Liputan6.com, Jakarta Rekam jejak Dikta di sinema Indonesia bertambah panjang setelah memperkenalkan film baru, Vidkill, yang dibintanginya bersama Estelle Linden, Gesya Shandy, dan Shindy Huang.
Film karya sineas Dyan Sunu Prastowo ini diedarkan Max Pictures di jaringan bioskop mulai 9 Desember 2021. Poster dan trailer resmi Vidkill diperkenalkan kepada publik pekan ini.
Advertisement
Baca Juga
Dalam Vidkill, Pradikta Wicaksono memerankan Theo (Pradikta Wicaksono) yang berusaha menyelamatkan tunangannya (Estelle Linden) dan dua sahabatnya (Gesya Shandy dan Shindy Huang) dari teror orang tak dikenal kala liburan di sebuah vila.
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Rajin Akting
Makin rajin berakting membuat Dikta diterpa kabar siap meninggalkan studio rekaman dan panggung konser demi seni peran. Namun vokalis Yovie & Nuno membantah rumor tersebut.
“Kayaknya enggak mungkin meninggalkan musik. Tahun lalu pandemi Covid-19 melanda. Hampir mustahil menggelar konser dan mengumpulkan penonton. Sebagai seniman, saya ingin tetap berkarya,” katanya.
Advertisement
Panggilan Hati
Mulanya Dikta terjun ke lokasi syuting dengan motivasi simpel yakni, daripada di rumah saja enggak ngapa-ngapain. Lama-lama pelantun “Dia Milikku” dan “Menjaga Hati” menyadari, seni peran adalah panggilan hati.
Membintangi Vidkill, Dikta mengaku tak dituntut mengubah fisik oleh sutradara. “Permintaan khusus dari sutradara enggak ada. Paling membiasakan diri menyimpan sesuatu, itu habit yang natural dari manusia sih,” Dikta menjelaksan.
Tanpa Referensi Film
Sebelum syuting, Dikta tak menonton film luar sebagai referensi untuk menghidupkan tokoh Theo. “Saya tidak mau lihat sesuatu sebagai referensi karena sedikit banyak akan terpengaruh dengan itu. Siasatnya sebelum syuting saya diskusi dengan sutradara soal karakter,” urainya.
Dengan demikian, Dikta bisa menghasilkan karakter Theo yang murni versinya. Dalam kesempatan itu, produser Max Pictures, Ody M. Hidayat mengakui merilis film di tengah pandemi bukan tanpa risiko mengingat kapasitas bioskop belum diizinkan 100 persen.
Advertisement
Target Penonton
“Kalau target jumlah penonton tentu maunya setinggi-tingginya. Namun di tengah pandemi pasti ada koreksi. Target kami sebenarnya menggairahkan film Indonesia dan bioskop agar dilirik lagi,” ia menjelaskan.
Produser film Dilan 1990 berharap tak ada lonjakan kasus Covid-19 sepanjang Desember 2021. “Sehingga, orang merasa aman dan nyaman ke bioskop dengan menerapkan protokol kesehatan,” pungkas Ody.