Lawan Jagat Superhero Marvel - DC, Ini Senjata The Mummy

The Mummy akan menjadi pembuka Dark Universe, jagat para monster Universal, yang kerap dibandingkan dengan jagat para superhero.

oleh Ratnaning Asih diperbarui 30 Mei 2017, 20:00 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2017, 20:00 WIB
The Mummy
The Mummy akan menjadi pembuka Dark Universe, jagat para monster Universal, yang kerap dibandingkan dengan jagat para superhero.

Liputan6.com, Taipei The Mummy, akan menjadi film pembuka proyek akbar Universal Pictures, Dark Universe. Ini, adalah satu jagat sinematik layaknya DC Extended Universe dan Marvel Cinematic Universe di mana sejumlah film akan memiliki kaitan dan berlangsung dalam 'alam' yang sama.

Hal ini, langsung menimbulkan tanda tanya di benak sebagian para penikmat film. Apakah nantinya Dark Universe bisa bersaing dengan jagat sinematik DC dan Marvel yang telah memiliki basis penggemar lewat komik-komik yang telah lebih dulu terbit?

Sutradara The Mummy yang juga merupakan produser dari film-film di Dark Universe, Alex Kurtzman, mengungkapkan rasa percaya dirinya atas proyek ini. Ia mengatakan ada kelebihan dalam film-film Dark Universe dibanding jagat para superhero. Yaitu, para penonton akan bersimpati dengan para tokoh monster dalam film ini.

"Saat kamu melihat Frankenstein, Manusia Serigala, Pengantin Frankenstein, kamu takut pada mereka, tapi kamu juga takut akan nasib mereka. Kamu bersimpati pada mereka. Ini hal yang unik dari Dark Universe," ujarnya, dalam roundtable interview yang digelar di Hotel Mandarin Oriental di Taipei, Taiwan, baru-baru ini,

Hal ini, kata Kurtzman menambahkan, adalah cerminan dari sifat dasar manusia yang penuh empati. Termasuk pada sosok-sosok monster dalam film ini.

"Walaupun aku sangat menyukai film superhero, tapi aku tak bisa melihat hubungan diriku dengan mereka. Mereka bukan aku," katanya menambahkan.

Salah satu caranya, adalah dengan membangun latar belakang para monster secara terperinci. Hal inilah yang ia lakukan lewat antagonis The Mummy, Ahmanet, yang diceritakan sebagai sosok putri Mesir Kuno penuh ambisi yang salah memilih jalan.

"Apa yang kusuka dari Ahmanet adalah kamu bersimpati sekaligus takut padanya. Dan sebenarnya, film-film Universal sebelumnya sangat berfokus pada pengembangan karakter. Di permukaan mungkin terlihat seperti film horor tentang monster, tapi di dalamnya ada cerita tentang makhluk-makhluk malang ini," katanya.

Ia menambahkan bahwa film-film monster adalah kebanggaan besar Universal Pictures, tak heran bila perusahaan raksasa ini benar-benar fokus mengerjakan proyek Dark Universe. "Bila kami ingin membawanya ke publik, kami harus membuatnya semegah mungkin, dengan bintang terbesar, dengan aksi laga yang keren. Kami juga ingin agar filmnya lucu dan membawa humor," katanya.

The Mummy sendiri, bercerita tentang seorang pemburu harta karun bernama Nick Morton (Tom Cruise) yang tak sengaja membangunkan mumi Ahmanet, putri Mesir Kuno yang dikubur hidup-hidup.

Tubuh Ahmanet kemudian dibawa oleh seorang arkeolog, Jenny Halsey (Annabelle Wallis) menuju Inggris. Namun di tengah perjalanan, pesawat yang ditumpangi Nick dan Jenny mengalami kecelakaan. Ahmanet lantas bangkit dari tidur panjangnya.

The Mummy akan diputar di Indonesia pada 7 Juni 2017 mendatang.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya