Sepanjang Januari - Desember 2013, tingkat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tren penurunan, meskipun penurunannya tidak terlalu besar jika dibanding penutupan IHSG di Desember 2012.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Ito Warsito mengatakan, laju IHSG sepanjang tahun ini mengalami penurunan 2,40% menjadi 4212,980 pada 27 Desember 2013, jika dibandingkan penutupan IHSG yang mencapai 4.316,687 di akhir Desember 2012.
Meski demikian, kapitalisasi pasar saham BEI mengalami kenaikan tipis menjadi Rp 4.163 triliun pada 27 Desember 2013.
"Meskipun IHSG turun, penambahan 31 emiten baru berhasil menambah nilai kapitalisasi pasar saham sebesar 0,87% dari Rp 4.127 triliun di akhir Desember 2012 menjadi Rp 4.163 triliun di tanggal 27 Desember 2013," ujar Ito ketika ditemui dalam acara konferensi pers akhir tahun 2013 di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (30/12/2013).
Ito menjelaskan, untuk rata-rata nilai transaksi harian saham periode Januari-Desember 2013 mencapai sebesar Rp 6,25 triliun, meningkat sebesar 37,68% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2012 sebesar Rp 4,54 triliun.
Adapun rata-rata frekuensi transaksi harian saham periode Januari-Desember 2013 juga mengalami peningkatan sebesar 26,51% menjadi 153.975 kali transaksi, jika dibandingkan perolehan rata-rata frekuensi transaksi di tahun 2012 hanya sebesar 121.712 kali transaksi.
Selain itu, ia mengungkapkan, rata-rata volume transaksi harian saham periode Januari-Desember 2013 juga turut naik sebesar 28,51% mencapai 5,50 miliar lembar saham, jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2012 hanya mencapai sebesar Rp 4,28 miliar saham.
"Pelaksanaan kegiatan pengembangan pasar modal Indonesia sepanjang 2013 senantiasa dipenuhi semangat, meskipun masih terdapat berbagai sentimen dan tantangan sebagai dampak dari gejolak ekonomi global dan perekonomian nasional. Namun, IHSG masih senantiasa berkembang, stabil dan mencatatkan pencapaian kinerja yang baik," tutur Ito. (Dis/Ahm)
Baca Juga:
Kinerja IHSG Kurang Memuaskan pada 2013
Dana Asing yang Keluar dari Pasar Modal RI Capai Rp 21 Triliun
Tapering, Rupiah dan Defisit Hantui Pasar Modal RI
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Ito Warsito mengatakan, laju IHSG sepanjang tahun ini mengalami penurunan 2,40% menjadi 4212,980 pada 27 Desember 2013, jika dibandingkan penutupan IHSG yang mencapai 4.316,687 di akhir Desember 2012.
Meski demikian, kapitalisasi pasar saham BEI mengalami kenaikan tipis menjadi Rp 4.163 triliun pada 27 Desember 2013.
"Meskipun IHSG turun, penambahan 31 emiten baru berhasil menambah nilai kapitalisasi pasar saham sebesar 0,87% dari Rp 4.127 triliun di akhir Desember 2012 menjadi Rp 4.163 triliun di tanggal 27 Desember 2013," ujar Ito ketika ditemui dalam acara konferensi pers akhir tahun 2013 di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (30/12/2013).
Ito menjelaskan, untuk rata-rata nilai transaksi harian saham periode Januari-Desember 2013 mencapai sebesar Rp 6,25 triliun, meningkat sebesar 37,68% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2012 sebesar Rp 4,54 triliun.
Adapun rata-rata frekuensi transaksi harian saham periode Januari-Desember 2013 juga mengalami peningkatan sebesar 26,51% menjadi 153.975 kali transaksi, jika dibandingkan perolehan rata-rata frekuensi transaksi di tahun 2012 hanya sebesar 121.712 kali transaksi.
Selain itu, ia mengungkapkan, rata-rata volume transaksi harian saham periode Januari-Desember 2013 juga turut naik sebesar 28,51% mencapai 5,50 miliar lembar saham, jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2012 hanya mencapai sebesar Rp 4,28 miliar saham.
"Pelaksanaan kegiatan pengembangan pasar modal Indonesia sepanjang 2013 senantiasa dipenuhi semangat, meskipun masih terdapat berbagai sentimen dan tantangan sebagai dampak dari gejolak ekonomi global dan perekonomian nasional. Namun, IHSG masih senantiasa berkembang, stabil dan mencatatkan pencapaian kinerja yang baik," tutur Ito. (Dis/Ahm)
Baca Juga:
Kinerja IHSG Kurang Memuaskan pada 2013
Dana Asing yang Keluar dari Pasar Modal RI Capai Rp 21 Triliun
Tapering, Rupiah dan Defisit Hantui Pasar Modal RI