Liputan6.com, Jakarta - PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) akan membagikan dividen tunai Rp 70 per saham untuk tahun buku 2024. Dengan demikian, total dividen yang dibagikan sebesar Rp 813,93 miliar.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (13/4/2025), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk telah mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk membagikan dividen tunai dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada 10 April 2025.
Baca Juga
Perseroan membagikan dividen itu dengan mempertimbangkan data keuangan per 31 Desember 2024 antara lain laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 3,01 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 12,37 triliun dan total ekuitas sebesar Rp 16,57 triliun.
Advertisement
Sebelumnya Perseroan telah membagikan dividen interim untuk tahun buku 2024 sebesar Rp 70 per saham dengan nilai Tp 813,93 miliar. Dengan demikian, total dividen 2024 yang dibagikan sebesar Rp 140 per saham dengan nilai Rp 1,62 triliun.
Berikut jadwal pembagian dividen Perseroan:
- Tanggal efektif pada 10 April 2025
- Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 21 April 2025
- Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 22 April 2025
- Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 23 April 2025
- Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 24 April 2025
- Tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas dividen tunai pada 23 April 2025
- Tanggal pembayaran dividen tunai pada 29 April 2025
Pada penutupan perdagangan Jumat, 11 April 2025, harga saham JPFA susut 1,27 persen ke posisi Rp 1.945 per saham. Harga saham JPFA dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 1.980 per saham. Saham JPFA berada di level tertinggi Rp 1.985 dan level terendah Rp 1.930 per saham. Total frekuensi perdagangan 7.370 kali dengan volume perdagangan 248.331 saham. Nilai transaksi Rp 48,3 miliar.
Penutupan IHSG pada 8-11 April 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok usai libur panjang Lebaran tepatnya pada 8-11 April 2025. Sentimen perang dagang membayangi IHSG sepekan.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG merosot 3,82 persen ke posisi 6.262,22 selama sepekan. Kondisi ini berbeda dari sebelum libur panjang Lebaran 2025. IHSG naik 4,03 persen pada 24-27 Maret 2025.
Selain itu, kapitalisasi pasar BEI terpangkas 3,88 persen menjadi Rp 10.695 triliun dari pekan lalu Rp 11.126 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG turun 3,82 persen didorong perang dagang. Pada 2 April 2025, AS telah menetapkan tarif resiprokal atau timbal balik bagi beberapa negara termasuk China.
“Hal tersebut berdampak negatif bagi pelaku pasar, sehingga cukup banyak outflow dari pasar saham ke instrument investasi yang lebih minim risiko seperti emas,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Herditya mengatakan, pergerakan pasar saham juga cenderung volatile akibat adanya “tarik ulur” dari tarif impor ini yang saat ini sedang mengalami penundaan selama 90 hari bagi beberapa negara kecuali China.
Pada pekan depan, Herditya prediksi IHSG masih lesu. IHSG akan bergerak di level support 6.090 dan level resistance 6.320.
"(IHSG-red) yang akan dipengaruhi oleh masih dari perang dagang, kemudian akan ada rilis data cadangan devisa Indonesia dan GDP China serta penjualan ritel AS,” kata dia.
Di sisi lain, rata-rata nilai transaksi harian BEI anjlok 20,38 persen menjadi Rp 14,81 triliun dari Rp 18,60 triliun pada pekan sebelumnya. Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian melompat 16,16 persen menjadi 1,18 juta kali transaksi dari 1,02 juta kali transaksi pada pekan lalu.
Peningkatan juga terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa sebesar 0,71 persen menjadi 18,90 miliar saham dari 18,88 miliar saham pada pekan lalu.
Advertisement
Aksi Jual Investor Asing
Selama sepekan sesudah libur panjang Lebaran, investor asing lepas saham Rp 5,93 triliun. Kondisi ini berbeda dari pekan sebelumnya terjadi aksi beli oleh investor asing yang mencapai Rp 3,25 triliun. Sepanjang 2025, investor asing lepas saham Rp 35,86 triliun.
Seluruh sektor saham kompak tertekan. Sektor saham teknologi catat koreksi terbesar dengan merosot 7,08%. Sektor saham consumer siklikal terpangkas 6,05% dan sektor saham industri melemah 4,68%.
Sementara itu, sektor saham energi susut 3,82% sektor saham basc material melemah 4,2%, sektor saham consumer nonsiklikal terperosok 2,06%. Lalu sektor saham perawatan kesehatan susut 1,46%, sektor saham keuangan tergelincir 2,18%, dan sektor saham properti melemah 3,88%. Selanjutnya sektor saham infrastruktur susut 2,76% dan sektor saham transportasi dan logistic terpangkas 2,31%.
