Lihat KPK Vs. Polri Jadi Ingat Film `ICAC`

Sebuah film Hong Kong berjudul ICAC bisa jadi pelajaran bagaimana menuntaskan perkara KPK vs. Polri.

oleh Ade Irwansyah diperbarui 23 Jan 2015, 15:50 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2015, 15:50 WIB
Lihat KPK Vs. Polri Jadi Ingat Film `ICAC`
Sebuah film Hong Kong berjudul ICAC bisa jadi pelajaran bagaimana menuntaskan perkara KPK vs. Polri.

Liputan6.com, Jakarta Pemberitaan hari ini dipenuhi kabar soal penangkapan Wakil Ketua KPK Bambang Widjayanto oleh Bareskrim Mabes Polri. Sebelumnya, yang ramai adalah kabar soal pengumuman tersangka Komisaris Jenderal Budi Gunawan, calon Kapolri yang diusulkan Presiden Jokowi, oleh KPK.

Gara-gara penetapan tersangka oleh KPK, langkah Budi Gunawan menjadi Kapolri terhambat. Kita orang awam, kemudian melihat penangkapan Bambang Widjojanto oleh polisi sebagai aksi balasan. Kita dipaksa lagi melihat KPK versus polisi seperti perkara cicak lawan buaya tahun 2009 silam.

Di jagat sinema ada film yang secara khusus mengulik aksi lembaga anti korupsi. Sebuah film Hong Kong yang asyik berjudul ICAC: I Corrupt All Cops rilis 2009 silam. KPK-nya Hong Kong bernama lengkap Independent Commission Against Corruption, disingkat ICAC. Di judul film singkatan itu diplesetkan yang artinya kira-kira "saya beri suap pada semua polisi."

Cerita Film `ICAC`

Lihat KPK Vs. Polri Jadi Ingat Film `ICAC`
Sebuah film Hong Kong berjudul ICAC bisa jadi pelajaran bagaimana menuntaskan perkara KPK vs. Polri.

Cerita Film `ICAC`

Filmnya berlatar Hong Kong tahun 1960-an dan 1970-an. Waktu itu, polisi Hong Kong banyak yang terlibat korupsi. Alih-alih memberantas kejahatan, polisi malah rutin menerima suap dari penjahat, penjudi, hingga pelacur.

Dikisahkan, saat Hong Kong masih dibawah jajahan Inggris tahun 1970-an, tersebutlah Inspektur polisi Lak (Tony Leung Ka-fai). Bersama kelompoknya, Unicorn (Anthony Wong), Gale (Eason Chan) dan Gold (Wong Jing) Lak menjadi kaya dan berkuasa dari uang suap yang diterima dari para gangster.

Saat mereka tak bisa menangkap penjahat, Unicorn bertugas mencari kambing hitam, menyalahkan orang tak bersalah, seperti Bong (Alex Fong), seorang pemuda yang harus mengakui kejahatan yang tak dilakukannya. Bong malah sampai disiksa segala.

Pada 1974, pemerintah Hong Kong akhirnya mendirikan lembaga anti korupsi ICAC. Yim (Bowie Lam) yang memimpin lembaga itu merekrut Unicorn dan Bong. Bagi Unicorn, ini saatnya ia sadar untuk jadi polisi baik-baik dan berwibawa. Sedang bagi Bong, ini momen baginya untuk menggulung polisi korup.

Berada di dua kutub yang berbeda, Unicorn harus berhadap-hadapan dengan Lak dan Gale. Cara para gangster menerornya tak main-main. Kekasihnya sampai mati.

ICAC Vs.Polisi Hong Kong

Lihat KPK Vs. Polri Jadi Ingat Film `ICAC`
Sebuah film Hong Kong berjudul ICAC bisa jadi pelajaran bagaimana menuntaskan perkara KPK vs. Polri.

ICAC Vs. Polisi Hong Kong

Ada juga adegan saat polisi Hong Kong bentrok dengan petugas ICAC. Terjadi perkelahian hebat antara penegak hukum. Kejadian itu betulan terjadi di Hong Kong. Pada 28 Oktober 1977, beberapa puluh anggota polisi menyerbu kantor ICAC. Polisi merasa terancam masuk penjara oleh aksi-aksi ICAC.

Di film tak dijelaskan, kepala pemerintahan Hong Kong akhirnya memberi pengampunan pada polisi yang korup yang melakukan kejahatan sebelum 1977.

Film yang disutradarai Wong Jing ini lebih tertarik menyoroti nasib Lak dan Gale yang kian terperosok jadi penjahat alih-alih polisi. Di akhir film kita melihat Gale masuk penjara.

Jika ada pelajaran yang bisa dipetik dari film ICAC, yakni persoalan konflik antara penegak hukum bukan monopoli negara kita. Di Hong Kong pun pernah terjadi. Yang terasa ironis, di Hong Kong hal tersebut terjadi tahun 1970-an. Sedang kita masih mengalaminya di tahun 2015!

Sejak diberi amnesti tahun 1977 itu, polisi Hong Kong berbenah. Mereka tak lagi akrab dengan suap dan korupsi. Polisi Hong Kong membiarkan ICAC melakukan pembersihan besar-besaran di institusi mereka. Kerelaan ini yang tak tampak pada kasus KPK versus polisi di negara kita.  (Ade)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya