Cukai Minuman Berpemanis Berlaku Semester II-2025, Siapa Paling Terdampak?

Kebijakan cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) yang diterapkan pada semester II tahun 2025 ternyata menjadi momok bagi sejumlah emiten.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Jan 2025, 14:59 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2025, 14:59 WIB
IHSG Dibuka di Dua Arah
Layar grafik pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) berencana menerapkan kebijakan cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) pada semester II tahun 2025.

Kebijakan ini ditargetkan mampu mendongkrak penerimaan pajak hingga Rp 3,5 triliun atau sekitar USD 214,5 juta.

Rencana Kebijakan Cukai Gula pada Minuman Kemasan

Cukai ini akan diberlakukan pada minuman kemasan dengan kandungan gula lebih dari 6 gram per 100 ml.

Analis Samuel Sekuritas, Jonathan Guyadi dan Fadhlan Banny, mengidentifikasi tiga opsi bagi produsen minuman untuk menyikapi kebijakan ini:

  • Mengubah formula produk untuk mengurangi kadar gula.
  • Menaikkan harga produk.
  • Menanggung sendiri beban cukai, yang dinilai paling realistis mengingat daya beli masyarakat saat ini cenderung lemah.

Cimory (CMRY) disebut akan menjadi salah satu emiten yang paling terdampak, mengingat produk berbasis gula menyumbang 42,4% dari total pendapatannya.

Emiten lain seperti Mayora (MYOR), Sido Muncul (SIDO), Ultra Jaya (ULTI), dan Indofood CBP (ICBP) juga diprediksi terkena dampak kebijakan ini.

Pergerakan Harga Komoditas dan Dampaknya

Sementara itu, beberapa faktor eksternal juga memengaruhi emiten di sektor makanan dan minuman:

  1. Harga gula mengalami penurunan 10% dibandingkan tahun lalu, memberikan sedikit keuntungan bagi produsen minuman manis.
  2. Harga kakao naik 4,5% dalam lima hari terakhir akibat cuaca buruk dan serangan hama di negara-negara produsen utama seperti Pantai Gading, Ghana, dan Nigeria. Kenaikan ini diperkirakan memberikan dampak signifikan pada Mayora.
  3. Harga minyak kedelai melonjak 9,5% akibat gangguan produksi di Brasil, yang turut memicu kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO). Kondisi ini memberikan tekanan pada perusahaan seperti Unilever (UNVR), ICBP, dan CMRY.

 

Pilihan Saham

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki duduk di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Samuel Sekuritas merekomendasikan ICBP sebagai pilihan utama dengan target harga saham Rp 14.000. Penurunan harga gandum dinilai akan memberikan keuntungan bagi perusahaan ini. Sebaliknya, Mayora diprediksi mengalami tekanan margin akibat kenaikan harga kakao dan kopi.

Tujuan Kebijakan Cukai MBDK

Kasubdit Tarif Cukai dan Harga Dasar DJBC, Akbar Harfianto, menegaskan bahwa penerapan cukai MBDK bertujuan untuk mengurangi konsumsi gula tambahan di masyarakat.

“Cukai MBDK adalah langkah strategis untuk mengendalikan konsumsi gula tambahan dan menekan prevalensi penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes. Kebijakan ini bukan semata untuk meningkatkan penerimaan negara,” ujar Akbar.

Meski sudah memasuki tahap persiapan, penerapan kebijakan ini menunggu kondisi daya beli masyarakat membaik. Pemerintah juga tengah memfinalisasi peraturan teknis dan turunannya.

 

Dampak Kebijakan

IHSG Menguat
Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Kebijakan ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk mencegah dampak buruk konsumsi gula berlebih terhadap kesehatan.

Selain itu, diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi penerimaan negara secara berkelanjutan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya