Pasar Modal RI Punya Daya Saing Tinggi dengan Bursa Global, Ini Buktinya

Kinerja BEI masih menunjukkan daya saing yang kompetitif dibandingkan dengan bursa global lainnya.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 30 Des 2024, 19:17 WIB
Diterbitkan 30 Des 2024, 19:17 WIB
20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman mengungkapkan kinerja BEI masih menunjukkan daya saing yang kompetitif dibandingkan dengan bursa global lainnya. 

“Saya bangga melaporkan bahwa pasar modal kita tidak hanya bertahan di tengah ketidakpastian global tetapi juga terus menunjukkan daya saing yang tinggi, baik di ASEAN maupun dalam skala global,” kata Iman dalam keterangan resmi, Senin (30/12/2024).

Iman menjelaskan pencapaian positif terlihat dari meningkatnya antusiasme masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. Total investor pasar modal yang terdiri dari investor saham, obligasi, dan reksa dana meningkat menjadi 14,84 juta investor. 

Jumlah Investor Saham

Sementara itu, khusus investor saham, terdapat peningkatan lebih dari 1 juta investor saham menjadi 6,37 juta investor saham. Dari sisi partisipasi investor, rata-rata investor yang aktif bertransaksi per 24 Desember 2024 mencapai 147 ribu per hari. 

Selain itu, jika dilihat dari jumlah kepemilikan investor, porsi transaksi investor ritel masih stabil, yakni sebesar 32,8 persen, namun terlihat peningkatan pada porsi transaksi investor institusi asing dengan porsi transaksi mencapai lebih dari 36,6 persen dari total rata-rata nilai transaksi harian per November 2024.

“Peningkatan jumlah investor di pasar modal Indonesia juga merupakan hasil upaya edukasi dan sosialisasi pasar modal yang masif serta menjangkau masyarakat secara luas,” jelas Iman. 

BEI telah berhasil meraih sejumlah Pencatatan Efek baru meliputi 41 saham baru, 143 emisi obligasi dan sukuk, 1 ETF baru, serta 495 waran terstruktur pada tahun 2024 ini. 

Berdasarkan data dari EY Global IPO Trends 2024, Jumlah Pencatatan Saham Baru di BEI menempati peringkat ke-10 di dunia dari sisi jumlah IPO, dengan total fund-raised IPO saham mencapai Rp 14,3 triliun. Dengan demikian total Perusahaan Tercatat Saham sampai dengan saat ini telah mencapai 943 perusahaan.

 

 

BEI Targetkan 66 Perusahaan IPO pada 2025

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman mengungkapkan BEI menargetkan 66 perusahaan untuk melakukan pencatatan perdana saham melalui penawaran umum atau IPO pada 2025. 

“Targetnya adalah 66 IPO baru dengan target penambahan jumlah investor sebanyak 2 juta investor baru di tahun depan,” kata Iman dalam konferensi pers peresmian penutupan perdagangan BEI, Senin (30/12/2024).

Sepanjang 2024, BEI mencatat penurunan jumlah IPO dibandingkan tahun lalu. Hingga Desember 2024 sudah ada 41 perusahaan tercatat. Ada 21 perusahaan masih berada di dalam pipeline BEI dengan potensi penghimpunan dana hingga Rp 14,3 triliun. 

Selain target IPO dan jumlah investor, BEI juga menargetkan Rerata Nilai Transaksi Saham sebesar Rp 13,5 triliun per hari. Sepanjang 2024, Rerata Nilai Transaksi Harian Saham mencapai Rp 12,85 triliun, nilai ini meningkat sebesar 19,6 persen dibandingkan 2023 sebesar Rp 10,75 triliun.

Adapun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penghimpunan dana di pasar modal Indonesia melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp 251,04 triliun dari 187 emisi per 27 Desember 2024. Nilai tersebut turun dibandingkan periode yang sama pada 2023, yaitu sebesar Rp 255,39 triliun dari 223 emisi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya