Liputan6.com, Tokyo - Belum lama ini, terdengar protes dari para penggemar anime Ghost in the Shell di seluruh dunia. Pasalnya, Scarlett Johansson yang ditunjuk sebagai pemain utama versi film, dianggap tidak sesuai. Mereka merasa aktris keturunan Asia (terutama Jepang) lebih cocok memainkannya.
Seperti dilansir Comic Book Movie, Rabu (20/4/2016), tak disangka, keputusan Dreamworks terhadap proyek film Ghost in the Shell mendapat dukungan dari pihak penerbit manga aslinya, Kodansha. Pernyataan tersebut disampaikan secara langsung oleh Sam Yoshiba, direktur divisi bisnis internasional di Kodansha saat bertatap muka dengan The Hollywood Reporter.
Advertisement
Â
Baca Juga
"Melihat kariernya sejauh ini, saya pikir Scarlett Johansson adalah pilihan yang baik. Dia memiliki rasa cyberpunk. Dan kami tidak pernah membayangkan kalau aktris Jepang berada di tempat pertama. Ini adalah kesempatan bagi properti Jepang untuk dilihat di seluruh dunia," ujar Yoshiba.
Baru-baru ini, Yoshiba mengunjungi lokasi syuting film yang bertempat di Selandia Baru. Ia juga mengatakan bahwa dirinya sangat terkesan dengan penghormatan terhadap materi asli manga sebagai bahan untuk film terbarunya ini.
Meskipun penerbit manga setuju dengan penunjukan Scarlett Johansson, namun pengarang aslinya, Masamune Shirow, masih belum memberikan pernyataan apapun. Bisa jadi pujian tersebut hanya sebagai bentuk dukungan terhadap film ini.
Scarlett Johansson sendiri memerankan karakter yang dalam kisah aslinya adalah pimpinan Seksi 9 bernama Motoko Kusanagi. Disutradarai Rupert Sanders, rencananya Ghost in the Shell tiba di bioskop AS pada 31 Maret 2017.