Badai Eks Kerispatih Umumkan Berhenti dari Dunia Musik, Ini Alasannya

Apa alasan Badai Eks Kerispatih memutuskan berhenti berkarya?

oleh Zulfa Ayu Sundari diperbarui 29 Jun 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2020, 11:00 WIB
Badai Eks Kerispatih
Badai Eks Kerispatih (Liputan6.com/IG/@_.badaithepianoman)

Liputan6.com, Jakarta - Badai Eks Kerispatih tiba-tiba memberi kabar mengejutkan, terutama untuk penggemar setianya. Setelah lebih dari dua dekade berkarya di industri musik Tanah Air, Badai memutuskan berhenti.

Hal ini disampaikan Badai Eks Kerispatih melalui akun Instgram @_.badaithepianoman. Meski demikian, musikus berusia 42 tahun ini tak berhenti berkarya untuk selamanya.

"Kalian begitu indahnya bagi saya sepanjang 21 tahun ini. Kali ini saya mohon ijin berhenti membuat karya, sampai saya melihat matahari baru dari perjuangan saya ini," tulis Badai Eks Kerispatih pada Minggu (28/6/2020). 

"Hanya sebentar, tidak selamanya. Semangat terus para kreator lagu! Kalian jantung musik dunia bangsa ini. I'M OFF," sambung sang pianis.


Alasan

Badai Eks Kerispatih
[Foto: Instagram Badai Eks Kerispatih]

Dalam unggahan yang sama ia menjelaskan alasan mundur. Sejujurnya, ini keputusan tersulit yang harus ia ambil. Sebab 21 tahun berkarya bukan waktu yang singkat. Sudah banyak momen indah yang ia rasakan selama berkarier.

"Menciptakan lagu, nada, lirik, bahkan komposisi musik yang bisa dinikmati banyak orang, saya bangga dan bersyukur. Tidak semua orang seberuntung saya," kata dia.


Tak Seindah Dulu

Potret Badai Eks Kerispatih Saat di Atas Panggung
Potret Badai Eks Kerispatih (Liputan6.com/IG/@_.badaithepianoman)

Namun, ia sadar menjadi musikus di Indonesia tak seindah dahulu, saat baru memulai menjadi musikus. Saat ini, karier seorang musikus bukan lagi sekadar membuat lagu hit.

"Tapi lebih dari itu teman-teman. Bagaimana kita merasa harus memperjuangkan hak kita, membela dan menentang penyelewengan, mengubah cara pikir orang tentang bisnis musik bahkan melawan ketidakadilan," tuturnya.


Tak Sepemikiran

Sayang, tak semua musikus memiliki pemikiran sama dengan Badai. Padahal, menurutnya, era digital semakin berkembang dan menggerus etika berkesenian.

"Hingga para pemiik hak cipta terlihat seperti seakan-akan bodoh membela haknya. Banyak juga yang terlihat ada di pihak pencipta, padahal kakinya juga ada dua di dunia," pemilik nama asli Doadiabadai Hollo ini menjelaskan.

"Konsistentsi sangat minim dalam perjuangan hak cipta. Negara pun serasa antara ada dan tiada mengurus ini. Sistem perlindungan, perangkat dan mentalitasnya pun terkadang dipertanyakan. Sanggupkah kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri?" Badai mengulas.


Terima Kasih

Ia mengucap terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kariernya dan mengapresiasi karyanya sepanjang 21 tahun. Mulai dari atas panggung bersama Kerispatih, hingga berdiri sendiri.

"Terima kasih banyak untuk kalian yang enggak bosen-bosen bawain lagu saya (dengan cara benar atau tidak) mendownload (asli atau bajakan), datang ke konser saya bahkan selalu nanya 'Mas, kapan keluar lagi lagu baru? Kita selalu nunggu'," kenang Badai.

"Kali ini saya mohon izin berhenti membuat karya, sampai saya melihat matahari baru dari perjuangan saya ini," Badai mengakhiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya