Dari Ermy Kullit, Ardhito Pramono, Hingga Daniel Dyonisius Meriahkan Jazz Gunung Bromo 2023

Jazz Gunung Bromo 2023  merayakan 15 tahun penyelenggaraannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Jun 2023, 20:35 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2023, 20:20 WIB
Konferensi pers Jazz Gunung Bromo 2023 yang diadakan di Institut Français Indonesia (IFI), Jakarta, pada Selasa (13/6/2023).
Konferensi pers Jazz Gunung Bromo 2023 yang diadakan di Institut Français Indonesia (IFI), Jakarta, pada Selasa (13/6/2023).

Liputan6.com, Jakarta Tahun 2023 menjadi momen penting bagi Jazz Gunung Bromo dalam menghadirkan acara musik Jazz yang juga merayakan 15 tahun penyelenggaraannya. Acara ini akan memberikan pengalaman menikmati "Keindahan Jazz Merdunya di Tengah Gunung" bersama musisi Indonesia yang berdedikasi pada musik tanah air. Tidak hanya itu, beberapa musisi dari luar negeri juga ikut berpartisipasi dengan misi pertukaran budaya musik jazz.

Jazz Gunung Bromo 2023 akan diselenggarakan di Amfiteater Jiwa Jawa Resort Bromo, Probolinggo, Jawa Timur pada tanggal 21-22 Juli 2023 dengan kapasitas 2000 penonton per hari. Para musisi yang akan tampil adalah legenda musik Indonesia dari berbagai generasi, dengan konsistensi dan karya fenomenal sesuai dengan perkembangan zaman.

Setiap tahun, Jazz Gunung Bromo berkomitmen untuk menghadirkan penampilan dengan konsep etno jazz serta memunculkan generasi baru musisi melalui penampilan solo maupun kolaborasi lintas genre.

"Pada tahun ke-15 penyelenggaraan Jazz Gunung Bromo ini, komitmen kami bukan hanya memberikan apresiasi kepada musisi jazz dari berbagai generasi, tetapi juga berkontribusi terhadap pariwisata dan ekonomi kreatif," ungkap Sigit Pramono, penggagas Jazz Gunung Indonesia, dalam konferensi pers yang diadakan di Institut Français Indonesia (IFI), Jakarta, pada Selasa (13/6/2023).

 

Mendorong Perekonomian

Konferensi pers Jazz Gunung Bromo 2023 yang diadakan di Institut Français Indonesia (IFI), Jakarta, pada Selasa (13/6/2023).
Konferensi pers Jazz Gunung Bromo 2023 yang diadakan di Institut Français Indonesia (IFI), Jakarta, pada Selasa (13/6/2023).

Jazz Gunung Indonesia (JGI) terus berupaya untuk mendorong perekonomian sektor budaya, musik, dan pariwisata setelah masa pandemi. Sejak tahun lalu, JGI telah memulai acara Jazz In The Valley di Bandung bekerja sama dengan The GAIA Hotel Bandung. Tahun ini, setelah Jazz Gunung Bromo, akan diadakan Jazz In The Valley di Bandung pada bulan Agustus dan Jazz Gunung Ijen di Banyuwangi pada bulan September.

JGI juga sedang mempersiapkan kontribusinya di beberapa daerah lain seperti Samosir (Sumatera Utara), Gunung Burangrang (Bandung), Gunung Slamet (Semarang), dan beberapa gunung di kota lainnya.

Butet Kartaredjasa, Pendiri Jazz Gunung Indonesia, menyatakan bahwa Jazz Gunung selalu memberikan pengalaman yang berbeda dibandingkan acara musik lainnya.

"Setiap Jazz Gunung selalu menimbulkan rasa penasaran. Bagaimana kegilaan dalam bermain musik jazz secara spontan terjadi, kolaborasi antar musisi. Pendiri acara seperti Mas Sigit, Mas Bintang, dan Dewa Budjana membangun acara ini dengan sensitivitas terhadap nilai-nilai etnik dan budaya tradisional Indonesia. Itulah yang membedakan nuansa Jazz Gunung dengan acara jazz lainnya. Rasa penasaran itu selalu menggoda penonton untuk kembali ke Jazz Gunung," ujar Butet Kartaredjasa dalam acara yang sama.

 

 

Penyanyi Penampil

Konferensi pers Jazz Gunung Bromo 2023 yang diadakan di Institut Français Indonesia (IFI), Jakarta, pada Selasa (13/6/2023).
Konferensi pers Jazz Gunung Bromo 2023 yang diadakan di Institut Français Indonesia (IFI), Jakarta, pada Selasa (13/6/2023).

Beberapa penampil di Jazz Gunung Bromo 2023 telah bersiap-siap, termasuk Ermy Kullit, Mus Mujiono, Atiek CB, dan Margie Segers, yang merupakan sosok legenda berkat karya dan konsistensinya yang terus tampil hingga saat ini. Sementara itu, Ardhito Pramono, Yura Yunita, Deredia, Denny Caknan, Salma Salsabil (Indonesian Idol), Daniel Dyonisius, dan Yong Keys mewakili generasi musisi muda dengan gaya musik yang kuat.

Kolaborasi musik akan dihadirkan oleh Ring of Fire Project dan Blue Fire Project oleh Bintang Indrianto, yang setiap tahun selalu hadir di Jazz Gunung dengan kolaborasi musik yang hanya bisa disaksikan di Jazz Gunung.

Penyelenggara juga memberikan potongan harga tiket untuk pembelian tiket terusan selama 2 hari dan juga untuk pembelian tiket hari pertama. Tiket dapat dibeli melalui jazzgunung.com dengan harga 1 hari untuk kelas Tribune Rp550,000, VIP Rp1,000,000, dan VVIP Rp2,000,000. Sementara itu, tiket untuk 2 hari/terusan di kelas Tribune Rp850,000, VIP Rp1,700,000, dan VVIP Rp3,700,000.

Jazz Gunung juga mendapatkan dukungan penuh dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Menteri Sandiaga S. Uno, yang hadir dalam konferensi pers, menyebut Jazz Gunung sebagai acara pariwisata dan kreatif yang mampu memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) setempat.

"Hal penting lainnya dalam acara ini adalah target penonton sebanyak 5.000 orang, melibatkan 10 grup musik dan musisi, serta melibatkan 115 pelaku UMKM lokal di Bromo. Hal ini sejalan dengan program Bangga Berwisata di Indonesia, yang bertujuan untuk menggerakkan 1,4 miliar wisatawan domestik dan mendorong pertumbuhan UMKM yang dapat menciptakan lapangan kerja. Jazz Gunung ini berhasil membuktikan bahwa industri pertunjukan tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang pesat," kata Sandiaga dalam konferensi pers.

 

Pembukaan Rumah Batik

Pada tahun ini, Jazz Gunung Bromo juga akan dimeriahkan dengan pembukaan Rumah Batik Afifah, Rumah Dokumentasi Batik Batang dan Pesisiran, penyelenggaraan Pasar Batik, bursa batik nusantara, serta acara "Belajar Batik bersama pak Dudung" dan acara Bincang Batik Rifaiyah dan Pesisiran bersama Dudung Alie Syahbana (Maestro Batik Pekalongan) dan Miftahkhutin (Pembatik Batang Rifaiyah), yang akan dipandu oleh Sigit Pramono (Penggagas Rumah Batik Afifah).

Kehadiran Salma Salsabil sebagai "local champion" Probolinggo dalam acara ini juga membuat Jazz Gunung Bromo ingin memberikan apresiasi kepadanya serta menjadi jembatan bagi warga Jawa Timur, khususnya Probolinggo, untuk datang ke Jazz Gunung, mengenal, dan mengapresiasi musik jazz yang dapat dinikmati oleh semua kalangan. Jazz Gunung Bromo juga mendorong warga Probolinggo untuk terlibat dalam dunia musik seperti Salma.

Antusias yang ditunjukkan oleh para pengisi acara dan penonton menandakan antusiasme yang tinggi untuk Jazz Gunung Bromo. Hal ini terbukti dari terjual habisnya tiket kelas Tribune dan VIP pada hari kedua.

 

BCA Mendukung

Antusiasme yang tinggi dari penikmat musik dan masyarakat lokal juga mendorong BCA untuk terus mendukung acara yang diadakan secara rutin di kawasan Gunung Bromo ini. Hera F. Haryn, Executive Vice President Corporate Communication and Social Responsibility BCA, menjelaskan bahwa BCA selalu mendukung Jazz Gunung Bromo karena memiliki kesamaan nilai dalam melestarikan budaya nasional dan memberdayakan masyarakat.

"BCA memiliki program bakti yang bertujuan untuk melestarikan budaya nasional. Salah satu poin nilai kami adalah kontribusi dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Kami juga ingin mendukung program pemerintah 'Bangga Berwisata' di Indonesia, terutama di masa pandemi ketika pariwisata lokal mengalami penurunan. Kami ingin terus mendukung masyarakat dalam membangkitkan pariwisata lokal. Jazz Gunung memberikan dampak yang dirasakan oleh masyarakat di sekitar Bromo," ungkap Hera dalam konferensi pers.

Jazz Gunung Bromo telah menjadi salah satu National Calendar of Event dari Kemenparekraf. Festival ini terbukti mampu beradaptasi dan memberikan dampak yang signifikan bagi ekosistem, terutama dalam kontribusinya terhadap pariwisata Indonesia dan perekonomian nasional dengan menghidupkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif seperti hotel, restoran, pedagang, penyewaan mobil, dan pelaku industri pariwisata lainnya di kawasan Probolinggo.

Seluruh rangkaian kegiatan Jazz Gunung Bromo 2023 didukung oleh BCA, Kemenparekraf, Jiwa Jawa Resort Bromo, Java Banana, Eiger Adventure, dan Jaringan Prima. Acara juga mendapatkan dukungan dari IFI, AJC, Erasmus Huis, Padepokan Seni Sarana Netra, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Probolinggo, dan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Jazz Gunung Indonesia juga merupakan anggota dari Forum Jazz Indonesia dan Asosiasi Promotor Musik Indonesia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya