Liputan6.com, Beijing - Artis Tiongkok Fan Bingbing beberapa bulan belakangan menjadi pembicaraan publik.
Gara-gara mengemplang pajak, ia sempat hilang berbulan-bulan dari muka publik. Bahkan Fan Bingbing lantas dihukum harus membayar denda dan tunggakan pajak, yang kabarnya mencapai Rp 1,9 triliun.
Jumlah denda yang luar biasa fantastis ini, membuat publik bertanya-tanya, bagaimana cara Fan Bingbing akan membayarnya?
Advertisement
Dilansir dari Koreaboo, Jumat (5/10/2018), sebuah surat kabar Tiongkok, The Economic Observer, mengungkap bahwa Fan Bingbing menjual 41 unit apartemennya demi membayar denda ini.
Baca Juga
Dalam berita penjualan aset ini disebutkan bahwa harga apartemen ini dijual 30 persen lebih murah dari harga pasar.
"Sebagai properti pribadi, hak kepemilikan telah jelas, tak ada utang secara langsung, tapi kami berharap dijual secara borongan."
Kekasih Fan Bingbing, aktor Li Chen, dikabarkan juga melego rumah mewahnya demi membantu aktris serial Putri Huan Zhu ini. Harganya diperkirakan mencapai 100 juta yuan, atau sekitar Rp 220 miliar.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Diberi Keringanan
Dalam laporan ini, disebutkan juga bahwa aslinya, denda ini harus dibayar dalam waktu 15 hari.
Namun, pihak perpajakan di Tiongkok kabarnya mempertimbangkan besarnya denda yang harus dibayar Fan Bingbing. Periode pembayaran denda ini akhirnya diperpanjang hingga akhir tahun.
Meski jumlah denda Fan Bingbing luar biasa besar, jangan khawatir sang aktris akan langsung jatuh bangkrut. Pasalnya, nilai aset yang dimiliki wanita ini ditaksir mencapai 7 miliar yuan, atau sekitar Rp 15,4 triliun.
Advertisement
Kontrak Yin Yang
Seperti diberitakan sebelumnya, beberapa waktu lalu tersebar dua dokumen yang memperlihatkan besarnya pendapatan Fan Bingbing dari sebuah proyek film.
Di satu dokumen, ia diperlihatkan mendapat bayaran sebesar US$ 7,8 juta. Sementara dokumen lain ia disebutkan hanya dibayar sebesar US$ 1,56 juta.
Dokumen dengan nilai pembayaran kecil, diperkirakan akan diserahkan kepada pemerintah, agar ia hanya mendapatkan potongan pajak yang kecil. Di Tiongkok, taktik kecurangan pajak ini kerap disebut sebagai kontrak 'yin yang'.