Bursa Saham Asia Menguat Ikuti Wall Street, Investor Menanti Data Ekonomi Australia

Mengikuti wall street, bursa saham Asia Pasifik dibuka positif pada perdagangan Kamis, 12 Desember 2024.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Des 2024, 08:07 WIB
Diterbitkan 12 Des 2024, 08:07 WIB
Bursa saham Asia Pasifik lesu pada perdagangan Kamis, (4/5/2023) usai the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga. (Foto: Jason Briscoe/Unsplash)
Bursa saham Asia Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Rabu (12/12/2024). (Foto: Jason Briscoe/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Rabu (12/12/2024). Kenaikan bursa saham Asia Pasifik mengikuti bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street yang mendorong indeks Nasdaq sentuh rekor tertinggi setelah inflasi November memenuhi harapan.

Mengutip CNBC, pelaku pasar di Asia akan menilai data pekerjaan  pada November dari Australia. Sebuah jajak pendapat dari Reuters memperkirakan tingkat pengangguran di Australia akan naik menjadi 4,2 persen sedikit naik dari 4,1 persen pada Oktober 2024.

Indeks ASX 200 di Australia dibuka naik 0,35 persen. Indeks Nikkei 225 di Jepang melonjak 1,4 persen. Sedangkan indeks Topix bertambah 1,1 persen.

Indeks Kospi di Korea Selatan menguat 0,75 persen. Indeks Kosdaq naik 1,5 persen seiring investor tampaknya mengabaikan kekacauan politik di negara tersebut.

Indeks Hang Seng di Hong Kong berada di posisi 20.215, lebih tinggi dari penutupan sebelumnya di posisi 20.155,05. Adapun Hong Kong akan merilis data produksi industri pada kuartal ketiga.

Di wall street, data inflasi relatif jinak memicu harapan penurunan suku bunga dari the Federal Reserve (the Fed) pekan depan.

Indeks Nasdaq turun 1,77 persen ke posisi 20.034,89 dan mencatat rekor tertinggi sepanjang masa. Indeks S&P 500 menguat 0,82 persen ke posisi 6.084,19. Indeks Dow Jones melemah 99,27 poin atau 0,22 persen menjadi 44.148,56. Saham Nvidia naik lebih dari 3 persen, sedangkan saham Tesla naik hampir 6 persen.

Penutupan Bursa Saham Asia pada 11 Desember 2024

Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik bergerak variasi pada perdagangan Rabu, 11 Desember 2024. Hal ini setelah indeks acuan utama wall street melemah jelang data inflasi utama. Rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) itu dapat pengaruhi keputusan suku bunga bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).

Mengutip CNBC, China dilaporkan memulai konferensi kerja ekonomi tahunannya pada Rabu, 11 Desember 2024 untuk menguraikan kebijakan ekonomi dan target pertumbuhan pada tahun depan.

Indeks Hang Seng di Hong Kong susut 0,76 persen. Indeks CSI 300 melemah 0,17 persen dan ditutup ke posisi 3.988,83.

Di Korea Selatan, indeks Kospi melambung 1,02 persen dan ditutup ke posisi 2.442,51. Indeks Kosdaq menguat 2,17 persen menjadi 675,92 setelah parlemen negara itu meloloskan anggaran yang diperkecil sebesar 673,3 triliun won untuk 2025.

Indeks Nikkei 225 di Jepang menguat tipis ke posisi 39.372,23. Indeks Topix bertambah 0,29 persen dan ditutup ke posisi 2.749,31. Indeks ASX 200 di Australia melemah 0,47 persen ke posisi 8.353,6.

Penutupan IHSG pada 11 Desember 2024

20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis pada perdagangan Rabu (11/12/2024). Penguatan IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang menghijau dan nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS.

Mengutip data RTI, IHSG naik tipis 0,15 persen ke posisi 7.464,75. Indeks LQ45 ditutup di zona hijau. Mayoritas indeks saham acuan menghijau.

Pada perdagangan saham Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.530 dan level terendah 7.444,17. Sebanyak 293 saham menguat dan 285 saham melemah. 218 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.359.654 kali dengan volume perdagangan 28,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 16,3 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.910.

Sektor saham properti naik 1,49 persen, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham energi mendaki 0,33 persen, sektor saham industri bertambah 0,04 persen, sektor saham consumer siklikal menguat 0,31 persen. Kemudian sektor saham kesehatan bertambah 0,01 persen dan sektor saham infrastruktur menguat 0,03 persen.

Sementara itu, sektor saham transportasi terpangkas 1,56 persen, dan catat koreksi terbesar. Disusul sektor saham teknologi merosot 1,05 persen dan sektor saham basic susut 0,93 persen. Kemudian sektor saham consumer nonsiklikal tergelincir 0,85 persen, sektor saham keuangan merosot 0,05 persen.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya