 triliun.
Advertisement
"Jika saya akan berspekulasi, saya akan berspekulasi pada sisi negatifnya, bukan sisi positifnya," kata Daniel Bradley, seorang profesor keuangan di University of South Florida, dikutip dari CNBC International, Sabtu (24/8/2024).
Daniel Bradley memastikan, pandangan tersebut sama sekali tidak ada hubungannya dengan preferensi politiknya, dan lebih berkaitan dengan nilai ekonomi murni.
"Jika dia memilih untuk menjual semua atau sebagian sahamnya, Trump mungkin akan kesulitan menemukan pembeli, dan kemungkinan itu sendiri dapat memengaruhi harga saham," jelas dia.
"Jika tidak ada cukup pembeli di sana, maka ya, harga saham pada akhirnya harus turun secara substansial," imbuhnya.
Selain itu, jika Trump benar-benar menjual, ia akan diminta untuk mengungkapkan transaksi penjualannya pada formulir peraturan dalam waktu dua hari kerja.
Di sisi lain, encairkan sahamnya juga dapat memberikan dorongan finansial yang besar bagi Trump, yang sedang berhadapan dengan tuntutan pengadilan senilai ratusan juta dolar dan dilaporkan telah mengumpulkan lebih dari USD 100 juta untuk biaya pengacara.
Namun hal ini juga kemungkinan akan merusak kepercayaan investor terhadap Trump Media, yang mencatat bahwa keberhasilan Truth Social setidaknya sebagian bergantung pada popularitas dan reputasi Trump, yang menjadi daya tarik utamanya.
Penjualan Dapat Terjadi Kapan Saja?
Trump Media mencatat dalam pengajuan Komisi Sekuritas dan Bursa bahwa setelah penguncian dicabut, penjualan sejumlah besar saham dari saham biasa dapat terjadi kapan saja.
"Penjualan ini, atau persepsi di pasar bahwa pemegang sejumlah besar saham bermaksud menjual saham, dapat mengurangi harga pasar" saham DJT," kata pengajuan tersebut.
Namun, Trump, bersama dengan orang lain yang menerima saham di perusahaan tersebut sebelum go public, dilarang menjual saham mereka selama sekitar 180 hari berdasarkan perjanjian penguncian.
Ketentuan tersebut merupakan fitur umum dari penawaran umum perdana, yang dimaksudkan untuk mencegah orang dalam perusahaan segera menguangkan saham mereka segera setelah perusahaan go public.
Hal ini membantu menjaga saham tetap stabil dan dapat dipasarkan kepada investor dalam beberapa bulan pertama di pasar.
Sebagai informasi, Trump Media memulai debutnya di Nasdaq dengan kode DJT pada akhir Maret 2024, setelah proses merger yang panjang dengan perusahaan akuisisi bertujuan khusus.
Pembatasan penguncian, yang dimulai setelah bisnis tersebut digabungkan, akan berakhir pada 25 September mendatang.
Advertisement