Liputan6.com, Jakarta - Entah ada berapa juta film di dunia ini yang menampilkan premis from zero to hero atau from nobody to somebody. Rumus klasik lagi klise ini kembali diusung film asal Korea Selatan, Exit, dengan judul asli Eksiteu.
Bergerak dengan tema klise, mengapa Exit masih bisa menggoyang tangga box office Korea Selatan? Sebagai informasi, film ini menyerap 7 juta penonton selama belasan hari penayangan. Hingga artikel ini disusun, Exit telah mengumpulkan laba kotor lebih dari 60 juta dolar AS (sekitar 850 miliar rupiah).
Padahal biaya produksi film ini hanya 10 juta dolar AS (sekitar 140 miliar rupiah). Ledakan Exit sebenarnya sudah tampak pada hari pertama penayangan, dengan menyerap 490 ribu penonton, melewati sejuta penonton pada hari ketiga, mencapai 2 juta penonton hari keempat. Dalam sepekan, film ini menembus 3 juta penonton. Tak heran jika Exit kemudian diimpor oleh sejumlah negara termasuk Indonesia. Di Tanah Air, Exit mengguncang bioskop sejak pertengahan Agustus dan mampu bersaing dengan sejumlah film impor Hollywood.
Advertisement
Exit mengisahkan pemuda bernama Yong-Nam (Jo) yang gemar panjat tebing. Hidup Yong-Nam berantakan lantaran belum bekerja dan pernah ditolak perempuan. Kakaknya, Jung-Hyun (Kim) marah besar mendapati kamar Yong-Nam berantakan dan menyebut koleksi alat panjat tebingnya sampah.
Baca Juga
3 Cerita Seru YoonA - Jo Jung Suk Saat Syuting Film EXIT
Akan Tayang di Indonesia, Ini 3 Fakta Menarik Film EXIT
- Baru Tayang, Ini 5 Fakta Menarik Film EXIT
Suatu hari, Yong-Nam merayakan ulang tahun ke-70 ibunya, Hyun-Ok (Go) di restoran Taman Impian, yang jaraknya jauh dari rumah. Sang ayah, Jang-Soo (Park) tak punya pilihan lain kecuali mendukung rencana ini.
Tak dinyana, manajer supervisi restoran Taman Impian adalah Eui Joo (Im), gadis yang ditaksir Yong-Nam. Pesta ulang tahun berlangsung meriah. Di belahan lain kota itu, seorang pria memberhentikan mobil tangki berisi gas. Ia mematahkan kunci kontak lalu membuka sejumlah keran. Gas di dalam tangki menyembur, menciptakan ruam di sekujur tubuh warga dan sesak napas yang berakhir dengan kematian. Seluruh kota gempar. Pesta ulang tahun ibunda Yong-nam berakhir dengan kepanikan dan upaya menyelamatkan diri.
Salah, jika Anda menilai biang ketegangan Exit adalah gas beracun. Musibah bisa datang kapan saja dalam bentuk apa pun. Yang bikin deg-degan, bagaimana manusia menghadapi musibah. Exit menjadikan upaya para penyintas menyelamatkan diri sebagai bahan bakar ketegangan. Di antara warga sipil yang bergelimpangan ada segelintir manusia yang menolak untuk menyerah. Cerita lalu berfokus pada Yong-Nam, pengangguran yang bermetamorfosis jadi penyelamat keluarga, orang lain, baru kemudian diri sendiri.Â
Berhasil atau Tidak?
Perkara berhasil atau tidak, Anda harus menyaksikannya sendiri. Sang Geun Lee memperlihatkan detail cara kerja penyintas dengan keterbatasan alat. Musuh utama penyintas selain sumber bencana adalah waktu yang tak dapat dihentikan. Pertarungan gas, waktu, dan penyintas dijahit rapi. Jo Jung Suk mengeksekusi adegan-adegan berisiko tanpa menghilangkan ketakutan di raut wajahnya. Inilah yang membuat karakter Yong-Nam tampak manusiawi meski sejatinya ia manusia kuat.
Agar cerita tak monoton, Sang Geun Lee sesekali memperlihatkan kemajuan hubungan Yong-Nam dan Eui Joo. Latar belakang keduanya tampak jelas dalam interaksi dengan suhu menghangat. Untuk menghindari kesan picisan, progresivitas hubungan keduanya diselingi perkembangan karakter yang didapat dari sejumlah pilihan dilematis. Ini penting untuk membangun ikatan emosi karakter utama dengan penonton. Empati penonton dibangun salah satunya dari pilihan dan keadaan sulit. Bukan soal cinta melulu.
Advertisement
Golden Moment
Yang menarik dari Exit, naskah garapan Sang Geun Lee tak hanya peduli pada perkembangan tokoh utama. Ia juga memberi keleluasaan kepada karakter kakak, orang tua, hingga keponakan dalam memandang karakter sentral. Dengan terciptanya ruang-ruang berukuran memadai untuk pemeran pendukung, kita bisa melihat sejauh mana Yong-Nam dan Eui Joo melangkah.
Exit memperlihatkan pergerakan para tokoh protagonis, juga motivasi si antagonis. Ia mempresentasikan dampak dan perlahan menawarkan solusi. Yang luput hanyalah detail gas yang tak terjelaskan lalu dibungkus dengan dalih sedang diteliti aparat negara. Meski demikian, Exit tetap jadi suguhan mengesankan. Tak sekadar menjual ketegangan, film ini punya sisipan komedi pencair suasana dan momen pemicu air mata.
Akhir film ini menyisakan haru yang tak terbayang. Saat musibah menemukan titik terang dan bayang-bayang maut kabur ditelan semangat mempertahankan nyawa, seorang keponakan menganulir rasa malu dan seorang anak mempersembahkan tanda bakti pada ibu. Golden moment ini setara nilainya dengan benih-benih cinta yang menolak berhenti bertumbuh. Sempatkan menonton Exit akhir pekan ini. Nikmati ketegangan dan kelegaan yang datang setelahnya. (Wayan Diananto)
Film Exit
Pemain: Jo Jung Suk, Im Yoon Ah, Go Doo Shim, Park In Hwan, Kim Ji Young, Kang Ki Young, Yoo Su Bin
Produser: Bark Hyun Ik
Sutradara: Sang Geun Lee
Penulis: Sang Geun Lee
Produksi: Filmnaker R&K
Durasi: 1 jam, 40 menit