Liputan6.com, Jakarta - Yang makin tak terkendali di tangga box office dunia, Joker. Meski dilengserkan film Maleficent: Mistress of Evil, Joker tetap mesin pencetak uang terbesar dengan modal produksi minimal.
Hingga artikel ini disusun, pendapatan film Joker dari seluruh dunia mencapai 849 juta dolar AS (atau setara dengan 12 triliun rupiah). Angka sebanyak itu didapat dari 277, 58 juta dolar AS dari peredaran di AS dan Kanada.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Sisanya dari berbagai negara di dunia. Pendapaian ini sekaligus menempatkan Joker sebagai film berating R terlaris sepanjang sejarah.
“Joker Movie. Domestik $ 277.58 million. International $ 571.5 million. Worldwide $ 849.08 million. Arthur Fleck is now officially saying hello to $ 1 billion worldwide,” tulis akun Twitter pemerhati film @bicaraboxoffice, Senin (28/10/2019).
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Pertama dalam Sejarah
Jika tembus 1 miliar dolar AS, Joker jadi film rating R (restricted atau terbatas) pertama dalam sejarah.
Selama ini, klub satu miliar dolar selalu dihuni produk Disney atau film pahlawan super. Warner Bros sendiri awalnya enggan menjadi penyandang dana tunggal untuk Joker, karena tak yakin film ini laku di pasar.
Advertisement
Dibagi Tiga
Biaya produksi 55-70 juta dolar AS lantas dibagi tiga dengan ketentuan Warner Bros. mengucurkan dana 55 persen, Bron Creative 20 persen, dan sisanya ditalangi Village Roadshow Pictures.
Pertanyaan yang kemudian muncul, dengan laba kotor sefantastis ini berapa gaji Joaquin Phoenix?
Gaji Joaquin Phoenix
Melansir dari Variety, gaji sang pemeran utama “hanya” 4,5 juta dolar AS atau sekitar 63 miliar rupiah. Konon, gaji Joaquin Phoenix tak bisa tinggi lantaran biaya produksi Joker di level menengah. Meski demikian, Joaquin Phoenix puas terlibat di proyek ini.
Terkait proses kreatif Joker yang kini jadi fenomena, Joaquin Phoenix menyatakan, “Bagi saya ada masa saat kami berpikir tentang semua film keren dari dekade 1970-an, dan ini bukan tentang genre.”
Advertisement
Tak Ada Genre Khusus
Ia tak ingin mengotak-kotakan genre. “Ini tak seperti, orang bilang: Oh ini drama. Sesimpel kita sebut Joker itu film sama seperti Dog Day Afternoon yang intens, menyentuh hati penonton, dan kocak pada saat yang sama. Itu film yang saya sukai. Dan film semacam itu yang ingin saya kejar lewat Joker,” ungkap Joaquin Phoenix kepada Vanityfair bulan ini. (Wayan Diananto)