Bagaimana Nasib Karier Charlie Sheen Setelah Mengaku Positif HIV?

Charlie Sheen membuat pengakuan mengejutkan: ia mengidap virus HIV. Bagaimana nasib kariernya kemudian?

oleh Ade Irwansyah diperbarui 18 Nov 2015, 12:00 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2015, 12:00 WIB
Charlie Sheen Dilaporkan Melakukan Pelecehan Seksual Terhadap Dok
Charlie Sheen dilaporkan ke polisi dengan tuduhan melakukan pelecehan seksual terhadap seorang dokter gigi bernama Margarita Palestino.

Liputan6.com, Los Angeles Charlie Sheen membuat pengakuan mengejutkan di acara Today yang tayang di stasiun TV NBC, Selasa (17/11/2015) waktu setempat. Ia mengaku telah terjangkit virus HIV sejak didignosis beberapa tahun lalu.

Di acara Today pula, Sheen mengaku telah jadi korban pemerasan dari orang-orang yang mengancam akan membeberkan penyakitnya ke publik. Sheen mengatakan menghabiskan jutaan dollar AS sebagai uang tutup mulut.

Charlie Sheen saat mengaku terjangkit HIV kepada publik. (foto: nydailynews)

Meski HIV/AIDS telah lebih diterima sebagai penyakit biasa di Barat sana dibanding di era 1980-an dan 1990-an, stigma bagi penderita penyakit ini rupanya belum surut.

Pertanyaan berikut yang mengemuka, bagaimana kemudian nasib karier Charlie Sheen di Hollywood?

Bagi generasi 1980-an dan 1990-an Charlie Sheen bukan aktor sembarangan. Generasi itu tumbuh bersama film-film besar yang dibintangi putra aktor Martin Sheen dan adik Emilio Estevez ini. Sepanjang 1980-an dan 1990-an, Sheen membintangi Platoon (1986), Wall Street (1987), Young Guns (1988), Hot Shots! (1991), dan The Three Musketeers (1993).

Michael Douglas saat berakting dengan Charlie Sheen di Wall Street.

Menginjak 2000-an, Sheen hijrah ke televisi membintangi serial komedi Spin City, menggantikan rekan seangkatannya Michael J. Fox.

Puncak kariernya di TV dimulai pada 2003 saat ia membintangi serial komedi Two and a half Men. Ia main delapan musim serial tersebut dan beberapa kali mendapat nominasi Golden Globe Awards serta Emmy Awards. Berkat serial itu, Sheen menjadi aktor dengan bayaran termahal di TV, mendapat USD 1,8 juta per episode.

Saat berada di puncak karier itu pula, Charlie Sheen malah ditendang dari serial Two and a half Men. Penyebabnya, ia kerap berulah dan berkonflik dengan pencipta serial itu, Chuck Lorre. Serial TV yang terakhir ia bintangi, Anger Management ditamatkan pada 2014 kemarin.

Artinya, praktis, saat ini Charlie Sheen tak sedang punya acara TV atau film yang ia bintangi.

Lalu, apa dampak pengakuan mengidap virus HIV terhadap kariernya kini?

Diwartakan Variety, Selasa, peraturan tingkat federal dan negara bagian, termasuk Americans with Disabilities Act (Undang-undang bagi kaum disabilitas Amerika), terang-terang menjelaskan diskriminasi terhadap pengidap HIV, misal menolak mempekerjakan karena seseorang terkena HIV/AIDS, atau bahkan mempertanyakan tentang penyakit tersebut saat wawancara kerja, merupakan pelanggaran hukum.

Akan menjadi isu pula bila pekerjaan si pengidap HIV/AIDS malah membuatnya tak mendapat pengobatan yang seharusnya.

Menurut Michael Weinstein, ketua yayasan AIDS Healhtcare Foundation, isunya bukan apa Charlie Sheen mengidap HIV atau tidak. Ada banyak seleb Hollywood maupun orang terkenal lain yang mengidap virus HIV, namun tetap bisa bekerja dan sehat walafiat berkat pengobatan yang kian maju kini.

"Jika khawatir dengan penampilan Charlie Sheen, saya rasa HIV berada di urutan ke sekian," kata Weinstein. Ini artinya, apa gaya hidupnya yang gila pesta dan mengencani banyak wanita akan berubah pasca-membuat pengakuan terbuka tersebut.

Ia sendiri mengatakan sudah siap berubah. Charlie Sheen mengatakan akan mendedikasikan hidupnya untuk amal dan kampanye menyadarkan orang akan bahaya HIV/AIDS. "Kehidupan saya yang penuh pesta adalah masa lalu. Hari-hari saya untuk beramal ada di depan," katanya dalam surat terbuka yang ditulisnya. (Ade/Mer)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya