Sebelum Meninggal, Ayah Minta Nikita Mirzani Jadi Ustazah

Liputan6.com, Jakarta Momen langka terjadi. Nikita Mirzani buka kartu soal hubungan dengan ayah dan ibunya yang kini almarhum, yakni Mawardi dan Julaelah. Ia menyebut latar belakang keluarganya berada.

Sebuah momen besar terjadi dan membuat Nikita Mirzani hengkang dari rumah ayah ibunya. Bintang film Taman Lawang dan Mama Minta Pulsa memilih hidup sendiri di rumah indekos di Kemang, Jakarta.

Peristiwa ini disampaikannya dalam video “Nikita Mirzani Sudah Kaya Raya Tapi Kenapa Masih Mau Diapa-apain?” yang mengudara di kanal Briz Entertainment, Senin (21/9/2020).

“Walaupun gue bukan dilahirkan dari keluarga yang tidak berada. Keluarga gue lumayan, ketika gue... misalkan dulu orang-orang belum pakai Mercy yang terbuka, gue sudah pakai,” kenang Nikita Mirzani.

Bahkan sebelum jadi artis kondang, ia sudah menjinjing tas Hermes. Hidup nyaman dan jauh dari kata susah tak serta merta membuat bintang sinetron Jodoh Wasiat Bapak senang.

Rupanya, Nikita Mirzani menyimpan romantika sendiri. “Tapi ketika gue memutuskan untuk tidak mau lagi dibiayai orangtua gue, kan bokap gue tadinya maunya gue jadi ustazah akhirnya gue melenceng, kan,” ia menukas.

Mantap keluar rumah dan tak lagi dibiayai orangtua memaksa Nikita Mirzani kerja keras. Artis kelahiran Jakarta, 17 Maret 1986, ini merintis karier di dunia seni dari bawah. Ia tak malu.

“Gue pernah ada di titik di mana gue tidak bisa bayar kosan. Ada, tapi memang gue gila. Ketika gue keluar dari rumah gue ngambil kosannya yang 5 juta sebulan langsung,” Nikita Mirzani menyambung.

Tingginya biaya kos bulanan memotivasi pelantun “Baby I Hate You” dan “Selalu Salah” untuk kerja lebih giat. Salah satunya, jadi figuran sinetron Islam KTP dengan jadwal syuting tidak tentu. 

“Gue di-calling jam 3 sore, gue baru di-take jam 5 subuh. Gue pernah ngerasain itu. Dan alhamdulillahnya doa gue tuh dikabulkan sama Allah,” Nikita Mirzani membeberkan.

Doa itu terjawab. Tak hanya jadi artis, Nikita Mirzani mengepakkan sayap bisnis dari salon kecantikan di tiga provinsi, celana jin, pelangsing, dan skincare. Bahkan, ia mampu menggaji manajer 200 juta rupiah sebulan.