Kehebatan Mbah Lindu Sang Legenda Gudeg Yogyakarta, Jualan Sejak Zaman Penjajahan

Mbah Lindu kerap masuk dalam sejumlah acara TV, bahkan dalam serial dokumenter Netflix, Street Food Asia.

oleh Ratnaning Asih diperbarui 13 Jul 2020, 12:20 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2020, 12:20 WIB
Ucapan belasungkawa untuk Mbah Lindu (Twitter/NetflixID)
Mbah Lindu kerap masuk dalam sejumlah acara TV, bahkan dalam serial dokumenter Netflix, Street Food Asia. (Twitter/NetflixID)

Liputan6.com, Yogyakarta - Yogyakarta dan juga Indonesia, kehilangan satu legenda kulinernya, Biyem Setyo Utomo atau yang akrab disapa Mbah Lindu. Kabar meninggalnya Mbah Lindu beredar pada hari ini, Senin (13/7/2020). Ia berpulang dalam usia yang telah mencapai 1 abad, di Klebengan, Sleman, Yogyakarta.

Sepanjang hidupnya, nama Mbah Lindu kerap disebut sebagai salah satu legenda gudeg di Yogyakarta. Sosok sepuh ini juga kerap masuk dalam sejumlah acara TV, bahkan dalam serial dokumenter Netflix, Street Food Asia.

Dalam siaran ini, Mbah Lindu kerap menceritakan seluk beluk perjuangannya sebagai penjual gudeg. Salah satu cerita menarik ia sampaikan dalam sebuah acara TV Maestro Indonesia di channel RTV.

Alasan Jualan Gudeg

Mbah Lindu dalam tayangan Maestro Indonesia (YouTube/  Maestro Indonesia RTV)
Mbah Lindu dalam tayangan Maestro Indonesia (YouTube/ Maestro Indonesia RTV)

Dalam video yang diunggah di kanal YouTube Maestro Indonesia RTV pada 5 April 2019 ini, Mbah Lindu menceritakan awal perjalanannya berjualan gudeg. Ternyata ia mulai berjualan makanan ini sejak usia 13 tahun, pada masa penjajahan.

Ia mengungkap satu alasan sederhana mengapa dirinya memilih berjualan makanan khas Yogyakarta ini.

"Bisanya cuman gudeg, lain-lain enggak bisa" kata Mbah Lindu.

Masih Berjualan

Berita kematian Mbah Lindu. (Instagram/ jogja_today)
Berita kematian Mbah Lindu. (Instagram/ jogja_today)

Hebatnya Mbah Lindu, ia menguatkan diri dan terus bekerja keras meski suami meninggal pada 1970. Bersama anaknya, Ratiah, Mbah Lindu berjualan gudeg untuk menopang kehidupan keluarganya.

"Senangnya jualan itu kalau bisa buat belanja, anak cucu bisa kenyang, sudah senang. Anak cucu tidak menangis," tuturnya lagi.

Kekaguman William Wongso

Dalam liputan ini, maestro kuliner Tanah Air William Wongso juga mengungkap kekaguman terhadap Mbah Lindu.

"Sebenarnya sosok seperti Mbah Lindu itu... enggak ada di dunia ini yang bisa bertahan, yang konsisten dan persistent menjual satu jenis makanan di tempat yang sama selama sekian lamanya," tuturnya.

Tak Mengubah Resep

Saat aktif berjualan, Ratiah dan Mbah Lindu terjun ke dapur sejak siang hingga malam. Peralatan yang mereka gunakan, masih tradisional. Termasuk kompor yang menggunakan kayu bakar.

Saat tampil di dokumenter Street Food Asia, Mbah Lindu dengan tegas mengatakan ia tak mengubah resep masakannya sejak dulu.

Selamat jalan, Mbah Lindu. Lezatnya gudeg akan selalu mengingatkan kami kepadamu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya