Bursa Saham Asia Jatuh, Susul Penurunan di Wall Street AS

Bursa saham Asia-Pasifik diperdagangkan melemah, menyusul penurunan di Wall Street Amerika Serikat. Indeks saham Nikkei Jepang memimpin kerugian di kawasan Asia-Pasifik.

oleh Septian Deny diperbarui 17 Okt 2024, 08:33 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2024, 08:33 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta Bursa saham Asia-Pasifik diperdagangkan melemah, menyusul penurunan di Wall Street Amerika Serikat. Indeks saham Nikkei Jepang memimpin kerugian di kawasan Asia-Pasifik.

Dikutip dari CNBC, Kamis (17/10/2024), Nikkei 225 Jepang turun 1,83% dan ditutup pada 39.180,3. Sedangkan indeks saham Topix turun 1,2% dan berakhir pada 2.690,66.

Indeks saham Taiwan turun 1,21% dan berakhir pada 23.010,98, tertekan oleh sektor teknologi.. S&P/ASX 200 Australia turun 0,41% menjadi 8.284,7.

Di Kores Selatan, Kospi turun 0,88% hingga berakhir pada 2.610,36, sementara Kosdaq berkapitalisasi kecil turun 1,04% menjadi 765,79. 

Para investor akan mencermati lebih jauh langkah-langkah stimulus untuk menopang sektor real estate di Tiongkok. Menteri Perumahan Rakyat Tiongkok akan menggelar jumpa pers pada Kamis pukul 10 pagi waktu setempat, menurut pernyataan dari Kantor Informasi Dewan Negara pada Selasa .

Ni Hong, menteri perumahan dan pembangunan perkotaan-pedesaan, diperkirakan akan menyampaikan konferensi pers bersama dengan pejabat dari bank sentral, kementerian keuangan, dan Administrasi Regulasi Keuangan Nasional.

Menjelang pengarahan tersebut, Indeks Properti CSI 300 Tiongkok melonjak hingga 5,8%, menurut data LSEG. Indeks acuan CSI 300 yang lebih luas merosot 0,63% dan ditutup pada level 3.831,59.

Indeks Properti Hang Seng Daratan naik sekitar 3,8%, sementara indeks Hang Seng datar, hingga jam terakhir perdagangannya.

Kepala eksekutif Hong Kong John Lee berjanji untuk meningkatkan fokus pemerintah pada penghidupan rakyat dalam pidato kebijakan tahunannya, termasuk langkah-langkah untuk mengurangi waktu tunggu untuk perumahan umum.

Sementara itu, para pedagang di Asia menilai data ekonomi dari kawasan tersebut. Selandia Baru melaporkan bahwa indeks harga konsumennya untuk kuartal ketiga naik 2,2% tahun ke tahun, sesuai dengan ekspektasi para ekonom dalam jajak pendapat Reuters. Indeks tersebut naik 0,6% per kuartal, sedikit lebih rendah dari yang diantisipasi sebesar 0,7%.

Tingkat pengangguran Korea Selatan yang disesuaikan secara musiman mencapai 2,5% pada bulan September, dibandingkan dengan 2,4% pada bulan Agustus.

 

 

Wall Street

Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Di AS, indeks saham anjlok di tengah musim pendapatan perusahaan.

Dow Jones Industrial Average turun 324,80 poin, atau 0,75%, ditutup pada level 42.740,42. Indeks 30 saham tersebut menyentuh rekor intraday baru sebelum merosot.  S&P 500  merosot 0,76% hingga ditutup pada level 5.815,26, dan Nasdaq Composite  turun 1,01% menjadi 18.315,59.

Penurunan terjadi setelah sesi yang kuat pada hari Senin yang mengantarkan S&P 500 dan Dow ke titik tertinggi sepanjang masa.

Harga minyak mentah West Texas Intermediate  naik tipis pada hari Rabu, setelah turun lebih dari 4% semalam, menyusul laporan bahwa Israel

telah memberi tahu AS bahwa mereka tidak berencana untuk menargetkan serangan ke fasilitas minyak Iran.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya