Liputan6.com, Jakarta - Ancaman pembunuhan serta penyekapan yang dialami band Radja di Johor, Malaysia, mendapat perhatian dari berbagai kalangan.Â
Ketua Umum Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (GEKRAFS) Kawendra menyayangkan adanya ancaman pembunuhan yang diterima Ian Kasela bersama Radja Band saat mentas di Negeri Jiran.
"Peristiwa yang terjadi kepada Band Radja di Johor, Malaysia harus menjadi evaluasi pemerintah dalam melindungi dan memberikan kenyamanan bagi para pelaku industri kreatif Tanah Air ketika berkarya dan mencari nafkah," kata Kawendra saat dihubungi pewarta di Jakarta, Senin, 13 Maret 2023.
Advertisement
Hingga kini, kata Kawendra, ia masih mencari titik terang permasalahan yang dialami band Radja saat mentas di Malaysia. Ia juga meminta pemerintah ikut ambil bagian dalam menghadapi masalah yang dialami band yang dikenal dengan lagu "Benci Bilang Cinta"
Baca Juga
Â
Pemerintah Ikut Ambil Sikap
Kawendra meminta pemerintah tegas bersikap memberi perlindungan terhadap kenyamanan dan keamanan para pekerja seni saat bekerja di luar negeri.
"Saya meminta pemerintah segera mengambil sikap dan mengkomunikasikannya secara baik dengan negara tetangga. Para pekerja seni kita harus mendapatkan perlindungan optimal dan kenyamanan dalam bekerja baik di dalam ataupun di luar negeri. Kita ingin pelaku industru kreatif kita dihargai dan hak-haknya terlindungi," tegas dia.
Â
Â
Â
Advertisement
Terjadi di Ruang Ganti
Sementara itu, KJRI Johor Bahru pun menerima informasi dari Polres Johor Bahru Selatan mengenai adanya pengaduan vokalis band Radja, Ian Kasela.
"Informasi yang diterima KJRI JB, peristiwa pengancaman pembunuhan terjadi di ruang ganti atau istirahat lokasi konser, tempat Radja menerima beberapa penggemar dan tamu VIP," ujar Konsul Jenderal RI di Johor Bahru Sigit S Widiyanto ketika dihubungi Liputan6.com, Senin (13/3/2023).Â
Â
Selisih Paham dengan Pihak EO
Sigit menjelaskan bahwa band Radja mengalami selisih pendapat mengenai kontrak dengan pihak Event Organizer (EO). Kemudian, dua oknum EO pun marah dan mengeluarkan kata kasar hingga ancaman yang membuat band tersebut merasa takut dan trauma.Â
"Radja lalu melaporkan tindakan kedua oknum ini kepada Polisi Johor Bahru Selatan," tambah Sigit.Â
Setelah mendengar berita ini, KJRI berkoordinasi dengan Kepolisian Johor dan mendapat informasi bahwa kedua pelaku telah menyerahkan diri pada 12 Maret dan telah diperiksa. "Mereka tidak ditahan karena membayar uang jaminan," lanjut Sigit.Â
Advertisement