Emiten Pengolah Udang PMMP Catat Rugi Setara Rp 241,86 Miliar hingga September 2024

Emiten pengolah dan pengekspor udang PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) mencatat rugi dan penjualan merosot 57,99 persen hingga September 2024.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 04 Nov 2024, 11:43 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2024, 11:43 WIB
Emiten Pengolah Udang PMMP Catat Rugi Setara Rp 241,86 Miliar hingga September 2024
Emiten pengolah dan pengekspor udang PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) mengumumkan kinerja keuangan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024.(Dok: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Emiten pengolah dan pengekspor udang PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) mengumumkan kinerja keuangan periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024.

Pada periode tersebut, perseroan membukukan rugi USD 15,26 juta atau sekitar Rp 241,86 miliar (kurs Rp 15.849,00 per USD). Adapun pada periode yang sama tahun lalu, perseroan masih mengantongi laba sebesar USD 5,29 juta atau sekitar Rp 83,9 miliar. Berbaliknya kondisi perseroan ini sejalan dengan penjualan sampai dengan September 2024 yang anjlok.

Merujuk laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (4/11/2024), perseroan membukukan penjualan sebesar USD 63,37 juta atau sekitar Rp 1 triliun hingga September 2024.

Penjualan itu turun 57,99 persen dibandingkan penjualan pada September 2023 yang tercatat sebesar USD 150,86 juta atau sekitar Rp 2,39 triliun. Sejalan dengan penurunan penjualan, perseroan berhasil menekan beban pokok penjualan hingga September 2024 menjadi USD 62,33 juta dari USD 123,12 juta pada September 2023. Alhasil perseroan masih mengukuhkan laba bruto USD 1,05 juta.

Namun, beban usaha pada periode tersebut tercatat sebesar USD 7,39 juta. Sehingga perseroan membukukan rugi operasi senilai USD 6,34 juta. Serta, beban lain-lain sampai dengan September 2024 tercatat sebesar USD 8.92 juta. Setelah memperhitungkan beban pajak, perseroan membukukan rugi tahun berjalan sebesar USD 15,26 juta pada September 2024. Padahal, pada September tahun lalu perseroan masih catatkan laba USD 5,29 juta.

Sampai dengan September 2024, perseroan membukukan aset USD 299,26 juta, turun dari USD 299,72 juta yang dicatatkan pada akhir tahun lalu. Liabilitas sampai dengan September 2024 naik menjadi USD 228,12 juta dari USD 218,4 juta pada Desember 2023. Sementara ekuitas sampai dengan September 2024 turun menjadi UD 71,14 juta dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar USD 81,33 juta

Panca Mitramultiperdana Ingin Ekspansi Produk Selain Udang

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, emiten mitra bisnis Kaesang Pangarep, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) sedang mempertimbangkan ekspansi berupa diversifikasi produk non udang.

Head of Corporate Finance & Investor Relation PT Panca Mitra Multiperdana Tbk, Christian Jonathan mengungkapkan, hal ini setali dengan rencana pembangunan pabrik ke-9 di Situbondo, Jawa Timur, yang semula akan dibangun menggunakan dana rights issue.

"Kita memang sebenarnya rights issue mau bangun pabrik ke-9. Tapi manajemen kita diskusi, apakah mau nunggu atau mau start duluan pembangunannya,” kata Christian dalam JUCSTalks bersama Jasa Utama Capital Sekuritas, ditulis Sabtu (28/1/2023).

Sebelumnya, pemegang saham telah menyetujui rencana rights issue Panca Mitra Multiperdana melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 11 Juli 2022. Perseroan berencana untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya 784 juta saham dengan nilai nominal Rp 100 per lembar saham.

Dana hasil rights issue rencananya dialokasikan untuk ekspansi usaha PMMP pada 2023 dan pembangunan pabrik ke-9 di Situbondo, Jawa Timur. Rights issue belum jalan, pembangunan pabrik ke-9 rupanya telah dimulai sejak Oktober tahun lalu dan diperkirakan mulai beroperasi pada September 2023.

"Kita sudah bangun pabrik ke-9 dari Oktober 2022, mungkin selesai pada Juni atau Juli dengan tambahan tiga bulan adjustment.Jadi kita bangun dulu pakai duit internal baru nanti kita pikirkan rights issue bagaimana, karena pabrik kita semua sudah fully utilized,” kata Christian.

 

 

Rencana Ekspansi ke Korea Selatan

Ilustrasi bendera Korea Selatan (unsplash)
Ilustrasi bendera Korea Selatan (unsplash)

Dia menuturkan, perseroan saat ini tengah berdiskusi dengan salah satu strategic player trading partner dari Korea. Hal itu sejalan dengan rencana perseroan untuk ekspansi ke Korea selatan, sehingga perseroan menawarkan pabrik ke-9 kepada investor tersebut.

Di sisi lain, perseroan mencatat permintaan dari pasar Amerika Serikat (AS) yang kian tinggi, seiring dibukanya ekonomi negeri Paman Sam itu. Sehingga jika pabrik tidak segera dibangun, perseroan kuatir akan ketinggalan kereta. Diakui Christian, AS merupakan salah satu tujuan ekspor perseroan paling tinggi, bahkan tiap tahunnya selalu mengalami kenaikan. Tak kalah menarik, perseroan rupanya juga tengah mempertimbangkan untuk garap komoditi lain selain udang.

“Kita ada demand untuk produk lain, komoditi lain selain udang. Makanya ini kita develop apakah akan kita ambil atau enggak. Masih diskusi tapi belum bisa pastikan apakah mau shifting atau kembangkan produk baru itu. Sekarang sedang diskusi dengan buyer apakah mau pabrik ke-9 untuk komoditi lain selain udang,” tandasnya.

 

 

Target Pendapatan 2023

Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)
Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)

Sebelumnya, emiten mitra bisnis Kaesang Pangarep, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) menargetkan pendapatan hingga USD 220 juta atau setara Rp 3,3 triliun (kurs Rp 14.984,95 per USD) pada 2023.

Head of Corporate Finance & Investor Relations PT Panca Mitra Multiperdana Tbk, Christian Jonathan menjelaskan, angka tersebut merujuk pada pabrik kesembilan yang diharapkan mulai beroperasi pada September 2023. Di sisi lain, Panca Mitra Multiperdana juga mencermati tren yang relatif stabil di harga kontainer.

"Pabrik yang kesembilan sudah kita bangun sejak Oktober 2022, mungkin Juni atau Juli ini selesai dengan tambahan tiga bulan penyesuaian. Target top line kita USD 220 juta dengan bottom line USD 12-13 juta. Tapi tergantung di kontainer karena kita tidak bisa memprediksi akan kemana," ujar Christian dalam JUCSTalks, Jumat (27/1/2023).

Target pendapatan ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Sebagai gambaran, Christian menjelaskan, pada 2021 perseroan menetapkan topline sebesar USD 176 juta dengan bottom line sebesar USD 9,3 juta. Tahun berikutnya, pada 2022 perseroan memperkirakan pendapatan  berada di kisaran USD 190-200 juta dan bottom line berada di kisaran USD 10 juta.

“Untuk topline akan bertambah dari pabrik kedelapan yang termanfaatkan penuh pada 2022. Jadi pabrik kedelapan akan kita bangun dengan dana IPO. Intinya mungkin USD 10–11 juta karena sampai kuartal ketiga 2022 kontainer masih mahal. Kontainer baru mulai turun di kuartal keempat," tambahnya.

 

 

Infografis Jurus Pemerintahan Prabowo - Gibran Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jurus Pemerintahan Prabowo - Gibran Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya