6 Potret Slamet Rahardjo hingga Reza Rahadian Tampilkan Naskah Putu Wijaya di Lakon Dag Dig Dug

Slamet Rahardjo sampai membuat enam revisi naskah asli Dag Dig Dug karya Putu Wijaya.

oleh Ratnaning Asih diperbarui 28 Jan 2025, 12:00 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2025, 12:00 WIB
Para pemain lakon Dag Dig Dug yang dipentaskan Teater Populer. (Foto: Dok. Bakti Budaya Djarum Foundation)
Para pemain lakon Dag Dig Dug yang dipentaskan Teater Populer. (Foto: Dok. Bakti Budaya Djarum Foundation)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Jelang penutupan bulan Januari 2025, kelompok Teater Populer kembali pentas setelah cukup lama vakum. Kelompok teater yang didirikan pada 1968 oleh mendiang sutradara legendaris Teguh Karya bersama sejumlah tokoh seni lain ini, menampilkan naskah karya Putu Wijaya, berjudul Dag Dig Dug dalam pementasan pada Sabtu dan Minggu (25-26/1/2025).

Salah satu pendiri teater ini, aktor veteran Slamet Rahardjo Djarot, menangani langsung pementasan ini sebagai sutradara. Dalam pertunjukan yang dipersembahkan oleh Bakti Budaya Djarum Foundation bekerja sama dengan AP Production ini, sejumlah aktor kawakan Tanah Air menunjukkan kemampuan akting mereka.

Ada Slamet Rahardjo, Niniek L. Karim, Reza Rahadian, Donny Damara, Jose Rizal Manua, Kiki Narendra, dan Onkar Sadawira.

“Teater Populer yang telah berdiri sejak 1968 ini merupakan salah satu tonggak penting dalam sejarah seni pertunjukan di Indonesia dan penting untuk kita dukung agar Teater Populer dapat terus berkreasi dalam melestarikan nilai-nilai budaya dan seni yang bermakna bagi masyarakat Indonesia," tutur Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, dalam keterangan tertulisnya.

Menariknya lagi, lakon Dag Dig Dug ini pertama kali dipentaskan oleh Teater Populer pada 1977 dan telah ditampilkan dengan berbagai pendekatan dalam beberapa dekade belakangan.

Renitasari menambahkan, "Pementasan kembali lakon ini oleh Teater Populer sekaligus merayakan kembali karya Putu Wijaya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menggugah pemikiran dan perasaan penonton.”

Sekadar informasi, Slamet Rahardjo dan Niniek L. Karim pernah terlibat pada lakon yang sama dan juga dimainkan oleh Teater Populer pada 1977 di Taman Ismail Marzuki. Kala itu, pementasannya juga disutradarai oleh Slamet Rahardjo, dan keduanya masih berusia 28 tahun. Artinya,mereka kembali di pentas dan lakon yang sama, setelah 48 tahun berselang.

1. Lansia Induk Semang Kos-kosan

Pertunjukan teater Dag Dig Dug yang dipentaskan Teater Populer. (Foto: Dok. Bakti Budaya Djarum Foundation)
Pertunjukan teater Dag Dig Dug yang dipentaskan Teater Populer. (Foto: Dok. Bakti Budaya Djarum Foundation)... Selengkapnya

Dag Dig Dug mengisahkan tentang pasangan lanjut usia yang diperankan Slamet Rahardjo dan Niniek L Karim. Keduanya tak dikaruniai anak, dan mengisi hari dengan mengelola rumah kos-kosan di rumah besar mereka.

Persoalan muncul tatkala muncul telegram yang mengabarkan bahwa salah satu mahasiswa yang pernah indekos dirumah itu, Chaerul Umam yang dikenal baik hati, meninggal dunia karena kecelakaan.

Pasangan lansia ini terpukul, sekaligus berpura-pura mengenal baik mahasiswa itu.

