Liputan6.com, Jakarta - Sutradara sekaligus sastrawan Ali Shahab meninggal dunia pada Selasa (25/12/2018). Pria 77 tahun itu telah dimakamkan di TPU Kemuning, Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Rabu (26/12/2018).
Ali Shahab meninggal setelah mengeluh sesak napas. Belum sempat tiba di rumah sakit, Ali Shahab lebih dulu mengembuskan napas terakhir.
Ada kejadian menarik sebelum Ali Shahab meninggal dunia. Keponakan Ali Shahab, Reza Joeffry, menuturkan bahwa sutradara Rumah Masa Depan itu sempat menolak sentuhan istrinya sebelum meninggal.
Advertisement
Kejadian itu bermula ketika Ali Shahab merasakan sesak di bagian dadanya menjelang asar. Sang istri yang panik spontan berusaha membantu Ali Shahab. Namun bantuan itu ditolak oleh Ali.
Advertisement
Baca Juga
Rupanya Ali Shahab tak ingin wudunya batal karena sentuhan istrinya. Seperti diketahui, dalam pandangan madzhab syafi'iyah, sentuhan dari lawan jenis yang bukan mahram dapat membatalkan wudu.
"Selesai mandi dadanya sesak, mau dibantu istri, beliau menolak karena masih punya wudu. Akhirnya beliau minum obat sesaknya sendiri," ungkap Reza Joeffry.
Sesak Napas
Setelah dibantu beberapa pria, Ali Shahab langsung diberangkatkan ke rumah sakit. Namun sayang, nyawanya tak tertolong dalam perjalanan di mobil ambulance.
"Napasnya juga semakin sesak. Qadarallah, Allah panggil dia dalam perjalanan ke rumah sakit. Jadi di rumah sakit diperiksa dokter sudah enggak ada," tuturnya.
Advertisement
Rajin Salat
Menurut Reza, pamannya memang dikenal sebagai orang yang rajib beribadah. Hal itu bisa dilihat dari tidak pernah absennya Ali Shahab salat di masjid.
"Beliau salat lima waktu selalu di masjid. Beliau di hari terakhirnya itu salat subuh dan zuhur masih di masjid," ungkap Reza Joeffry.