Liputan6.com, Washington D.C - Badan Antariksa Eropa (ESA) dan NASA sedang memantau sebuah asteroid yang baru ditemukan, 2024 YR4, yang memiliki peluang kecil untuk menabrak Bumi pada 22 Desember 2032.
Berdasarkan analisis awal, asteroid ini memiliki kemungkinan 1,2 persen untuk mengenai Bumi, namun juga berarti ada hampir 99 persen kemungkinan bahwa ia akan melintas dengan aman.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip laman CNN, Minggu (2/2/2025), asteroid 2024 YR4 diperkirakan memiliki diameter antara 40 hingga 100 meter, setara dengan ukuran sebuah gedung besar. Menurut ESA, asteroid dengan ukuran ini dapat menyebabkan kerusakan signifikan jika benar-benar menabrak Bumi.
Advertisement
Dr. Paul Chodas, Direktur Center for Near Earth Object Studies (CNEOS) di Jet Propulsion Laboratory NASA, mengatakan bahwa apabila asteroid ini berukuran besar, dampak tumbukannya bisa menimbulkan gelombang kejut hingga 50 kilometer dari titik tabrakan. Namun, kemungkinan tumbukan masih sangat kecil dan terus dipantau dengan pengamatan lebih lanjut.
Asteroid ini pertama kali terdeteksi oleh teleskop Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS) di Rio Hurtado, Chile, pada 27 Desember 2023. ATLAS merupakan salah satu sistem pemantauan asteroid yang didanai oleh NASA untuk mencari objek dekat Bumi.
Setelah ditemukan, sistem peringatan otomatis mengidentifikasi bahwa asteroid ini memiliki peluang kecil menabrak Bumi pada 2032. Hal ini menyebabkan asteroid 2024 YR4 langsung masuk dalam daftar risiko asteroid ESA dan daftar pemantauan Sentry milik NASA pada 31 Desember.
Observasi Lebih Lanjut
Sejak awal Januari 2024, berbagai observatorium telah digunakan untuk melacak lintasan asteroid ini, termasuk Magdalena Ridge Observatory di New Mexico dan Very Large Telescope di Chile. Saat ini, asteroid berada sekitar 45 juta kilometer dari Bumi dan terus bergerak menjauhi planet kita.
Namun, seiring asteroid bergerak semakin jauh, pengamatan akan menjadi lebih sulit dan membutuhkan teleskop yang lebih besar. Diperkirakan asteroid ini masih dapat diamati hingga awal April 2024 sebelum akhirnya keluar dari jangkauan pengamatan.
Jika asteroid 2024 YR4 menghilang dari pandangan sebelum dampak potensial dapat sepenuhnya dikesampingkan, maka objek ini akan tetap ada dalam daftar risiko hingga kembali terlihat pada tahun 2028.
Advertisement
Apakah Bumi Berisiko?
Menurut Davide Farnocchia, insinyur navigasi di CNEOS NASA, semakin lama asteroid dilacak, semakin akurat prediksi lintasannya. Dengan data tambahan, ketidakpastian mengenai posisi asteroid pada 2032 akan semakin berkurang.
"Saat ini, probabilitas tumbukan hanya 1 persen, sehingga kemungkinan besar lintasan asteroid akan melewati luar Bumi dan probabilitas tumbukan akhirnya akan turun menjadi nol," kata Farnocchia.
Bukan hal yang aneh jika probabilitas tumbukan asteroid meningkat segera setelah ditemukan, namun setelah lebih banyak data dikumpulkan, angka tersebut biasanya menurun.
NASA dan ESA saat ini melacak ribuan asteroid dekat Bumi. Walaupun beberapa asteroid sulit dideteksi, kemajuan dalam teknologi survei asteroid serta misi pencarian asteroid di masa depan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan manusia dalam mendeteksi objek luar angkasa yang berpotensi berbahaya.
Menurut NASA, saat ini tidak ada asteroid besar lain yang memiliki kemungkinan lebih dari 1 persen untuk menabrak Bumi.