2. Dua Pembawa Berita

Pertunjukan teater Dag Dig Dug yang dipentaskan Teater Populer. (Foto: Dok. Bakti Budaya Djarum Foundation)
Pertunjukan teater Dag Dig Dug yang dipentaskan Teater Populer. (Foto: Dok. Bakti Budaya Djarum Foundation)... Selengkapnya

Suasana mulai rumit ketika muncul dua utusan yang membawa uang santunan, tapi jumlahnya tidak sama dengan yang tertera pada tanda terima. Konflik juga timbul soal penggunaan dana tersebut. 

Kecurigaan, rasa marah,emosi, penderitaan, mencuat antara mereka berdua dan orang di sekelilingnya, termasuk pembantu rumah tangga yang selalu menjadi pihak yang ditindas oleh majikannya, Cokro (Jose Rizal Manua).

3. Enam Revisi Naskah

Pertunjukan teater Dag Dig Dug yang dipentaskan Teater Populer. (Foto: Dok. Bakti Budaya Djarum Foundation)
Pertunjukan teater Dag Dig Dug yang dipentaskan Teater Populer. (Foto: Dok. Bakti Budaya Djarum Foundation)... Selengkapnya

Slamet Rahardjo membuat perubahan-perubahan kecil dari naskah asli, dengan tetap menampilkan roh cerita utamanya. Ia bahkan sampai membuat enam revisi naskah.

"Dialog terkadang tanpa ujung pangkal dan sebagian terasa dituturkan bukan kepada lawan main, melainkan kepada penonton, lebih tepatnya kepada situasi sekarang. Lakon ini sangat relevan dengan situasi mutakhir, bukankah belakangan ini kita sering dibuat deg-degan?” ujar Slamet Rahardjo Djarot.

4. Rumah Slamet Rahardjo Djarot

Pertunjukan teater Dag Dig Dug yang dipentaskan Teater Populer. (Foto: Dok. Bakti Budaya Djarum Foundation)
Pertunjukan teater Dag Dig Dug yang dipentaskan Teater Populer. (Foto: Dok. Bakti Budaya Djarum Foundation)... Selengkapnya

Slamet Rahardjo Djarot kini telah menginjak usia 76 tahun. Namun ia tak ingin angka-angka ini membatas dirinya dalam berteater--yang ia anggap sebagai rumah.

“Bagi saya teater adalah rumah dan pementasan ini membawa saya kembali ke rumah saya,teater. Usia adalah anugerah dan saya tidak ingin usia menjadi kendala, karena sebagai pemain teater, saya menghafal 47 halaman," ujarnya.

5. Penghormatan kepada Teguh Karya

Pertunjukan teater Dag Dig Dug yang dipentaskan Teater Populer. (Foto: Dok. Bakti Budaya Djarum Foundation)
Pertunjukan teater Dag Dig Dug yang dipentaskan Teater Populer. (Foto: Dok. Bakti Budaya Djarum Foundation)... Selengkapnya

Sementara Niniek L Karim punya alasan khusus untuk tampil dalam pementasan ini.

“Saya menerima tantangan akting ini, bukan saja karena naskahnya menarik, tetapi juga penghormatan saya atas Teguh Karya, selaku pendiri Teater Populer. Kalau tidak karena beliau, saya tidak akan menjadi seperti sekarang,” ujar aktris senior yang juga merupakan pengajar di Fakultas Psikologi UI ini.

6. Debut Paquita Widjaja

Pertunjukan teater Dag Dig Dug yang dipentaskan Teater Populer. (Foto: Dok. Bakti Budaya Djarum Foundation)
Pertunjukan teater Dag Dig Dug yang dipentaskan Teater Populer. (Foto: Dok. Bakti Budaya Djarum Foundation)... Selengkapnya

Pementasan ini sekaligus juga debut Paquita Widjaja sebagai produser. Ia adalah salah satu pemain utama dalam drama yang diproduksi Teater Populer pada periode akhir Teguh Karya berkarya, yaitu Perhiasan Gelas yang merupakan sebuah lakon saduran dari Tennesse Williams.

“Keterlibatan saya di pementasan ini semacam tanggung jawab saya agar Teater Populer hidup kembali. Keikutsertaan teman-teman yang bukan dari Teater Populer membuat pertunjukan menjadi lebih meriah dan sangat penting untuk menghidupkan kembali Teater Populer," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya