Kinerja Tiga Emiten BUMN Tambang Merosot

Kinerja tiga emiten BUMN yang bergerak di sektor tambang mengalami penurunan laba sangat signifikan pada kuartal III 2013.

oleh Dian Ihsan Siregar diperbarui 05 Nov 2013, 16:20 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2013, 16:20 WIB
jasa-pertambangan-130909b.jpg
Kinerja tiga emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor tambang mengalami penurunan laba yang sangat signifikan pada kuartal III 2013.

Kondisi ekonomi global yang belum stabil dan harga komoditas dunia masih melemah berdampak terhadap kinerja emiten BUMN yang bergerak di sektor tambang.

Lihat saja kinerja laba bersih PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang turun 44,56% menjadi Rp 347,99 miliar hingga kuartal III 2013. Begitu pula dengan laba PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang merosot 43,7% menjadi Rp 1,24 triliun. Sementara itu, PT Timah Tbk (TINS) mencatat penurunan laba sebesar 62% menjadi Rp 141 miliar.

"Emiten BUMN yang bergerak di sektor tambang mengalami pelemahan di tahun ini, sehingga imbasnya sangatlah terlihat di kuartal III tahun ini. Faktornya dari ekonomi makro yang belum stabil dan harga komoditas dunia masih melemah," ujar Analis Trust Securities, Reza Priyambada kepada Liputan6.com, Selasa (5/11/2013).

Analis Pefindo, Ahmad Sujatmiko menambahkan, penurunan laba tidak hanya terjadi di emiten BUMN yang bergerak di sektor tambang tetapi juga perusahaan swasta lainnya. Hal itu didorong harga komoditas melemah di tengah kondisi ekonomi global belum stabil.

Menurut Ahmad, perusahaan diharapkan dapat meningkatkan ekspansi usahanya agar target kinerja pada 2013 tercapai.

Sementara Reza menilai, jika keadaan ekonomi global masih belum pulih, emiten BUMN sektor tambang dapat memperbesar volume penjualannya pada kuartal IV 2013.

“Jika mereka tidak  mau meningkatkan volume penjualan, maka tidak akan terjadi peningkatan laba di kuartal IV 2013. Jika mereka meningkatkan volume, saya yakin akan terjadi peningkatan laba kembali,” ujar Reza.

Reza menjelaskan, ekspansi Antam membangun pabrik nikel baru di Sulawesi diharapkan dapat memberikan respon positif bagi perseroan ke depan. Sementara PTBA dan Timah umumnya telah memiliki fundamental yang tidak begitu baik seiring pelemahan harga batu bara. (Dis/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya