Liputan6.com, Jakarta Indro Warkop kagak ade matinye. Bgeitu mungkin istilah anak gaul ibu kota. Bertahan selama beberapa dekade di industri entertainmen, Indro Warkop masih akting berakting di beberapa judul film.Â
Padahal, komedian dan komika muda terus bermunculan. Tapi, sosok Indro Warkop tetap diterima oleh kids zaman now, bahkan. Â
Ditemui di Bilangan Kebayoran baru, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu, Indro Warkop memberikan komentar terhadap komedian muda berbakat. Indro yang saat ini disibukkan dengan rencana menjadi juri dalam kompetisi Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) itu pun mengaku tak merasa tersaingi.
Advertisement
"Kalau merasa tersaingi kenapa saya merencakan ini tahun sebelumnya. Ini setahun sebelumnya lho, makanya kita memang yang pertama," aku Indro Warkop.
Baca Juga
Strategi
Tak hanya sampai di situ, Indro pun membagi cerita soal bagaimana dirinya menjaga eksistensi hingga saat ini. Pria berusia 59 tahun itu pun juga menyebut nama kedua sahabatnya, mendiang Dono dan Kasino, yang tergabung dalam grup Warkop DKI.
"Saya terbiasa dikuatkan secara strategi dari Mas Kasino. Dulu sering ribut sana-sini karena Mas Dono seniman banget. Nggak cocok berdua. Dari pertama kita selalu ngumpul, kita mau kayak apa mau langgeng? Kita sama-sama bilang mau langgeng," ceritanya. Trio ini di era tahun 1980-an dikenal dengan banyak judul film komedi.
Indro bersama Dono dan Kasino pun lebih menekankan kepada penampilan daripada verbal. Tak lupa mereka juga melihat penonton sebelum tampil.
Advertisement
Bukan Verbal
Indro bersama Dono dan Kasino pun lebih menekankan kepada penampilan daripada verbal. Tak lupa mereka juga melihat penonton sebelum tampil.
"Tolong lihat audience kita kalau mau show SMA ke atas. Karena pelawak dulu kan ada pakaian perempuan, lebih kepada clown, bukan verbal. Sementara kita ngejas, batik jaman Prambors kita datang bareng Chrisye semua, baju putih-putih skearang kalau dilihat kayak FPI. Tapi gitu, kita selalu seragam. Kita tiru bukan pelawak, tapi mereka seragam. Penampilan, itu yang mereka tiru," lanjutnya.
Cuma Ritual
Tak hanya itu, Indro pun juga tak lupa untuk ingat kepada Sang Pencipta sehingga Warkop bisa bertahan hingga sekarang.
"Tuhan itu bukan butuh cuma ritual saja. Tapi terima kasih itu bisa kita wujudkan dengan tingkah laku, amal. Oleh karena itu kan amal duluan baru ibadah, dunia dulu baru akhirat. Sesepele itu. Tapi sebesar itu maknanya Warkop, bahwa kami semua perorangan, sehingga kami akan bertahan. Tidak akan pernah mengingkari ini," katanya.
Sumber: Kapanlagi.com
Reporter: Fikri Alfi Rosyadi
Penulis: Mita Anandayu
Advertisement