Liputan6.com, Jakarta Akhir pekan lalu, publik dihebohkan dengan kemunculan Janet Jackson dan suaminya, Wissam Al Mana. Pasangan yang memang sering menjauh dari sorotan publik ini terlihat sedang berjalan santai di London, sambil berbelanja untuk persiapan kelahiran anak pertama mereka.
Janet Jackson, yang dulu sempat dikenal sebagai simbol seks, sekarang tampil dengan gaya yang jauh berbeda. Adik bungsu mendiang Raja Pop, Michael Jackson, ini tampil mengenakan penutup kepala, serta memastikan seluruh tubuhnya tertutup kecuali wajah dan telapak tangan.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Memang, sejak menikah dengan Wissam Al Mana pada 2012, pelantun "Together Again" ini dikabarkan mengikuti suaminya dan memeluk agama Islam.
Lantas, siapa sebenarnya Wissam Al Mana, miliarder asal Qatar yang sekarang menjadi suami Janet Jackson ini?
Liputan6.com merangkumkannya untuk Anda.
1. Miliarder asal Qatar yang tinggal di London
Wissam Al Mana lahir di Qatar, tapi pindah ke London bersama keluarganya saat dirinya berusia 2 tahun. Lahir dari keluarga saudagar, Wissam Al Mana mengenyam pendidikan di Amerika dan Inggris.
Tak tanggung-tanggung, kekayaan pria berusia 41 tahun ini, menurut The Richest, mencapai 1 miliar dolar. Perusahaannya, yang dijalankan bersama dua saudaranya, beroperasi di Uni Emirat Arab, Kuwait, Saudi Arabia, Bahrain, Oman, dan juga Britania Raya dan Irlandia.
Perusahaan Al Mana bergerak di bidang real estate, retail, restoran, dan mobil mewah. Ia juga memiliki agensi media, punya bioskop dengan konsep mewah, sampai berpartner dengan Apple.
Secara keseluruhan Al Mana bersaudara mengelola 55 perusahaan.
Advertisement
2. Janet Jackson adalah wanita impiannya
Menurut media AS, US Weekly, Janet Jackson bertemu dengan Wissam Al Mana untuk pertama kalinya pada 2010 di sebuah pembukaan hotel di Dubai. Musim panas tahun itu, keduanya terlihat sedang berlibur bersama di Sardinia.
Dua tahun kemudian, Janet Jackson dan Wissam Al Mana menikah di Qatar. Dalam pernyataan yang pasangan ini berikan pada Entertainment Weekly, satu tahun setelah mereka menikah, pasangan ini mengatakan: "Rumor tentang pernikahan mewah tidaklah benar. Tahun lalu kami menikah dalam upacara yang kecil, tenang, dan indah."
Sebelum mereka menikah, Wissam Al Mana berbicara dengan Harper's Bazaar Arabia. "Aku sangat beruntung karena bisa menikahi wanita impianku," ujarnya.
Dalam wawancara lain dengan VMAN Magazine, pria bertubuh tinggi kurus ini menyebut Janet Jackson sebagai "wanita yang sangat spesial dan berbakat. Dia tidak pernah berhenti membuatku kagum."
3. Wissam Al Mana suka pelesiran
Walaupun Wissam Al Mana dan Janet Jackson berusaha untuk menghindari sorotan publik, Al Mana ini ternyata gemar pelesiran dan melancong--terutama jika ditemani istrinya yang sekarang sedang hamil.
Janet Jackson dan Wissam Al Mana sering terlihat di berbagai tempat dan negara di seluruh dunia.
Al Mana berkata pada Enterpreneur Middle East, "Kami sangat suka melancong...kami suka pergi ke tempat yang indah dan eksotis, tempat-tempat yang jauh dari dunia dan mata-mata yang ingin tahu."
Walaupun memiliki bisnis di Qatar, Al Mana tumbuh besar di London, dan paling sering menghabiskan waktunya di ibu kota Inggris itu.
Belum diketahui di mana Janet Jackson akan melahirkan bayi mereka.
Advertisement
4. Inspirasi di balik kembalinya Janet Jackson
Sebelum mengeluarkan album terbarunya, Unbreakable, Janet Jackson sempat vakum dari dunia musik selama enam tahun. Pada 2015, Janet Jackson kembali ke dunia musik, dan meluncurkan single barunya, "No Sleep", yang didedikasikan untuk suaminya.
I dedicate this to My Love. https://t.co/FgQQtuKMPN #NoSL333P #ConversationsInACafe
— Janet Jackson (@JanetJackson) June 22, 2015
Â
Janet Jackson menggunggah lagu barunya itu di Twitter dan menuliskan keterangan, "Aku mendedikasikan lagu ini untuk Cintaku."
Album barunya ini masuk menjadi debut nomor satu di tangga album Billboard tahun lalu. Hal ini menjadikan Unbreakable sebagai album nomor satu ke-7 dari Janet Jackson dan juga memberinya pencapaian untuk memiliki album nomor satu di setiap tahun selama empat dekade.
5. Memandang dirinya sebagai "pedagang"
Al Mana bekerja berdampingan dengan kedua saudaranya. Hisham dan Saleh, untuk mengelola grup Al Mana. Hal tersebut menurutnya adalah kunci kesuksesan grupnya dan sesuatu yang membuatnya bangga.
"Ayahku meninggal saat aku masih cukup muda, dan aku merasa sudah jadi tugasku untuk mengangkat bendera dan melanjutkan bisnisnya, berusaha untuk melanjutkan warisannya dan nama keluarga kami," tuturnya pada Enterpreneur.
"Hal itu sudah ada di darah kami. Kami adalah pedagang. Ketika aku kecil, aku melihat paspor ayahku dan pekerjaannya tertulis 'pedagang.' Aku bertanya pada ibuku, dan dia menjelaskan, kami adalah pedagang. Kami bangga akan hal itu. Itu adalah pusaka kami."
Advertisement